Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Stuck in Love Mr. F

Stuck in Love Mr. F

Niliaagie

5.0
Komentar
8.2K
Penayangan
19
Bab

Gwen Alicia tak pernah menyangka jika niatnya menjauhi sang kekasih untuk mencari ketenangan, justru malah membuatnya bertemu dengan seorang pria mesum bernama Felix di kantor barunya. Dan kesialan Gwen pada hari pertamanya bekerja itu menjadi awal dari penderitaan yang harus dia lalui. Gwen mau tak mau harus menyetujui sebuah kesepakatan yang Felix buat, dan itu berakhir membuat Gwen harus terjebak pada pria mesum itu sampai ke jenjang pernikahan. Lalu kesepakatan apa yang membuat Gwen tidak bisa lepas dari Felix? Dan bagaimana nasib pernikahan Gwen dan Felix kelak, mengingat hati Gwen yang sebenarnya masih untuk sang kekasih?

Bab 1 Desahan di Gudang Arsip

Gwen berjalan mendekati ruangan yang bertuliskan 'gudang arsip' di depan pintunya. Lalu membuka pintu gudang yang tertutup rapat tersebut dengan sebuah kunci yang dia genggam di tangannya dengan perlahan, hingga pintu itu akhirnya terbuka.

CEKLEK!

Saat kakinya baru saja melangkah masuk, seketika telinga Gwen langsung melebar saat dia mendengar suara-suara aneh dan tak biasa yang berasal dari dalam ruangan.

"Iya Sayang, teruslah seperti itu! Ayo, kamu bisa lebih mempercepatnya."

Tubuh Gwen mematung. Gadis itu langsung menghentikan langkahnya sambil celingukan ke kanan, dan ke kiri. Bahkan Gwen sampai memutar tubuhnya ke belakang, lalu menyapukan pandangannya ke setiap penjuru gudang saat telinganya samar mendengar suara yang ... Gwen sendiri tak sanggup untuk menjelaskannya.

Gwen penasaran. Telinganya dapat mendengar dengan jelas suara seorang wanita yang sedang berbicara sambil mendesah-desah nakal, tapi pandangan mata Gwen tetap tidak menemukan penampakan nyata dari suara itu, meskipun dia telah memutar pandangannya ke sekeliling gudang.

"Aku yakin banget kalau tadi telingaku gak salah denger. Itu kan suara orang yang lagi ...." Gwen tidak dapat melanjutkan kalimatnya, dan langsung bergidik ngeri saat membayangkan ada sepasang manusia yang sedang menyatukan tubuh di dalam ruangan yang sama dengan tempatnya berdiri sekarang.

Gwen mengikat rambutnya ke belakang agar telinganya dapat mendengar dengan lebih tajam. "Kedengerannya sih, dari arah sana!" gumam Gwen pelan sambil berjalan mengendap untuk mendekat ke arah sumber suara.

Sungguh tak pernah terbayangkan sama sekali di dalam fikiran Gwen, jika hari ini dia akan menangkap basah sepasang manusia yang sedang berbuat mesum di gudang kantornya. Sebenarnya Gwen sangat ingin mengurungkan niatnya untuk mengetahui siapa sosok di balik suara tadi. Tapi kenyataannya, rasa penasarannya yang lebih besar malah membawa kakinya melangkah semakin mendekat ke arah suara yang sepertinya berasal dari sekitar lemari arsip yang berada di samping kirinya.

Gwen berjalan pelan mendekati sisi lemari arsip. Dan dia baru menyadari, bahwa ternyata ada sebuah celah selebar kurang dari satu meter yang menjaraki lemari tersebut dengan dinding ruangan.

"Yess, Baby! Ya ... like that!"

Kali ini, lenguhan dan desahan nikmat seorang pria yang terdengar semakin jelas saat Gwen mendekati lemari arsip. Dan suara itu sontak membuat Gwen mengerjapkan mata sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gak salah lagi, mereka pasti lagi berbuat mesum di belakang sini!" tebak Gwen sambil menatap jijik ke arah lemari arsip yang ada di hadapannya sekarang.

Gwen mengendap-endap ke satu sisi sudut rak dokumen tersebut, lalu sedikit menyembulkan kepalanya di sana untuk memastikan aktivitas apa yang sedang terjadi di balik celah lebar itu.

Namun yang terjadi kemudian adalah, Gwen kembali mematung. Gadis itu begitu tercengang ketika mendapati apa yang sedang terjadi di depan matanya sekarang, ternyata tidak sesuai dengan apa yang menjadi dugaannya sejak awal mendengar suara aneh tadi.

Yups, tepatnya Gwen telah salah duga!

Karena justru yang sebenarnya sedang terjadi di depan mata Gwen sekarang, adalah hal yang benar-benar tidak pernah dia sangka sebelumnya.

"Jadi suara itu ...?" gumam Gwen dalam hati, yang masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang sedang dia saksikan sekarang.

