seorang Hasna Khairani Syafina yang berumur 23 tahun ia dijodohkan dengan duda yang beranak 2. Hanya menganggapnya seorang pembantu dirumahnya, ia tidak pernah diperlakukan lembut dengan suaminya. Di depan mamahnya, ia lembut sekali. Tetapi, dibelakangnya selalu bersikap kasar padanya. Di tambah anak perempuan pertamanya yang menganggap dirinya hanya sebagai pembantu. Selalu menginjak-injak harga dirinya, tapi ia harus sabar mempertahankan pernikahannya itu.
Hasna terbangun dari tidurnya yang menunjukkan pukul 05.00 kakinya pun beranjak dari kasurnya, untuk menjalankan sholat shubuh setelah itu harus bantu-bantu ibunya memasak dan niatnya juga ia ingin mencari pekerjaan lagi. karena sudah lama ia mencari pekerjaan tapi satu pun belum ada yang menerimanya mungkin belum rezekinya sesudah sarapan orang tuanya ingin membicarakan soal penting padanya mengenai perjodohan.
"apa bu dijodohkan?" Hasna tidak percaya jika dirinya akan dijodohkan dia takut jika suaminya om-om yang sudah mempunyai istri dan anak.
"Iya sayang, kami ingin menjodohkan kamu dengan anak sahabat ayah" ujar ibunya.
"Tapi Bu, aku ingin kerja mencari uang untuk membantu kalian membiayai pengobatan ayah"
"Nak kalo kamu menikah dengannya kita bisa hidup enak gak perlu lagi bekerja"
"Tapi Bu...?" Belum sempat Hasna berbicara ibunya memotong pembicaraann jugaya.
"Please bantu ibu untuk membayar pengobatan ayah"
"Yasudah aku mau Bu demi kalian" lirih Hasna ia tidak bisa berkata-kata apa lagi jika sudah begini.
"Terima kasih nak" mereka memeluk anaknya.
Malam hari ini adalah malam perjodohan mereka berdua yang sudah ditentukan kapan menikahnya, sedangkan lelaki duda itu bersikap tidak perduli dengan perjodohannya yang terpenting dia masih bisa bersama anak-anaknya.
"Mamah" panggil anak kecil yang berada dibelakang lalu Hasna menoleh ke belakang yang melihat seorang anak kecil memanggilnya.
"Mamah?" Pikir Hasna yang kaget menyebut dirinya mamahnya.
"Oh iya has kenalin ini anak Tante Reynand Aditya dan ini cucu Tante namanya Nadhifa nandra Aditya, sedangkan yang satu ini namanya Elsabila nandra aditya ayo Salim sama mamah baru kalian" Tante Maya memperkenalkan anaknya dan cucu-cucunya, pada Hasna ia juga menyuruh cucunya untuk bersalaman tapi Elsa menolaknya untuk bersalaman dengan mamah tirinya.
"Aku dhifa mamah" anak kecil bersalaman dengan Hasna dan memperkenalkan dirinya, sedangkan anak pertamanya tidak mau bersalaman dengannya mungkin dia tidak menerima dirinya sebagai mamah barunya.
"Elsa salaman sama mamah kamu" perintah Tante Maya.
"Sampai kapanpun aku gak mau punya mamah baru, mamahku cuma satu hanya Maira Amarissa mamah kandung ku bukan dia" Elsa menatap tajam ke arah Hasna ia juga tidak tau apa salah dirinya membuat Elsa tidak suka padanya.
"Elsa jaga bicara kamu"
"Seterah kalian mau bela dia atau gak sampai kapanpun aku gak punya mamah seperti dia" Elsa pun meninggalkan mereka semua yang masih berada di sini ia berlari menuju kamarnya.
"Maaf yah dia masih belum terima kalo papahnya menikah lagi" Maya jadi malu dengan semua yang berada disini.
"Iya tidak apa-apa Tante" ucap Hasna dengan tersenyum, ia melihat Reynand hanya diam saja apa dia juga sama seperti anaknya tidak mau menganggap dirinya.
"Reynand ajarkan anakmu"
"Hmm" Hanya itu Reynand menjawabnya karena ia tidak mau menambah masalah lagi dengan orang tutuany
"Mamah mamah" panggil anak kecil itu yang menghampiri Hasna lalu duduk dipangkuannya, Reynand heran kenapa dhifa mudah sekali akrab dengannya perasaan yang dia tau dhifa paling tidak suka dengan orang asing yang belum ia mengenalinya.
"Iya sayang ada apa" tanya Hasna padanya dengan membelai rambutnya yang lembut itu
"Nanti mamah tinggal bareng kita kan" ujar dhifa.
