/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
“Presdir Chen, rapat hari sudah selesai. Ada yang kamu ingin lakukan lagi?”
Sebuah pertanyaan terlontar lagi bibir Zheng Jing Lin yang baru saja selesai menutup ipad di tangannya. Gadis dengan usia terpaut beberapa tahun di bawah Chen Qianqian tampak menatap penuh ke arah bos wanitanya.
Chen Qianqian adalah seorang wanita berdarah dingin nan kejam. Ia memimpin perusahaan sang ayah yang selama ini menjadi objek perebutan harta warisan ayah tirinya. Entah bagaimana bisa sang ibu memilih suami seperti itu, tetapi dirinya nyaris tidak mempercayai.
“Tidak. Kamu bisa kembali, Jing Lin,” jawab Qianqian menggeleng singkat menerima ipad milik sekretarisnya.
Mendengar hal tersebut, Jing Lin pun langsung melebarkan kedua matanya antusias. Sebab, ia jarang sekali mendapatkan liburan dari sang bos, sampai kali ini benar-benar memberikan kesempatan dirinya untuk menikmati hidup setelah bekerja keras selama beberapa tahun.
“Xie xie, Presdir Chen!” ucap Jing Lin membungkuk singkat dengan begitu bersemangat. “Jadwal minggu ini telah aku siapkan, kalau ada perubahan aku akan langsung menghubungimu.”
Qianqian mengangguk singkat.
Setelah itu, Jing Lin pun bergegas meninggalkan ruangan bosnya sebelum berubah pikiran. Jelas saja suasana hati Qianqian begitu mempengaruhi lingkungan sekitar. Sebab, wanita itu memiliki tingkat emosional cukup tinggi sehingga mudah tersinggung dan marah jika ada sesuatu mengganggu hatinya.
Kini seorang wanita genap berusia kepala tiga itu tampak memutar kursi kerjanya menghadap tepat ke arah tiga jendela besar yang memperlihatkan gedung pencakar langit. Qianqian mengembuskan napas panjang sambil melakukan spinning pen di tangan kanannya.
Sesaat tatapan Qianqian mengarah kosong dengan kepala lurus seakan tengah memperhatikan sesuatu, meskipun pada kenyataannya pikiran wanita itu tengah mengarah pada sesuatu.
Benda pipih yang berada di atas meja kerja itu terdengar berdering pelan membuat Qianqian memutar kursinya seperti semula, kemudian mengambil ponselnya memperlihatkan panggilan dari seseorang.
Chen Qianqian tersenyum kecut, lalu mulai menempelkan benda pipih tersebut di telinga kanannya. Ia bangkit dari tempat duduk sambil meraih tas bahu miliknya yang berwarna hitam senada dengan setelan pakaian hari ini. Begitu mewah dengan campuran elegan disetiap pernak-pernik melekat di tubuhnya.
“Hello, Mom! What’s going on?” sapa Qianqian.
“Aiya, Qianqian, Mama dengar kamu hari ini selesai kerja lebih cepat,” ucap seorang wanita paruh baya terdengar seakan mengharapkan sesuatu.
“Shi, zhen me la?” tanya Qianqian tanpa sadar mengernyitkan keningnya bingung menyadari sang ibu terdengar mengharapkan sesuatu.
Untung saja ketika Qianqian menaiki elevator, tidak ada satu karyawan pun yang masuk membuat wanita itu dapat dengan mudah turun tanpa memberhentikan diri sama sekali. Sekaligus memberikan kebebasan pada dirinya untuk tetap bersikap manis pada sang ibu.
“Qianqian, Mama sudah menjanjikan kamu untuk pergi kencan buta. Kamu mau, ‘kan?”
“Aah!!?” Qianqian terbelalak terkejut mendengar sang ibu yang begitu menyebalkan. “Ma, bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan masalah ini lagi?”
Sejenak Qianqian ingin sekali protes dengan sang ibu yang selalu ikut mencampuri urusan asmara dirinya sampai menjanjikan banyak kencan buta. Kali ini dirinya tidak bisa melarikan diri dengan alasan pekerjaan, sebab wanita paruh baya itu akan sangat menyebalkan.
/0/7113/coverorgin.jpg?v=c33b0f5fd43cfe98097da6b6cebf6198&imageMogr2/format/webp)
/0/13045/coverorgin.jpg?v=54889b55ef09bc4fb2f5e56cab69c14d&imageMogr2/format/webp)
/0/3719/coverorgin.jpg?v=658e612e83569f1166a3808a0631c493&imageMogr2/format/webp)
/0/16087/coverorgin.jpg?v=f425e603ef7efb0b818e541223c50205&imageMogr2/format/webp)
/0/5652/coverorgin.jpg?v=20250121171720&imageMogr2/format/webp)
/0/2363/coverorgin.jpg?v=8445b9eabc85f34a17c5fee131e39afc&imageMogr2/format/webp)
/0/14042/coverorgin.jpg?v=20250123145744&imageMogr2/format/webp)
/0/6013/coverorgin.jpg?v=b0ee2f07c39ee854659e7e488aa4fcb0&imageMogr2/format/webp)
/0/2461/coverorgin.jpg?v=683a12710704c0b740349e37f56726c5&imageMogr2/format/webp)
/0/3985/coverorgin.jpg?v=266618c9059c3178d5f9ead60dba40fd&imageMogr2/format/webp)
/0/12560/coverorgin.jpg?v=9c36f962e60bf6857902d5f5e76eebf0&imageMogr2/format/webp)
/0/16143/coverorgin.jpg?v=c5bfd7b352b9b2d19c195a898e08f533&imageMogr2/format/webp)
/0/11021/coverorgin.jpg?v=20250122183044&imageMogr2/format/webp)
/0/13500/coverorgin.jpg?v=20250123145320&imageMogr2/format/webp)
/0/22648/coverorgin.jpg?v=20251110165435&imageMogr2/format/webp)
/0/18664/coverorgin.jpg?v=327f1070479f3e709a32c952a4cf3f13&imageMogr2/format/webp)
/0/5306/coverorgin.jpg?v=012ca8746a9e37da3052943e031feac2&imageMogr2/format/webp)
/0/2915/coverorgin.jpg?v=20d0d59048f4e4eeb5abe54d984c4b9c&imageMogr2/format/webp)
/0/13416/coverorgin.jpg?v=eea3ea4e82fb028f2b9e4656fc67c77f&imageMogr2/format/webp)
/0/2405/coverorgin.jpg?v=5044edabc23d39b6a5820498c64edb91&imageMogr2/format/webp)