"Aku janji nggak akan ngelirik laki-laki manapun selain kamu." Harnung dan Keenan sudah berjanji satu sama lain bahwa mereka tidak akan pernah putus apapun alasannya. Keenan bahkan sudah punya rencana untuk menikahi gadis pujaannya itu. Sementara Harnung sendiri juga sangat yakin bahwa Keenan adalah satu-satunya laki-laki yang ia cintai. Namun ternyata Harnung salah. Usai kepergian Keenan ke Beijing, ia justru diusik habis-habisan oleh Sean, kakak tingkatnya yang terkenal posesif. Sekuat tenaga Harnung menghindari laki-laki itu, pada akhirnya ia juga jatuh pada pesonanya. Harnung dan Sean akhirnya menjalin hubungan terlarang tanpa diketahui oleh Keenan. Akankah Keenan mengetahui hubungan terlarang antara Harnung dan Sean? Apa yang akan terjadi pada Harnung, diputuskan Keenan atau dilepaskan Sean?
Januar Keenan Morry, laki-laki dengan tinggi menjulang itu melayangkan senyuman usai melihat sosok pujaan hatinya yang tengah melambaikan tangan di depan sana. Seperti hubungan sepasang kekasih pada umumnya, Keenan dan Harnung yang kebetulan satu kampus tetapi beda jurusan tidak pernah melewatkan jam makan siang bersama. Anggap saja mereka beruntung karena tidak pernah memiliki jadwal tabrakan di siang hari.
"Besok-besok kita makan siang di kantin fakultas kamu aja, ya?" Harnung tidak tega melihat keringat Keenan mengucur membasahi rambut hingga ke pakaian laki-laki itu. Ia lantas mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya dan mengusapkannya pada dahi Keenan, membuat senyuman laki-laki itu semakin lebar. "Apa senyam-senyum? Kamu tuh ya, udah berapa kali aku bilangin jangan terlalu spesialin aku, nanti aku kebiasaan manja terus! Aku kan juga pengen makan di kantin fakultas kamu. Katanya, baksonya enak!"
Keenan terkekeh pelan. Ia menyambar tangan Harnung yang bebas dan menyelipkan jemarinya di antara jemari mungil gadis itu. Diperlakukan tiba-tiba seperti itu, Harnung yang tadinya ingin marah-marah karena khawatir seketika kembali jinak. Ia memukul pelan dada Keenan, tidak sungguh-sungguh.
"Fakultas kita kan nggak dekat. Aku nggak tega kamu yang kecapekan kalau harus jalan ke tempatku," ujar Keenan menarik tangan Harnung memasuki area kantin.
Kantin FMIPA merupakan tempat yang lumayan ramai. Beberapa mahasiswa pasti sudah kembali ke kelas ataupun laboratorium, sementara sisanya tengah menghabiskan makan siang dengan khidmat. Meskipun sudah sering melihat pemandangan seperti ini, Keenan masih tetap takjub melihat betapa rajinnya mahasiswa FMIPA. Kebanyakan dari mereka bahkan makan sembari membaca ensiklopedia. Hebat.
Keenan dan Harnung memilih duduk di pojokan dekat jendela. Dari tempat duduk ini, Keenan bisa memperhatikan mahasiwa yang seliweran dengan buku tebal di tangan. Ada yang membaca sambil berjalan tanpa menabrak apalagi terjatuh. Lagi dan lagi, Keenan takjub dengan pemandangan itu.
"Sayang!"
Keenan terperanjat. Ia mengerjapkan mata menatap Harnung yang sudah siap memukulnya dengan sendok. Pacarnya itu memang galak, tapi anehnya Keenan tambah suka kalau Harnung mode galak. Menggemaskan sekali.
"Hm?"
Senyuman Keenan membuat Harnung bergidik ngeri. "Kamu ngapain sih dari tadi senyam-senyum terus? Kesambet arwah dosen?"
"Gimana nggak senyum terus kalau lagi berhadapan sama kebahagiaan."
Keenan mengaduh kesakitan usai Harnung benar-benar memukul kepalanya dengan bagian belakang sendok.
"Gombal banget! Buruan deh ini makan apa. Kamu mau telat masuk kelas lagi?"
Sembari mengusap kepalanya yang-mungkin-benjol, Keenan mulai membaca menu makanan dan minuman satu per satu. Padahal ia sudah sering makan di kantin FMIPA, tapi tetap saja rutinitas membaca menu diperlukan. Bukan hanya formalitas, tetapi bagi Keenan membaca buku menu membuat gairah makannya meningkat.
"Aku pesan nasi kebuli sama es teh."
Dan pada akhirnya pesanannya tidak berubah. Dasar Keenan.
Harnung mencatat pesanan Keenan di atas secarik kertas, sebelum pamit untuk memesankan makanan. Beberapa menit setelahnya gadis itu kembali membawa satu nampan penuh berisi dua piring nasi kebuli dan dua gelas besar es teh. Keenan refleks menangkap nampan di tangan Harnung saat melihat gadis itu terhuyung keberatan.
