Mars & Venus Fall In Love
sebelah kamar kost miliknya. Masih belum terbuka, sep
s menyapa dengan kebiasaa
ya,
u dia di tempat ini," tutur pria itu, berbicara serius seolah
berapa hari yang lalu ia berhasil berang
pergi ke kampus tiap hari
apa rata-rata penghuni di sana jarang bertemu
waban sungguh-sungguh, sikapnya memperlihatkan b
a alasan kenapa juarang banget bisa se
seksama, ia melebarkan te
t ini cuma ruang singgah buatnya. Ibarat, apa, y
atu sampe dua minggu, memilih tinggal di ruma
ga beroh ria. Akhirnya, ia tahu
ena cenderung jadi tempat singgah, Zyan lebih suka pokus terha
nya pada Elga, "Lo kenapa tertarik ba
ter
a? Kalian berdua memang sal
ngapa ia sangat ingin bertemu Zyan, sa
ahaman yang terjadi antara diri
Elga tertangkap basah, terlihat sedang melakukan sesuatu yang tak wa
laskan, tapi sayangny
an Kak Zyan juga enggak saling kenal,
as." Mengakhiri topik pembicaraan, Elga
*
enjadi satu yang begitu motivasinya, membantunya menjalani hidup sebagai or
k. Tapi aneh, semesta kayanya enggak setuju dengan
dengan berat hati. Hari ini, moodnya begitu buruk. Entah apa
Zyan, ya?!" pekik seorang siswi di kelas,
anya? Cerit
terganggu. Apalagi, disinggung nama Zyan yang teman-tema
ampus?" celetuk gadis bermake up tebal, "
tu, lho. Bau mobilnya aja
kalau Elga sedang meliriknya diam-di
irik ke arah Elga, sinis sekali. Sak
ket sama dia." Sisil berujar sombong, "Gue adalah satu yang beru
tak suka bila Kak Zyan harus berbagi kenangan dengan or
nah terjebak dalam insiden yang tak hanya
h pernah ciuman sama Kak Zyan, ya? Kejan
hkan mengenai Zyan dan Helen, Elga m
*
nyak membaca. Tak ada waktu bersantai y
ak buku dengan pandangan serius, tenggelam diantara eufo
aca. Sayangnya, buku itu berlokasi di tempat yang Elga benci.
ng meletakkanny
a enggak ada yang min
lga tetap berusaha sebaik mungkin agar buku yang i
uannya melakukan semua hal ini ditarik paksa. Yang menimbulkan insi
ast
a secara bersamaan. Namun satu kala Elga memekik pasrah, seseora
jadi seca
ak ada satupun buku mengenai kepalanya. Saat ia membuka mat
yang dibuat maskulin, menamb
, menghardik kebodohan Elga. Matanya
pembelaan, pria itu tetap
E
yang luka? Lo
ali bahwa apa yang ia dengar dari orang yang
nyain kon
ntes dapet pertanyaan itu?" balas pria itu,
erbiasa pada momen seperti ini, dimana dirinya bisa be
ana aja
n menandakan kebin
ana aja? Kenapa ba