Crazy In Love  (Katharine)

Crazy In Love (Katharine)

Butet Napite

5.0
Komentar
1.2K
Penayangan
38
Bab

"Menikahlah denganku! Aku berjanji akan membahagiakan mu." Ucapan pria itu seperti sebuah granat di gendang telinganya, Katharine dengan berat hati mengiyakan lamarannya. Demi putra semata wayangnya sebagai sosok ayah pengganti, setelah Alex Wolff, suaminya meninggal di medan tempur. Ambulance militer mengantar jasad Alex Wolff ke rumahnya. Katharine sangat terpukul harus menjadi single parents di usia muda. Di prosesi pemakaman suaminya, dia bertemu dengan Warren Cook. Pria yang mengaku sebagai sahabat akrab suaminya. Dengan penutup di sebelah matanya, tampak menyeramkan. Katharine bertanya-tanya siapa pria yang mengaku sahabat suaminya? "Apakah Warren Cook benar sahabat suaminya? Dan menikah dengan pria itu?" "Apa yang dia incar dari Katharine?"

Bab 1 Menjadi Single Parents

Selamat, bayi Nyonya Katharine Wolff berjenis kelamin laki-laki."

Katharine membungkam, memutar ke dua bola matanya menjauh dari sosok bayi mungil dengan tangisan melengking. Seakan menunjukkan kehadirannya adalah kebahagiaan.

"Mungkin setelah ini kebahagiaannya akan berubah memilukan."

"Benar, aku juga tidak tega harus mengatakan ini padanya. Nyonya Katharine sangat menginginkan Tuan Alex Wolff menemaninya bersalin. Dan pria itu telah menghembuskan nafas terakhirnya dua jam lalu."

"Berikan dia padaku."

Katharine mengulurkan tangan kepada dua orang pria yang membantunya di meja operasi bersalin- tengah berbisik-bisik.

Berusaha mencuaikan. Tatapannya fokus dengan wajah mungil di pelukannya.

"Berikan nama Keanu Wolff padanya."

Kemudian kedua tangan pucat itu mengembalikan bayinya kepada perawat yang berdiri di sampingnya.

Sejenak menghela nafas panjang dan berusaha tegar menghadapi putaran jam siap memberikan kenyataan pahit setelah kebahagiaan ini.

Sejam sebelum di eksekusi di meja operasi bersalin. Tanpa sengaja mendengar berita naas berasal dari televisi di ruangan bersalin rumah sakit militer.

"Salah seorang pasukan Batalyon Intai ABatalyon mfibi (Yon Taifib) atas nama Alex Wolff baru saja menghembuskan nafas terakhirnya di salah satu rumah sakit military diperbatasan Ukraina. Dan beberapa orang diantaranya masih dirawat di rumah sakit military."

"Ahhkk!? Suamiku, Alex...?!"

Setelah itu tidak ada suara yang terdengar seiring gendang telinganya tidak lagi bisa merespon suara.

Kedua bola matanya terbuka ketika ranjang rumah sakit tempatnya berbaring telah berpindah ke dalam ruangan operasi.

Begitu anastesi bekerja untuk melumpuhkan sebagian tubuhnya, pandangannya mengabur dengan genangan air mata.

Tidak ada yang tahu rapuhnya wanita muda itu saat ini.

Saat dia berjuang memberikan kehidupan baru pada dunia, di waktu yang sama di negara lain; Alex Wolff berjuang menahan nafas kian menipis.

"Dia telah pergi," desisnya pelan seperti sebuah bisikan.

"Iya, aku tahu mulai detik tadi, dia akan dikenang sebagai pahlawan medan tempur."

Bibirnya tersenyum kecut, membayangkan bagaimana dia harus menjadi single parents.

"Aku... tidak sekuat yang dilihat," bisiknya bergetar dengan genangan airmata bercucuran dari sudut matanya.

Rahimnya berhasil memberikan satu kehidupan baru, buah cintanya dengan Alex Wolff; yang dia namai Keanu Wolff. Disisi lain hatinya teriris kehilangan ayah bayinya.

"Oksigenn...!! Nyonya Katharine pingsan!!" Terdengar suara panik dalam kamar VIP, tempat Katharine menjalani pemulihan.

Katharine tidak mampu menggerakkan kepalanya untuk mencerna setiap kata samar menerobos gendang telinganya.

"Larikan ke ruang ICU!!"

Katharine menggerakkan bola matanya berlahan, mengikuti setiap tubuh setengah berlari menarik ranjangnya melewati lorong gelap.

"Kemana mereka membawaku?" tanyanya datar tanpa penekanan nada.

