Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mars & Venus Fall In Love

Mars & Venus Fall In Love

Ucing Ucay

5.0
Komentar
386
Penayangan
97
Bab

Blurb Elga Alessia Haidee, 20 tahun, gadis cantik dan pintar yang sedang menempuh pendidikan dokter semester dua ini bernasib sial karena harus terjebak dengan Zyan seniornya di kampus. Berawal dari insiden ciuman pertama hingga akhirnya dipertemukan dalam satu tempat tinggal, membuat Elga semakin dekat dengan sang senior sekaligus pentolan di kampusnya. Evano Zyan Sebastian, 24 tahun, sosok sempurna yang mendambakan kedamaian dan ketenangan, bertemu Elga yang merubah keseluruhan warna dalam hidupnya. Rasa saling melengkapi perlahan tumbuh diantara mereka berdua, merubah benci jadi cinta. Hingga saat Elga mantap menerima lamaran Zyan, satu fakta masa lalu milik pria itu terungkap. Zyan telah memiliki seorang putri. Mampukah Elga mempertahankan hubungannya dengan Zyan meski rintangan terus datang? Penolakan demi penolakan yang diterima, ruang kelam yang dimiliki keduanya, akankah mempersatukan mereka ke pelaminan pada akhirnya?

Bab 1 Keinginan Orang Tua

"Pesta?"

Seorang gadis dengan lembut dan manja mengulangi kata yang ia dengar. Berita yang menjadi awal dari segala penolakan yang akan ia berikan.

"Are you seriously, Mom?" tegasnya, memastikan, "Ini ide Mommy?"

Mata gadis itu telah melebar sejak tadi, kaget bukan main. Ia bahkan sampai menutup mulut menggunakan dua tangan, menahan keterkejutannya.

Sementara yang ditanya hanya memberi anggukan singkat, masih sibuk dengan ponsel yang dimainkan, merespon santai.

"Karena itu, bersiaplah. Berdandan sebaik mungkin karena banyak kolega Mommy dan Papimu yang akan datang."

"Dan, satu lagi," Amara menatap lekat, ada binar bahagia yang tak dapat ia jelaskan dari sorot matanya. "Ada anak dari sahabat Papi yang akan dikenalkan padamu. Dia juga sama-sama menempuh pendidikan dokter. Setelah saling mengenal satu sama lain, kalian mungkin cocok."

"Mom!" Berusaha saling kontak mata ketika bicara, gadis itu terus memanggil dengan keras dan mulai menuntut penjelasan, "Apa-apaan ini?"

"Kenapa, sih, El?" pusing mendapatkan rentetan pertanyaan, sang Ibu mulai menanggapi dengan serius.

"Bukankah tanggapanmu ini harusnya senang? Mengapa justru sebaliknya?"

Perdebatan masih berlangsung, Elga sosok berwajah cantik meski nampak ketus hari ini mencoba membantah segala hal yang ia dengar.

"Harusnya aku yang bertanya. Mengapa tidak ada yang berusaha untuk memberitahuku soal pesta perayaan ini?" ujar gadis itu, tak terima. "Aku baru tahu setelah sampai di rumah."

Helaan napas juga ikut terdengar, "Bukankah kalian harusnya meminta persetujuanku lebih dulu? Baru menyepakatinya."

"Ini hanya sebuah pesta perayaan kecil, El. Kamu menanggapinya seolah akan timbul masalah besar!" protes Amara, alisnya bertaut jengah.

Mommy dari gadis yang tak menyukai ide adanya perayaan yang dibuatkan untuknya itu mencoba memberi jawaban, tidak, lebih tepatnya simpulan.

"Apa yang dikatakan oleh Mommymu itu benar, Elga." Suara dari arah belakang Elga, menimpali. "Toh, yang kami diberikan ini untukmu."

Pria paruh baya, berkacamata, rahang tegas dan beralis tebal itu duduk di sebelah sang istri. "Kamu membuat keributan di pagi hari hanya karena berita kecil seperti ini. Yang padahal sebenarnya berita bagus."

Masih tak sepakat, bukan hanya Mommy Elga, Papinya juga memiliki pendapat yang sama tentang pesta yang akan mereka laksanakan.

"Buatku ini bukan hanya sekadar berita kecil. Aku tidak mau jadi olok-olokan karena pesta ini, Papi!" bantah Elga, mengutarakan tentang kegelisahan yang dimiliki.

