Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
‘Galas yang ini lebih kalem. Nggak banyak cerewet kayak yang biasa!”
Tidak lupa sebuah emotikon dikirimkan untuk melengkapi ekspresi Bella ketika mengirimkan pesan untuk Galas tersebut. masih centang dua tanpa warna biru. Mungkin Galas memang sedang sibuk bekerja.
Bella diam saja sekarang. Berusaha untuk tidak bersikap kekanak-kanakan lagi seperti hari sebelumnya. Berbicara dengan mama membuat Bella menyadari bahwa dirinya tidak harus bersikap kekanak-kanakan seperti itu pada Galas. Pria itu mungkin saja sedang mengalami hari yang berat dan Bella menambah beban suaminya itu untuk segera pulang. Tidak lagi!
Bella belajar mengerti Galas saat ini. Toh dijaman modern seperti ini mereka masih sering bertukar kabar. Lagipula Bella kenal Galas –kepribadian Galas meskipun dia tidak tahu rupa laki-laki itu- selama beberapa tahun terakhir sebagai pria yang bertanggung jawab. Laki-laki yang sangat menyayanginya.
Ia mengambil perlengkapan fotography yang dibelinya beberapa saat yang lalu. memotretnya dengan aesthetic lantas mengirimkannya juga pada Galas.
‘mama nawarin aku untuk lanjutin hobi lagi. Enggak apa-apakan? Mengisi waktu sampai kamu pulang. Janji bakal jaga diri kok!’
Bella kirimkan lagi pada Galas. Laki-laki itu bisa membacanya nanti saat Galas ada waktu. Terpenting sekarang, Galas tidak ketinggalan informasi tentang dirinya. Galas pun tidak akan memikirkannya lagi seperti sebelumnya. Semoga dengan seperti ini Galas bisa terbantu lebih banyak.
Selanjutnya Bella melirik ke seluruh apartemen. Mungkin dia bisa memulai harinya dengan memasak makan malam dulu. Kemudian dia bisa melanjutkan dengan menata ulang beberapa perabotan di apartemen tersebut.
Dulu Galas memang membentuknya untuk keselamatan Bella. Namun sekarang perempuan itu sudah bisa melihat. Mungkin Bella bisa menyingkirkan beberapa perabotan yang tidak perlu. Ia membuka lemari pendinginnya melemaskan bahunya ketika dia lupa membeli sajian untuk makan malamnya. Padahal Bella sudah sempat keluar. Keluar lagi rasanya malas.
Perempuan itu pada akhirnya memilih memesan delivery saja. Bersyukur di dunia yang ditinggalinya menyediakan layanan pesan antar hingga Bella tidak perlu kelaparan saat penyakitnya sebagai kaum rebahan kambuh. Pada siapapun yang memulai ide bisnis seperti itu dari awal, rasanya Bella sangat berterima kasih.
Sambil menunggu Bella memutuskan mandi sambil membayangkan bagaimana kira-kira nanti dia menyambut Galas saat laki-laki itu pulang ke rumah. Rasanya Bella sudah tidak sabar memasakkan Galas makanan. Secara selama ini laki-laki itu saja yang melakukannya. Galas terlalu memanjakannya selama ini dengan menyuruhnya untuk menjauh dari api atau apapun itu karena dianggap membahayakannya.
‘Yang kalem belum tentu ngangenin’
Balasan Galas masuk ke dalam ponselnya membuat Bella tersenyum membaca pesan laki-laki itu namun yang dikirimkannya hanya balasan delikan mata. Sekilas terlintas ide iseng dalam diri perempuan itu. Mengirimi Galas sebuah potret dirinya yang tengah merangkul sebuah boneka.
‘Aku tarik lagi deh tuh si Galas kw.’
Balasan pesan itu sukses membuat Bella meledakkan tawanya. “Apa?” Bella merasa senang sekali ketika Galas langsung menghubunginya melalui panggilan video. Meskipun yang terlihat hanya tangan laki-laki itu yang tengah mengerjakan sesuatu.
“Kamu lebih suka Galas yang itu atau Galas yang ini?” Galas bertanya dengan nada kecemburuan yang teramat kentara dalam jiwa laki-laki itu. Bella semakin meledakkan tawanya puas mendengar suara Galas itu. Memang itu yang diharapkannya.
“Kamu masih sibuk kerja?” Bella bertanya ketika melihat tangan Galas terlihat sangat sibuk.
Terdengar helaan nafas. “Ada sedikit masalah dengan proyek. Lebih tepatnya sama kontraktornya sih!”
Bella juga menghembuskan nafasnya. Terdengar decakan tipis dari Galas. “Kamu khawatir ya?”
“Hm…” Bella menjawab tanpa malu-malu.