/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)
Pengantin yang menjadi raja sehari itu masih sibuk berfoto dengan sanak keluarga dan para tamu yang masih berdatangan.
Suara canda tawa masih terdengar dengan begitu jelasnya, raut wajah kebahagiaan terlihat dengan begitu jelas.
Namun kebahagiaan itu tak dapat dirasakan oleh seorang gadis yang masih duduk dengan linangan air mata.
Bagaimana tidak, laki-laki yang tengah bersanding dengan wanita yang baru dikenalnya itu tak lain adalah mantan kekasihnya.
Ia tak pernah menyangka jika laki-laki itu benar-benar akan meninggalkannya dan menikahi gadis yang baru saja dikenalnya.
"Maria, kamu tidak mau berfoto bersama dengan Radit?" Suara seseorang membuatnya terkejut.
Air mata yang tadi sempat tumpah lantaran rasa kecewa dan sedih segera ia hapus supaya sahabatnya itu tak bisa melihatnya.
"Aku malas, kamu saja yang berfoto dengan dia. Aku akan segera pulang."
Tanpa menunggu perkataan yang lain lagi dari sahabatnya itu ia segera meninggalkan tempat itu masih dengan isakan tangis.
Malam yang masih penuh dengan kegelapan itu tak ia pedulikan, rasa takut jika ditemui binatang malam tak lagi ia hiraukan.
Hanya ada linangan air mata setiap langkah kakinya, semua harapan dan keinginannya untuk bersama dengan orang yang ia cintai sudah kandas.
Hubungan yang sudah mereka bina selama empat tahun itu tak lagi berarti, Radit takkan pernah lagi menjadi miliknya.
Semua kenangan yang telah mereka lalui membuat Maria sangat tersiksa sekali, bagaimana tidak, padahal ia sudah memberikan segalanya untuk Radit.
"Maria, tunggu!"
Langkah kakinya terhenti pada saat mendengarkan suara yang begitu nyata ia kenali, suara itu tak lain adalah suara Radit.
"Apa lagi? Kamu mau pamer sama aku kalau kamu udah bahagia sama perempuan itu? Sebentar lagi kamu juga akan punya anak kan?"
Semua rasa kecewa yang sudah berusaha untuk ia tahankan tak lagi dapat dibendung sekarang ini, membayangkan Radit bersama perempuan itu saja sudah membuatnya gila.
"Ayo ikut denganku, kita akan pergi ke tempat biasanya kita menghabiskan malam berdua." Radit segera menarik tangan Maria.
Tak ada lagi pertanyaan, Maria yang masih merasa sangat kecewa hanya bisa mengikuti keinginan Radit dan segera naik motor.
Sepanjang perjalanan mereka harus melihat ke segela arah supaya tak seorangpun yang melihat mereka pergi berdua pada malam hari.
"Kenapa kamu menemuiku? Bagaimana dengan istrimu dan para tamu yang masih banyak itu? Mereka pasti mencarimu kan?"
Radit tak menjawab pertanyaan dari Maria dan hanya memintanya untuk terus mengawasi jika ada orang yang melihat mereka.
Seperti biasanya, Radit akan membawa Maria ke tempat rahasia mereka, tempat untuk menghabiskan malam bersama.
"Ayo cepat, Maria." Radit membantu Maria untuk berjalan di jalan curam yang penuh kegelapan itu.
Jalan setapak yang mereka rintis berdua untuk bisa sampai menuju gubuk kecil yang juga mereka buat berdua untuk dapat melepaskan hasratnya.
Tempat yang sudah selama dua tahun mereka bangun di tengah hutan itu, dan sampai sekarang masih belum ada yang mengetahui tempat itu kecuali mereka.
Motor yang tadinya mereka kendarai sudah disembunyikan diantara semak belukar yang sangat tebal dan takkan mungkin ada yang tau jika di sana ada motor.
Mereka terus berjalan menuju hutan itu, hutan yang sudah tak asing lagi bagi mereka berdua semenjak kejadian itu.
"Kenapa kamu membawaku ke sini? Bukankah seharusnya ini malam bahagia kamu bersama istri kamu itu?"
Isakan tangis tak lagi dapat dibendung dari gadis ini, semua bayangan buruk takkan bisa lepas dari pikirannya. Ia belum siap untuk kehilangan laki-laki itu,
/0/3037/coverorgin.jpg?v=88214d6b45570198e54c4a8206c1938e&imageMogr2/format/webp)
/0/4797/coverorgin.jpg?v=9ada8bfc009f12823e1fc56e8a759670&imageMogr2/format/webp)
/0/4260/coverorgin.jpg?v=576fc7faa6fb29ab90702c7a1f661be3&imageMogr2/format/webp)
/0/4606/coverorgin.jpg?v=fcdaa30493c1779385f6e6c74806c1e6&imageMogr2/format/webp)
/0/12790/coverorgin.jpg?v=88b5588692e190dcd05549a1b03750fe&imageMogr2/format/webp)
/0/2438/coverorgin.jpg?v=beaaf55f34562b39518207426ac00cc0&imageMogr2/format/webp)
/0/8832/coverorgin.jpg?v=39d6f4ffcb31feb59b493347efaa4220&imageMogr2/format/webp)
/0/18721/coverorgin.jpg?v=8536c807c843e8c50cf7b97560db7ba6&imageMogr2/format/webp)
/0/4931/coverorgin.jpg?v=d7a373c89e1fcc8a297f8ff8cb39b7a7&imageMogr2/format/webp)
/0/2667/coverorgin.jpg?v=4b4be19258c78133b27e536eca4f09be&imageMogr2/format/webp)
/0/18400/coverorgin.jpg?v=221d94d5c799f9eff70399482ec117ee&imageMogr2/format/webp)
/0/2944/coverorgin.jpg?v=f32ff99841eec6325b90b7435c5f720d&imageMogr2/format/webp)
/0/3614/coverorgin.jpg?v=5929b52afe590d3e882727adb99d82ee&imageMogr2/format/webp)
/0/6735/coverorgin.jpg?v=dcfbb47312cfb4ad1e97a4a61d0510aa&imageMogr2/format/webp)
/0/8553/coverorgin.jpg?v=6d785eaa780a19d00967451b2fad3061&imageMogr2/format/webp)
/0/7289/coverorgin.jpg?v=33811c3744019db7b0544db226eff49b&imageMogr2/format/webp)
/0/7628/coverorgin.jpg?v=a2bf591f34fc4cbb6fc1ee28b6eb7611&imageMogr2/format/webp)
/0/13481/coverorgin.jpg?v=05af35bf6937c4c2c3759c55661896ae&imageMogr2/format/webp)
/0/17059/coverorgin.jpg?v=5f6e058de49b1d2b018b68b106d57469&imageMogr2/format/webp)