"Nyonya Katharine Wolff sudah sadar kembali!!" Terdengar suara wanita lantang, seiring hentakan keras di tubuhnya berlahan meredup.

"Kembalikan ke ruangannya! Panggil dokter segera!!"

"Nyonya Katharine...!?"

Perawat berusaha mengajaknya untuk berbincang.

Namun Katharine tidak tertarik untuk menyahutinya. Dia memejamkan mata dan menikmati irisan kepahitan setelah anastesi yang melumpuhkan separuh tubuhnya perlahan menghilang.

"Shit... aku merindukannya," gumamnya perih.

Lebih sakit dari anastesi setelah benar-benar meninggalkan raganya.

Pria yang telah menemaninya dua tahun terakhir akan kembali, setelah delapan bulan berangkat dengan Batalyon Intai Amfibi; pulang dengan tubuh terbujur kaku.

"Kapan jasadnya sampai kemari?" tanyanya memberikan kasih sayangnya kepada Keanu, sejenak tertidur di dekapannya; disusul bunyi gertakan keras dari gerahamnya.

Selang penghubung dari tabung berisi Whole Blood masih menancap di nadi tangannya.

"Siang nanti, Nyonya. Masih menunggu jenazah Tuan Alex Wolff di bandara, Nyonya."

"Urus kepulangan saya dari rumah sakit ini." Katharine menyerahkan Keanu kembali kepada perawat yang membawanya masuk ke ruangan dimana dia dirawat.

"Tapi Nyonya--"

"Stop berdebat dengan ku!!"

Pikirannya kacau dengan kondisi hidupnya yang berubah hanya hitungan jam.

"Nyonya Katharine--"

Tidak ada sahutan.

"Nyo--"

"Hentikan...!! Aku tidak mau mendengar apapun!!" jeritnya menyorot tajam perawat wanita yang berani mengusik lamunannya tentang Alex Wolff, suaminya.

Katharine menarik kasar selang dari nadi tangannya. Menyeret kakinya keluar rumah sakit tanpa menghiraukan panggilan orang-orang yang berusaha mengejarnya.

Decit dari rem mobil terdengar ngilu ketika wanita muda itu memutar-mutar mobilnya sebelum melajukannya sangat kencang.

"Ikuti mobil Nyonya Katharine Wolff!!"

"Bagaimana dengan bayinya?"

"Biarkan di rumah sakit ini untuk sementara waktu."

Iringan mobil militer berkejaran dengan mobil Katharine dan berhenti di halaman rumah besar bertingkat.

Kaki telanjangnya berjalan tertatih dengan goresan perih di bagian perut. Disusul iringan pria dan wanita berseragam militer mengawasi istri pasukan Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) masuk kedalam rumah.

"Ahkk!?" Jerit kesakitan dari wanita yang tersungkur di lantai.

"Anda tidak apa-apa, Nyonya Katharine?"

Katharine menepis tangan dari yang berusaha membantunya.

Raut wajahnya datar tanpa ekspresi, bibirnya mengatup rapat sampai suara ambulans mengaung pilu, menggema di gendang telinganya.

"Lepasin...!!" jeritnya ketika beberapa tangan kekar mengurungnya dan menghalangi langkahnya berlari ke mobil ambulans yang membawa jasad suaminya.

"Tenangkan dirimu, Nyonya Katharine. Kita ikuti prosesi kemiliteran."

Benda orang mencoba menenangkan wanita histeris itu.

"Tidakkk...!! Aku ingin melihat suamiku!! Buka petinya!!"

Katharine menjerit histeris dan meronta-ronta dari penjara tangan yang mencengkram erat lengannya.

"Buka...! Aku mohon... aku ingin melihatnya," isaknya bergetar menahan irisan kepedihan di hatinya.

"Maaf, melihat kondisi Tuan Alex Wolff saat ini tidak diizinkan untuk membuka peti jenazah."

Wanita berpakaian seragam militer berbisik di telinga Katharine. Melonggarkan cengkraman tangannya.

Katharine berlari kedalam rumah, berselang beberapa menit memunculkan wajahnya dengan sebuah martil besar di tangannya. Wanita itu seakan hilang kewarasan di hadapan orang-orang penting yang tengah melaksanakan prosesi penyerahan jenazah Alex Wolff, suaminya.

"Minggir atau...!!" ancamnya mengangkat palu di tangannya.

"Hentikan, Nyonya Katharine!"

"Diamm!! Aku hanya ingin melihat wajah suamiku!" jeritnya histeris mengacungkan palu membabi buta di peti jenazah suaminya.