"Pasti dong" balas Hasna dengan tersenyum.
"Jadi bagaimana pernikahannya kapan diadakan" tanya ayah Hasna.
"Hmm gimana dua hari lagi" jawab om Aditya.
"Pah apa gak kecepatan" ujar Reynand.
"Tidak cepat lebih baik dari pada menundanya" balas om Aditya ia tidak bisa berkutik apa lagi jika papahnya yang sudah bicara.
Hari ini adalah hari pernikahan Reynand dan Hasna, mereka berdua akan segera halal. Hasna sedang di Make-upi oleh tukang riasnya.
"Masya Allah kamu cantik banget Nak." Puji Mamah Reynand takjub melihat menantunya lebih cantik setelah di make-up.
"Hehe makasih Mah." Ucap Hasna malu dipuji mertuanya.
"Pasti Reynand suka lihat kamu."
"Apa mungkin Mas Reynand akan suka denganku." Gumam Hasna tidak percaya jika Reynand mengatakan seperti itu.
"Oh, iya Mah. Ijab Qobul dimulainya kapan yah?" tanya Hasna.
"sebentar lagi sayang." Jawab Mamah Reynand.
"Saudara Reynand Aditya saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Hasna Khairani Syafina dengan mas kawin emas dengan seberat sepuluh gram dibayar tunai" ucap papah Hasna dengan tangan yang menggenggam erat tangan Reynand seakan mempercayai Reynand untuk menyerahkan Hasna seutuhnya. Sedangkan Hasna sedang menunggu Ijab Qabul dilamarnya.
"Saya terima dan kawinnya Raina Adriana Agatha binti Agatha malik dengan maskawin tersebut dibayar tunai"
Reynand mengucap ijab qobul dengan satu tarikan nafas bersaman dengan kelegaan hati yang lelaki itu rasakan, seakan menerima Raina untuk menjadi tanggung jawab seutuhnya.
"Bagaimana para saksi" tanya penghulu
"SAH" Semua yang hadir menyaksikan prosesi ijab qobul pagi itu, tersenyum senang.
"Alhamdulilah" didalam kamarnya menatap cermin tak percaya jika hari ini statusnya sudah berubah menjadi seorang istri
Hasna mengerjai ketika mendapati pantulan tubuh tinggi Reynand yang berada dibelakang, Hasna celingukan mencari keberadaan Ibunya yang sudah tidak terlihat di kamarnya.
Reynand terdiam menatap pantulan wajah Hasna dicermin dihadapan Hasna yang kini menjadi istrinya, Kevin melangkahkan kakinya mendekati Hasna yang masih menatapnya.
Berdiri tept dibelakang Hasna menatap tepa kedua bola mata hitam lewat cermin besar dihadapan keduanya.
Jantung Hasna berdegup kencang. Belum pernah Hasna berada didalam sebuah ruangan bersama lelaki asing selain Ayahnya, namun kin pertama kalinya Hasna berada dalam kamar bersama lelaki.
Hasna sontak berdiri berhadapan dengan lelaki yang jauh lebih tinggi dari Hasna, Hasna menjaga jarak beberapa meter seakan lupa bahwa kami sudah halal.
"Keluar, semua sudah menunggu." Tegas Reynand tanpa mengucapkan apapun.
"I-iya, Mas." Hasna pikir setelah menikah suaminya akan lebih romantis ternyata tidak sesuai ekspektasinya.
Setelah pernikahan selesai Hasna akan dibawa oleh suaminya untuk tinggal dirumahnya sendiri, sampai didepan rumahnya Hasna tidak percaya jika rumahnya semewah ini seperti layaknya istana saja.
"Keluar" perintah Reynand padanya yang sudah keluar dari mobilnya.
"Mas boleh tolong bawain koperku gak mas" tanya Hasna yang sudah mengambil kopernya di bagasi mobil milik suaminya.
"Buat apa ada tangan kamu, kalo tidak dimanfaatkan" sindir Reynand membuat Hasna menundukkan kepalanya, baru saja menikah suaminya sudah bersikap seperti ini apalagi nanti lebih baik ia bawa sendiri kopernya dari pada ia tambah marah Hasna menggeret kopernya untuk masuk ke dalam rumahnya sampai didalam dhifa teriak memanggilnya.
"Mamah" teriak dhifa padanya langsung saja ia memeluk mamahnya dengan erat sampai dia kewalahan membawa kopernya dan juga memeluk anaknya, iya Sekarang mereka sudah menjadi anaknya Hasna ia harus bersabar menghadapi sikap anaknya dan juga suaminya.
Buku lain oleh nuryani
Selebihnya