Harnung kembali duduk tanpa mempermasalahkan tatapan protes yang dilayangkan oleh Keenan. "Terima kasih, Sayangku."
"Lain kali panggil dong, Sayang," keluh Keenan. "Nanti kalau beneran jatuh, gimana?"
Harnung meringis garing, sama sekali tidak merasa bersalah. "Kan ada kamu, tinggal ditangkap dong kalau mau jatuh."
"Ya masalahnya kalau beneran jatuh terus mecahin piring dan gelas, kamu juga yang ganti rugi. Gimana sih ...."
"Ish, pokoknya tinggal ditangkap aja apa susahnya sih? Lagian aku juga nggak gendut."
"Kalau aku nggak ada? Siapa yang mau nangkap kamu?"
Senyuman Harnung seketika luntur. "Apa maksudnya?"
Keenan sadar bahwa ia secara tidak sengaja telah menyinggung Harnung. Kekasihnya itu memang gampang sensitif dengan kata-kata seputar perpisahan atau sejenisnya. "Udah buruan dimakan, keburu dingin. Aku habis ini juga ada kelas."
Setelah itu, keduanya makan dengan tenang. Tidak ada pembicaraan ringan atau berat di antara keduanya seperti yang biasa mereka lakukan. Hari ini cukup berbeda dari sebelum-sebelumnya. Keenan sadar betul itu semua karena mulutnya yang suka berbicara tanpa berpikir. Diam-diam ia merutuki diri, sekaligus khawatir.
Keenan mencoba menelan gumpalan-gumpalan nasi kebuli dalam mulutnya dengan gestur tenang, padahal dalam hati ia merasa gelisah. Baru spoiler saja, sikap Harnung sudah menunjukkan penolakan. Bagaimana jika Keenan mengatakan yang sesungguhnya nanti?
Begitu juga Harnung. Ia makan dalam diam, tidak banyak berbicara seperti biasanya. Gadis pemikir sepertinya seketika langsung overthinking dengan ucapan-mungkin saja gurauan-yang dilontarkan oleh Keenan tadi.
Harnung dan Keenan sudah menjadi teman sekelas semenjak mereka kelas 7 SMP. Pada saat itulah Keenan jatuh cinta dengan Harnung, si gadis heboh penggila idola K-Pop. Di saat banyak orang tidak menyukai Harnung karena merasa gadis itu terlalu berlebihan-atau fanatik dengan idola K-Pop, Keenan justru sebaliknya. Menurut Keenan, Harnung unik. Selain itu, Harnung sangat friendly.
Harnung adalah satu-satunya gadis yang tidak takut berbicara dengannya. Di saat orang lain memberikan cap nerd dan cold kepada Keenan yang saat itu tidak punya ketertarikan lain selain belajar, Harnung justru datang dan menyodorkan tangan kanan, mengajaknya berkenalan sekaligus memintanya bergabung dalam kelompok yang sama.
Di mata Keenan, Harnung itu cantik. Sangat cantik, malah. Kecantikan Harnung di mata orang-orang tertutupi dengan sikap heboh dan berlebihannya terhadap idola K-Pop. Namun bagi Keenan, Harnung tetaplah spesial.
Tanggal jadian mereka berada di hari ulang tahun gadis itu. Saat semua orang berbondong-bondong memberikan ucapan selamat dan kado kecil-kecilan, Keenan justru memberikan kado yang paling tak terlupakan dalam hidup Harnung. Bunga, album, dan surat cinta. Baru Keenan sadari bahwa ternyata Harnung juga punya perasaan yang sama dengannya.
Tak terasa hubungan mereka sudah berjalan selama delapan tahun. Tidak pernah ada kata putus di antara keduanya. Keenan terlalu dibutakan oleh Harnung. Hanya Harnung satu-satunya kelemahan Keenan sehingga ia tidak pernah punya niat untuk berpaling ke lain hati, entah seberapa cantik dan seksinya godaan lain itu.
Pun Harnung. Tidak ada selain Keenan yang memberikan cinta begitu besar untuknya. Laki-laki itu selalu memperlakukannya dengan lembut, bak tuan putri istana yang harus dijaga dengan sangat hati-hati. Keenan juga tidak pernah marah kepadanya, mentok hanya menegur. Hal itu membuat hati Harnung benar-benar lengket pada Keenan. Ia-sangat-yakin bahwa Keenan adalah jodohnya. Keyakinan itu sudah muncul beberapa tahun yang lalu, ketika ia mengenalkan Keenan pada keluarganya.
Sudah saling mencintai, direstui oleh keluarga, tidak pernah break apalagi putus.
Kurang yakin apalagi Harnung bahwa Januar Keenan Moory adalah jodohnya?
Bab 1 Januar Keenan Morry
29/05/2022
Bab 2 Harnung Putri Semilir
05/06/2022