Kerinyitan di dahi Satya menegaskan tentang kebingungannya mengenai pola pikir dari sang putri. "Apa maksudmu dengan jadi olok-olokan, El?"

Sebelum memberi jawaban, Elga menghela nafas panjang terlebih dahulu. "Itu karena-" kalimatnya menggantung, berusaha memikirkan cara menyampaikan alasannya.

Belum selesai Elga memberi tanggapannya, Satya lebih dulu menimpali. "Kami sangat bangga tentang berita kelulusanmu."

"Putri dari Satya, keturunan keluarga Heidee berhasil menduduki predikat terbaik dan masuk ke Universitas ternama Kedokteran di Negeri ini."

Pria itu memajukan tubuhnya, sedikit mengangkat dagu. "Jika kamu yang berada di posisi kami, maka juga pasti akan memutuskan hal yang sama. Kamu -"

"Aku tidak akan melakukannya," koreksi Elga, memberi sanggahan dengan berani. "Caraku berpikir dengan Papi dua hal yang berbeda!"

Keengganan Elga dianggap sepemikiran dengan Satya bukan tanpa alasan. Sebenarnya, ini karena ia sudah merasa begitu muak. Ia muak dengan sandiwara yang mereka mainkan. Saling bangga, saling bahagia.

Satya dan Amara selalu membuatnya terpojok melakukan apa yang tidak ia inginkan. Mengalah, mengorbankan segala mimpi yang ia punya, demi mewujudkan apa yang sebetulnya tidak ia harapkan.

"Aku memang bahagia dan bangga terhadap kabar baik ini, sebuah pencapaian besar yang bisa aku persembahkan kepada kalian berdua!"

Elga berhenti sejenak, menarik napas, "Tapi, bukan berarti aku akan mengatakannya kepada semua orang," tegas gadis berkulit putih itu.

Ia mengusap wajahnya, kasar. Memikirkan bagaimana orang lain akan bergunjing tentangnya membuat isi kepala Elga seperti hendak meledak.

"Apa yang akan mereka katakan, tentangku?"

"Aku sebetulnya tidak sehebat itu, dan masih ada banyak orang yang menurutku jauh lebih pantas untuk dibanggakan. Kenapa aku harus membuat kehebohan ini?"

Mengundang seluruh angkatan dan mengumumkan pencapaian yang tak seberapa hanya akan mendatangkan gunjingan.

Terlebih lagi, Elga tahu benar bagaimana kenalan dari kedua orang tuanya.

"Apa Mommy dan Papi lupa, yang terjadi dengan Bang Rakha setelah pesta perayaan wisudanya?!"

"Karena mengalami cemooh dari para tamu dan orang-orang yang katanya teman kalian, dia berakhir menyedihkan seperti ini!"

Mata kedua orang tua Elga itu terbuka lebar kala nama Rakha dibawa-bawa pada pembicaraan kali ini.

Baik Satya maupun Amara tidak menyangka bahwa putri mereka akan menyinggung kejadian masa lalu itu, tanpa ragu.

Amara lebih dulu memberikan tanggapannya dengan keringat di dahi, "Berhenti membahas apa yang terjadi di keluarga ini, apalagi yang berkaitan dengan kakakmu, Elga!"

"Kenapa, Mom?" selidik, lebih tepatnya tantang Elga, tersenyum smirk. "Kenapa Mommy selalu keberatan tiap kali aku mengungkit perihal Abang?"

"Elga!" Satya membentak buah hatinya itu, "Jangan kurang ajar pada orang tuamu!"

Bibir Elga langsung terkunci rapat. Mau bagaimanapun, ia tetap takut bila Satya memarahinya.

Menghormati kepala keluarga adalah ajaran yang tak boleh sampai ia langgar. Papinya, Satya, tetap memegang hak penuh terhadap dirinya.

"Jujur saja, padaku. Kalian berdua sengaja untuk membuat pesta ini untuk pamer kepada kolega kalian, 'kan, Pi Mom?"

"Elga!" gertak Satya, "Apa maksud dari perkataanmu?"

"Mau sampai kapan aku harus terus memenuhi ekspektasi kalian?!" hardik gadis itu, frustasi.

"Mau sampai kapan, katakan padaku? Aku harus melakukan apa lagi hingga kalian bisa puas?!" seloroh perempuan yang nampak begitu malang itu, melirihkan kalimatnya pilu.