"Bawa masuk, Nyonya Katharine!!" Perintah perwira tinggi yang berdiri sederetan dengan jenderal, mayjen jenderal dan panglima jenderal mengelilingi peti jenazah Alex Wolff.

Katharine tersungkur di samping peti jenazah Alex Wolff. Mendengar perintah dari pimpinan suaminya, matanya menatap kosong ke arah pria yang menginginkannya pergi darisana.

"Izinkan aku melihatnya," pintanya memohon terdengar pilu tanpa menurunkan pandangannya.

"Dia sepertinya depresi setelah kehilangan suaminya, kasihan."

"Iya, tapi bisa juga di terkena sindrom baby blues. Dia baru melahirkan beberapa hari lalu."

Berusaha mengabaikan suara dari belakangnya, bola matanya tidak bergeser dari putaran baut peti jenazah yang terpaksa di longgarkan.

"Kami berharap, Nyonya Katharine bisa menghargai orang penting disini," bisik pria berseragam militer membuka penutup peti jenazah berlahan.

"Akhhh!!"

Katharine tidak sadarkan diri. Entah berapa lama.

"Bangun Nyonya Katharine."

Sebuah tangan kekar menyentuh lembut di wajahnya. Hangat.

"Tapi aroma tubuh ini bukan milik Alex," desisnya.

Katharine memutar kepalanya kearah suara. Matanya tertegun dengan pria tidak dikenal tengah memeluknya hangat dengan penutup kain berwarna hitam di sebelah matanya.

Tenangkan dirimu, Katharine!"

Begitu lembut dan hangat menyentuh dinding hati Katharine. Wanita itu hanya bisa menelan salivanya.

"Siapa kamu?" tanyanya dengan nada bergetar. Menarik nafas dalam-dalam untuk mengisi oksigen di paru-parunya. Setelah cukup rileks, dia bertanya siapa pria asing yang berani memeluknya diatas ranjangnya.

"Aku Warren Cook, sahabat suamimu."

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Butet Napite

Selebihnya

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Crazy In Love (Katharine)
1

Bab 1 Menjadi Single Parents

31/12/2023

2

Bab 2 Pria Bernama Warren Cook

31/12/2023

3

Bab 3 Depresi

31/12/2023

4

Bab 4 Crazy In Love

31/12/2023

5

Bab 5 Bingung

31/12/2023

6

Bab 6 Tidur Di Sini

31/12/2023

7

Bab 7 Terpaksa Mau Menikah

31/12/2023

8

Bab 8 Menikah Dadakan

31/12/2023

9

Bab 9 Itu Milikmu

31/12/2023

10

Bab 10 Kacau Balau

31/12/2023

11

Bab 11 Pria Tak Berdaya

31/12/2023

12

Bab 12 Bucin

01/01/2024

13

Bab 13 Begitu Menginginkannya

08/01/2024

14

Bab 14 Saling Menikmati

08/01/2024

15

Bab 15 Pernikahan Bukan Main-main

08/01/2024

16

Bab 16 Pertanyaan Perwira Tinggi

08/01/2024

17

Bab 17 Kelihaian Warren

08/01/2024

18

Bab 18 Kemarahan Warren

08/01/2024

19

Bab 19 Keanehan Katharine

08/01/2024

20

Bab 20 Pergi

08/01/2024

21

Bab 21 Terbongkarnya Penyamaran Katharine

08/01/2024

22

Bab 22 Warren Datang Menjemputnya

08/01/2024

23

Bab 23 Kotak Misteri Milik Alex

08/01/2024

24

Bab 24 Fakta Mengejutkan

08/01/2024

25

Bab 25 Kenyataan Alex Selingkuh

08/01/2024

26

Bab 26 Cukup Kamu Ayahnya

08/01/2024

27

Bab 27 Rencana Resepsi Pernikahan

08/01/2024

28

Bab 28 Kedatangan Nyonya Raffael

08/01/2024

29

Bab 29 Kedua Wanita Masa Lalu Alex Wolf

08/01/2024

30

Bab 30 Penyesalan

08/01/2024

31

Bab 31 Rasanya Sepi Saja

08/01/2024

32

Bab 32 Santunan Kematian Alex

08/01/2024

33

Bab 33 Kebohongan Marie Antoinette

08/01/2024

34

Bab 34 Mr Raffael Di Kediaman Mr Weasley

08/01/2024

35

Bab 35 Kematian Mr Raffael

08/01/2024

36

Bab 36 Misteri Dibalik Kematian Mr Raffael

08/01/2024

37

Bab 37 Sambutan Ayah Katharine

08/01/2024

38

Bab 38 Katakan Sekali Lagi

11/01/2024