Detik ini, dengan mata kepalanya sendiri, Gwen menyaksikan dengan jelas aktivitas seorang pria muda yang sedang duduk bersandar pada lemari arsip. Pria muda itu terlihat sedang asyik menikmati pekerjaan yang dilakukannya sendiri pada senjatanya yang sudah menegak sempurna, sambil matanya terfokus pada sambungan video call dengan seorang wanita seksi tanpa busana, yang terlihat sedang memperagakan gerakan erotis yang memancing hasrat si pria muda itu, hingga pria itu terlihat sangat bernafsu.

Lalu dengan bodohnya, Gwen malah diam terpaku dan ikut menonton aksi yang sedang dilakukan oleh pria muda itu dari balik lemari arsip.

Hingga beberapa detik kemudian, Gwen baru tersadar dengan apa yang dia lakukan.

"Astaga!"

Gwen memekik di dalam hati sambil mengerjapkan mata, lalu mengusap wajahnya sendiri dengan kasar. Gadis itu baru tersadar akan kebodohannya, yang malah ikut terhanyut dalam suasana itu meski hanya untuk beberapa detik saja.

Gwen lalu segera membalikkan tubuhnya secepat mungkin, dan bersiap untuk kabur. Gadis itu baru menyadari bahayanya jika dia sampai ketahuan mengintip oleh si pelaku mesum tadi. Tapi sialnya, saat Gwen hendak berlari, kakinya malah tersandung ujung lemari dan ....

BRUGH!

Gwen jatuh tersungkur dengan posisi menelungkup ke lantai gudang arsip yang penuh dengan debu.

"Aww, shhh?" pekik Gwen, namun suaranya tertahan agar tidak menimbulkan kegaduhan.

Sementara dari balik lemari arsip, pria muda yang sedang asyik melakukan aktivitas pemuasan hasratnya itu seketika terkejut saat mendengar suara benda terjatuh di sekitarnya. Pria itu lalu bergegas menyudahi aktivitasnya dengan tergesa-gesa, dan merapihkan kembali penampilannya sambil mengumpat kesal.

"Argghh, sial! Padahal hanya tinggal sedikit lagi aku akan mencapai pelepasan!" umpatnya.

Gwen yang panik karena kecerobohan yang sudah dia buat sendiri, kemudian berusaha bangkit dari posisi jatuhnya dengan segera. Tapi sayangnya Gwen terlambat. Karena ketika baru saja Gwen hendak berdiri, gadis itu sudah terlebih dahulu dikejutkan oleh sebuah telapak tangan yang mencengkeram bahunya dari belakang.

"Mampus, aku!" gumam Gwen yang sekarang sedang meringis sambil memejamkan matanya saat merasakan ada tangan kekar yang sedang berusaha membalik tubuhnya.

"Hey, apa yang sedang kamu lakukan disini?" geram pria muda itu tepat di hadapan Gwen hingga membuat Gwen tersentak.

Karena sudah tertangkap basah, akhirnya Gwen memberanikan diri untuk membuka matanya lagi untuk menatap pria yang sedang menginterogasinya saat ini.

"A-aku ...."

"Apa yang sudah kamu lihat barusan?" selidik pria tampan itu dengan mata yang setajam mata elang. Nada bicaranya terdengar dingin dengan ekspresi wajah yang begitu datar.

"Eng ... a-aku enggak, aku gak li-liat apa-apa!" jawab Gwen dengan terbata.

Pria itu menatap lekat wajah Gwen yang sedang ketakutan, lalu menarik tangan Gwen agar gadis itu segera berdiri, hingga posisi mereka sekarang jadi saling berhadapan.

Dengan tetap tidak merubah ekspresi wajah datar dan tatapan mengintimidasinya, pria muda itu kemudian maju satu langkah semakin mendekati Gwen yang posisinya jadi semakin tersudut ke sisi lemari arsip.

"Jangan berbohong! Apa yang sudah kamu lihat tadi? Dan kenapa kamu bisa ada disini, hah?" desisnya sambil mengungkung tubuh Gwen pada sisi lemari arsip.

Pria muda itu sungguh tidak menyangka bahwa akan ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan ini. Karena seingatnya, tidak pernah ada orang yang berani masuk ke sini selain dirinya.

Gudang arsip ini memang mempunyai rumor angker yang beredar di kalangan para pegawai. Sehingga tak pernah ada seorang pun pegawai yang berani masuk ke dalam ruangan ini sendirian, tanpa meminta pendampingan kepadanya.

Sebab itulah pria muda itu bisa memprediksi kapan ruangan ini akan aman untuk dia gunakan. Hingga dia bisa dengan santainya melakukan hal apa pun yang dia mau di sini.

Tapi sekarang, Gwen si anak baru ini malah tiba-tiba saja muncul di ruangan itu, dan mengganggu kesenangannya.

"Hai nona manis! Jawab pertanyaanku sekarang! Atau aku akan ...."

Felix bergerak maju dengan senyum seringainya, hingga semakin mendesak tubuh Gwen ke sisi lemari, dan membuat Gwen harus sedikit mendongak untuk menatap wajah lelaki jangkung dengan iris mata coklat yang sekarang sedang berdiri di depannya dan mengungkung tubuhnya itu.

"J-jangan, Felix ...."

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku