Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Crazy In Love
5.0
Komentar
15
Penayangan
31
Bab

Dia adalah cowok yang bisa dibilang mendekati sempurna. Lihatlah, wajahnya yang tampan, hidungnya yang bangir, dagunya yang tegas, serta tatapannya yang tajam. Bak idol korea! Otaknya juga bisa dibilang encer bagi pemalas sepertinya. Tubuhnya ideal, tidak kegemukan maupun kekurusan, justru ia memiliki otot-otot sempurna yang bisa membuat kaum hawa menjerit histeris. Tapi satu hal yang membuatnya malu. Yaitu namanya. Kenapa orang tuanya harus memberikan dia nama Jamaluddin? Ia semakin kesal saat seorang gadis dengan seenaknya menertawakan namanya dengan keras. Ia benar-benar ingin menghancurkan gadis yang telah mempermalukannya itu.

Bab 1 PROLOG

Cowok itu berjalan dengan santai menyusuri koridor sekolah. Gayanya yang ambruadul serta wajahnya yang tampan membuat dia jadi pusat perhatian. Oleh karena itu, ia menyempatkan diri untuk tebar pesona ke seluruh penjuru koridor sebelum memasuki kelas. Hal itu seakan menjadi hal wajib dilakukan setiap pagi bagi cowok urakan itu. Kalau tidak melakukan sama sekali, bisa mati katanya.

...

Ia memfokuskan pandangannya ke arah seorang gadis yang terlihat bingung memikirkan sesuatu. Sepertinya, ini pertama kali ia melihat gadis itu. Apakah dia murid baru? Entahlah. Lebih baik ia hampiri, siapa tahu dia bisa menjadi mainan barunya.

Jamal sedikit mempercepat langkahnya menghampiri gadis itu,

"Woy!" Jamal berteriak cukup keras hingga gadis itu menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan sengit.

"Kenapa mata lo? Mau gue culek? Kayak mau gue perkosa aja." Ucap Jal tak suka.

Gadis itu hanya memalingkan wajahnya jengah. Hari pertama ia masuk ke sekolah baru harus mendapat kesialan. Sial.

Mendapat respon yang seperti itu, membuat Jamal geram setengah mati. Baru pertama kali pesonanya tertolak oleh seorang gadis. Sepertinya cukup sulit untuk menaklukkan gadis ini.

"Lo punya mulut gak si? Kalau punya mulut itu dipake. Gak usah sok jual mahal deh lo!" Jamal kembali berucap.

Gadis itu hanya merotasikan bola matanya malas. Merasa jengah dengan cowok pengganggu di hadapannya ini. Kemudian ia memfokuskan pada dada cowok itu. Kemudian ia tertawa terbahak-bahak.

Jamal yang melihat itu mengernyit heran. Memangnya apa yang lucu? Sampai-sampai gadis di depannya ini tertawa keras-keras seperti kuntilanak. Karena tak tahan, ia mencekal gadis itu, kemudian bertanya

"Kenapa lo?"

Yang ditanya masih tertawa terbahak-bahak sampai matanya bercucuran dengan air mata.

"Hahahahahaa... Jam... Hahaha... Jamal....udiinnn... Hahahaha"

Gadis itu semakin mengeraskan suaranya. Sampai semua mata tertuju pada mereka berdua. Wajah Jamal memerah menahan amarah. Baru pertama kali ada seseorang yang berani mempermalukannya seperti ini. Ia akui, memang namanya benar-benar kuno dan ketinggalan jaman. Tapi, tak satupun yang berani mengejek namanya. Ingat, ia adalah anak dari donatur terbesar di sekolah ini.

"Udah ya Jamaluddin. Gue mau ke ruangan kepala sekolah dulu. Btw, nama gue Anggun, bukan Surtini."

Setelah mengatakan kalimat itu, gadis itu melenggang pergi begitu saja. Hal itu membuat wajah Jamal semakin merah menahan amarah.

"Nama lo Anggun, tapi kelakuan kayak dugong!! Tunggu pembalasan gue!! Macam-macam sama Jack!!"

Fyi, Jamaluddin sering menyebut dirinya sendiri dengan nama Jack. Ia benar-benar benci ketika orang lain memanggilnya dengan nama asli. Memalukan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nur Cahaya

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku