/0/19910/coverorgin.jpg?v=0b94ad33c6c25cace4d10e28932213a4&imageMogr2/format/webp)
Sonya kesal saat mengetahui Shafa akan menikah minggu depan. Sonya marah sebab Shafa tidak memberitahunya dari jauh-jauh hari. Karena ingin membicarakan masalah tersebut, Sonya mengajak Shafa untuk mengobrol di kafe.
Tidak menunggu lama, Shafa datang dan langsung bertemu dengan Sonya yang duduk di tempat paling belakang. Sonya seperti mengabaikan temannya itu.
"Sonya, jangan marah, dong." Shafa memegang tangan Sonya, namun sahabatnya itu menolak. "Kamu belum dengar alasan kenapa aku mendadak kasih kabar itu 'kan?"
"Kalau gitu, jelasin aja sekarang. Aku dengerin, kok," jawab Sonya yang menyibukkan diri dengan ponselnya.
"Aku dijodohin."
"Apa?! Kamu dijodohin?!" Mata Sonya membulat.
"Iya, aku dijodohin sama anak kenalan ibu aku dua hari lalu. Besok, aku mau lamaran yang cuma ngundang keluarga dan kerabat dari pihak aku dan calon aku." Sonya terlihat sangat terkejut dengan apa yang penjelasan Shafa.
"Secepat itu? Kenapa kamu enggak nolak, Shaf? Kamu suka sama dia?"
"Aku enggak bisa nolak. Kamu inget? Aku pernah bilang, kalau aku mau nikah di usia muda. Umur aku sekarang udah 24 tahun, udah pantas untuk nikah, 'kan? Usia calon aku cuma 3 tahun lebih tua dari aku. Dia juga cowo pilihan ibu aku. Jadi, aku percaya sama keputusan ini."
"Oh, gitu?
"Kamu dukung keputusan aku, 'kan?"
"Kalau kamu udah yakin, aku pasti dukung kamu."
"Beneran? Terima kasih, Sonya!" Shafa memeluk Sonya penuh kebahagiaan. Awalnya, dia sangat takut kalau Sonya tidak mau memaafkannya.
"Siapa cowo itu? Aku juga harus kenal sama calon suami sahabat aku, 'kan?"
"Namanya Alby Andris Bachtiar. Dia guru SMA di Malang. Lumayan ganteng, sih," ucap Shafa sembari tertawa kecil.
"Siapa namanya?"
"Alby Andris Bachtiar kalau enggak salah," ulang Shafa.
Sonya kembali terlihat kaget. "Kamu baru kenal sama dia?"
"Iya, aku baru kenal beberapa hari lalu."
"Shaf, tiba-tiba aku punya firasat buruk tentang cowo itu. Aku takut, kamu kenapa-kenapa setelah nikah sama dia. Mending, kamu batalin aja pernikahannya."
"Batalin? Mana bisa, Sonya? Besok dia mau lamar aku dan minggu depan kita nikah. Semua udah direncanain sama keluarga kita. Mana bisa aku tiba-tiba batalin pernikahannya?"
"Jadi, kamu tetap mau nikah sama dia disaat aku enggak setuju?! Aku ini sahabat kamu dari kecil! Aku punya firasat yang kuat tentang kamu, Shafa."
"Bukannya tadi kamu udah dukung aku buat nikah sama dia?"
"Tapi, firasat aku tiba-tiba enggak enak. Mending, kamu batalin aja, ya? Lagi pula, kalian belum lamaran, 'kan?"
"Enggak bisa, Sonya. Aku tetap akan nikah sama dia. Doain aja, semoga firasat kamu salah."
"Ini demi kebaikan kamu, Shaf."
"Maaf, Sonya. Aku tetap enggak bisa. Ini menyangkut nama baik keluarga aku."
"Terserah kamu aja!" Sonya bangun dari duduknya.
***
Shafa tidak bisa menghubungi Sonya sampai tiba acara lamaran. Disatu sisi, Shafa merasa senang karena lamarannya berjalan lancar dan tinggal menunggu hari pernikahan. Disisi lain, dia merasa sedih karena Sonya benar-benar marah padanya. Tapi, Shafa juga tidak bisa membatalkan acara pernikahannya.
"Shafa, ayo makan dulu. Nanti kamu sakit, loh? Banyak hal yang harus kamu selesain untuk pernikahan nanti," ucap Fatma sembari mengelus tangan putri bungsunya.
"Iya, Bu, nanti aku makan, kok."
"Hari ini kamu mau pergi, 'kan, sama Alby?"
"Iya, nanti sore dia jemput."
"Pokoknya, kamu enggak usah mikirin Sonya. Ini hidup kamu dan kamu yang menentukan. Ibu akan berdoa supaya rumah tangga yang kamu bina bersama Alby, langgeng dan bahagia. Sahabat yang baik adalah dia yang ikut bahagia melihat sahabatnya bahagia. Kalau emang dia punya firasat buruk, seharusnya dia berdoa supaya kamu baik-baik aja. Bukannya malah nyuruh kamu buat batalin pernikahan." Fatma sebenarnya kesal dengan sikap Sonya yang membuat anaknya ragu untuk menikah.
Tiba-tiba, Galih datang memanggil adik satu-satunya itu. "Shaf, ada Alby, tuh. Dia nunggu di ruang tamu."
"Loh, kata kamu perginya sore?" tanya Fatma pada Shafa.
/0/4257/coverorgin.jpg?v=31d7f13fba6fb9e3c214d4f8a9e34d2f&imageMogr2/format/webp)
/0/4573/coverorgin.jpg?v=a2a9ac200b82b6010d584c071bdc2c3b&imageMogr2/format/webp)
/0/9495/coverorgin.jpg?v=2f470a60b9fed5b5fadee38634c8935f&imageMogr2/format/webp)
/0/8888/coverorgin.jpg?v=c782be3bf86ab984d730ac6096142328&imageMogr2/format/webp)
/0/3071/coverorgin.jpg?v=d26be2b565f4447644f20a6d1981c234&imageMogr2/format/webp)
/0/2398/coverorgin.jpg?v=0b2b1c54e4252520e4b43f1d7776df14&imageMogr2/format/webp)
/0/3456/coverorgin.jpg?v=de716839bd98a0fdefee9093bf308d00&imageMogr2/format/webp)
/0/27358/coverorgin.jpg?v=4e2ef4064683e928e19066049c3ea9d7&imageMogr2/format/webp)
/0/2314/coverorgin.jpg?v=83d6a252aa475c96b561cd00597ad4c5&imageMogr2/format/webp)
/0/4027/coverorgin.jpg?v=54ca138eca4dd4c2dd32806ddd744bd8&imageMogr2/format/webp)
/0/6251/coverorgin.jpg?v=95475b5bb5e62a6ede1cdc661ffbcd76&imageMogr2/format/webp)
![[BUKAN] PELAKOR](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/2167/coverorgin.jpg?v=db428b5a3581aded04844622906c9a50&imageMogr2/format/webp)
/0/29624/coverorgin.jpg?v=f4b49d72034c00807fb6c6fb558fd1e1&imageMogr2/format/webp)
/0/5359/coverorgin.jpg?v=31dc0782c37317ab6efea0d844053c45&imageMogr2/format/webp)
/0/15445/coverorgin.jpg?v=9237c6edf1bfb2243d6db3d85f70d75f&imageMogr2/format/webp)
/0/22567/coverorgin.jpg?v=7c92bcb6385ea72a8db1d758256db4ae&imageMogr2/format/webp)
/0/16754/coverorgin.jpg?v=d4db72e404c10eee92f590cbd35a266b&imageMogr2/format/webp)