Elga memutus kontak mata, memandang sudut lain. Berusaha menyembunyikan kesedihan apa yang terpancar dari dalam hatinya.

Gadis itu menghapus jejak air mata yang tertinggal di pipi. "Apa yang aku katakan ini benar. Kalian mungkin sangat terkejut mendengarnya, tapi aku tidak bisa menutupinya lagi!"

"Untuk memenuhi keinginannya kalian yang tidak bisa diwujudkan Bang Rakha, akulah yang harus menjalankan pendidikan dokter dan mengemban beban besar ini!"

Pernyataan Elga membuat sepasang suami istri itu tertegun, diam dalam lamunan panjang.

"Apakah kalian tidak tahu, dan tidak tertarik bertanya tentang apa yang aku inginkan?"

"Mimpi yang sebenarnya kumiliki bukanlah menjadi seorang dokter!"

Masih Elga yang terus bicara, mengutarakan isi hatinya. Ia menguatkan diri untuk akhirnya bisa jujur pada Satya dan Amara.

Orang tua cenderung menjadikan anak-anak sebagai aset dari pencapaian apa yang mereka inginkan di masa depan. Sesuatu yang ironi, namun banyak beredar di zaman ini.

"Ada banyak yang harus aku korbankan demi kalian. Demi memenuhi apa yang kalian harapkan. Karena itu-" Elga tercekat, tenggorokannya terasa kering kerontang, "Karena itu cobalah mengerti aku sekali saja."

"Jangan buat aku terus menyesali keputusan karena berpihak pada kalian! Berhenti mengambil pilihan yang tidak mengikutsertakan aku di dalamnya!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ucing Ucay

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Mars & Venus Fall In Love
1

Bab 1 Keinginan Orang Tua

09/07/2023

2

Bab 2 First Kiss

09/07/2023

3

Bab 3 Tempat Tinggal Baru

09/07/2023

4

Bab 4 Evano Zyan Sebastian

10/07/2023

5

Bab 5 Kepergok Bercinta

10/07/2023

6

Bab 6 Perpustakaan Dan Insiden Kecil

10/07/2023

7

Bab 7 Satu Langkah Lebih Dekat

13/07/2023

8

Bab 8 Dilarang Masuk Kelas

13/07/2023

9

Bab 9 Ancaman Helen

13/07/2023

10

Bab 10 Bekal Tanda Pertemanan

14/07/2023

11

Bab 11 Penolakan Terkejam

15/07/2023

12

Bab 12 Zyan Menyesal

15/07/2023

13

Bab 13 Mendapatkan Hukuman

15/07/2023

14

Bab 14 Apa Susahnya Minta Maaf

17/07/2023

15

Bab 15 Diajak Masuk

17/07/2023

16

Bab 16 The First Love

17/07/2023

17

Bab 17 Thanks EL

22/07/2023

18

Bab 18 Rencana Jahat Helen

23/07/2023

19

Bab 19 Mendadak Difitnah

24/07/2023

20

Bab 20 Gosip Terhangat

24/07/2023

21

Bab 21 Siapa Dalangnya

24/07/2023

22

Bab 22 Diancam Keluar

24/07/2023

23

Bab 23 Bingkisan Kejutan

24/07/2023

24

Bab 24 Tiga Permintaan

27/07/2023

25

Bab 25 Selalu Tepat Waktu!

27/07/2023

26

Bab 26 Terluka Karena Elga

02/08/2023

27

Bab 27 Undangan Pesta

02/08/2023

28

Bab 28 Permintaan Kedua

02/08/2023

29

Bab 29 Dipuji Zyan

02/08/2023

30

Bab 30 Hubungan Istimewa

02/08/2023

31

Bab 31 Tidak Berpacaran

04/08/2023

32

Bab 32 Insiden di Pesta

04/08/2023

33

Bab 33 Penyesalan Elga

09/08/2023

34

Bab 34 Putranya Presdir Andrian

09/08/2023

35

Bab 35 Dapat Restu

09/08/2023

36

Bab 36 Penderitaan yang Disembunyikan

20/08/2023

37

Bab 37 Seruan Panik

20/08/2023

38

Bab 38 Takut Gagal

20/08/2023

39

Bab 39 Rumor Yang Tersebar

20/08/2023

40

Bab 40 Kebenaran Yang Menyakitkan

20/08/2023