/0/21441/coverbig.jpg?v=20250109180902&imageMogr2/format/webp)
Reyna tidak pernah menyangka bahwa pernikahannya yang awalnya bahagia bisa berubah menjadi mimpi buruk tanpa peringatan. Suaminya, Damar, diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Livia, sahabat terbaik Reyna yang sudah dianggapnya seperti saudara sendiri. Damar selalu mengatakan bahwa ia mencintai Reyna apa adanya, melarangnya berdandan atau merawat diri terlalu berlebihan. Namun, kenyataannya berbeda. Livia, yang dikenal cantik dan penuh percaya diri, menarik perhatian Damar hingga keduanya berselingkuh di belakang Reyna. Reyna hancur saat Damar mengakui bahwa Livia sedang mengandung anak darinya. Hubungan yang ia kira penuh cinta berubah menjadi pengkhianatan yang menyakitkan. Tak ingin mempertahankan pernikahan tanpa kejujuran, Reyna memilih untuk melepaskan Damar dan pergi meninggalkan segalanya. Bertahun-tahun berlalu, Reyna membangun hidup baru yang lebih baik. Namun, saat ia telah menemukan kebahagiaan sendiri, Damar muncul kembali, memohon kesempatan kedua.
Malam itu, rumah Reyna dan Damar terlihat tenang seperti biasanya. Reyna sedang sibuk di dapur, menyiapkan makan malam sederhana dengan sepenuh hati. Dia mencintai rutinitas ini-merawat suaminya, memastikan semuanya sempurna untuk Damar, pria yang telah ia nikahi lima tahun lalu.
Damar masuk ke rumah dengan langkah cepat, melemparkan tas kerjanya ke sofa, lalu melonggarkan dasinya. "Capek banget hari ini," keluhnya sambil menjatuhkan diri di kursi makan.
"Makanya, makan dulu biar energi balik," ujar Reyna dengan senyum hangat.
Damar hanya mengangguk, namun ada rasa bersalah yang tersembunyi di matanya-sesuatu yang Reyna tak pernah perhatikan karena terlalu percaya pada suaminya.
Di tempat lain, Livia sedang duduk di sofa apartemennya, menatap ponselnya. Sebuah pesan masuk.
Damar: Aku tidak bisa lama-lama. Reyna curiga kalau aku sering pulang terlambat.
Livia tersenyum tipis, mengetik balasan dengan cepat.
Livia: Santai, Damar. Aku tahu cara mengalihkan perhatian Reyna. Kita kan sudah sering melakukannya. Sampai jumpa nanti malam, sayang.
Damar: I'll see you soon.
Livia meletakkan ponselnya dan bangkit untuk mempersiapkan diri. Dia mengenakan gaun hitam ketat, memastikan riasannya sempurna. Dia tahu bagaimana membuat Damar tak bisa berpaling darinya.
Beberapa jam kemudian, Damar mengakhiri makan malam lebih cepat dari biasanya. Reyna sempat menatapnya dengan heran.
"Kok buru-buru, Mas? Aku kira kita mau nonton film bareng malam ini," tanya Reyna dengan nada lembut.
Damar menggaruk tengkuknya, berpura-pura canggung. "Maaf, Rey. Ada pekerjaan mendadak dari kantor. Aku harus keluar sebentar."
Reyna menatapnya dengan kecewa, tapi tetap tersenyum. "Ya sudah, hati-hati di jalan, Mas."
Damar mencium kening Reyna sekilas, lalu pergi. Begitu keluar dari rumah, dia langsung mengirim pesan kepada Livia.
Damar: Aku dalam perjalanan.
Di sebuah restoran kecil yang tersembunyi di sudut kota, Damar dan Livia bertemu. Mereka memilih meja di sudut paling belakang, jauh dari pandangan orang. Saat Livia melihat Damar masuk, dia tersenyum menggoda.
"Kau selalu datang terlambat," ucap Livia sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.
"Aku harus membuat alasan untuk Reyna," jawab Damar sambil duduk di depannya. "Kalau dia tahu, semuanya akan hancur."
"Reyna terlalu polos untuk tahu apa yang kita lakukan," ujar Livia, memainkan rambutnya dengan manja.
Damar menatapnya dalam-dalam, merasa terpikat seperti malam-malam sebelumnya. "Kau tahu ini salah, kan?" tanyanya, meskipun hatinya tidak benar-benar menginginkan jawaban.
Livia tersenyum tipis. "Kalau salah, kenapa kita terus melakukannya?"
Tanpa berpikir panjang, Damar meraih tangan Livia di atas meja. "Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu," bisiknya.
"Kau harus tahu, Damar," Livia berkata dengan nada menggoda, "aku juga tak ingin kau pergi. Kau membuatku merasa hidup kembali."
Pukul dua pagi, Damar kembali ke rumah. Reyna sudah tertidur di kamar, wajahnya terlihat damai. Damar berdiri di ambang pintu, memandang istrinya dengan perasaan bersalah yang perlahan menggerogoti hatinya.
Dia masuk ke kamar dan berbaring di samping Reyna, mencoba memejamkan mata, tetapi aroma parfum Livia masih tercium samar di bajunya.
Bab 1 Damar masuk ke rumah dengan langkah cepat
05/12/2024
Bab 2 Damar berbaring di samping Reyna
05/12/2024
Bab 3 setelah obrolan singkat mereka di ruang tamu
05/12/2024
Bab 4 Damar mencoba merangkai kata-kata
05/12/2024
Bab 5 Reyna pulang dengan hati yang remuk
05/12/2024
Bab 6 Setelah malam yang penuh emosi itu
05/12/2024
Bab 7 Reyna merasa ada beban berat yang terangkat
05/12/2024
Bab 8 Reyna akhirnya memantapkan hati untuk bertemu
05/12/2024
Bab 9 Hari-hari berlalu dengan lambat bagi Reyna
05/12/2024
Bab 10 terus merasa tertekan oleh dua hal yang sangat besar dalam hidupnya
05/12/2024
Bab 11 meski masih ada banyak keraguan dalam hati Reyna
05/12/2024
Bab 12 Kehamilan Reyna memasuki trimester ketiga
05/12/2024
Bab 13 Minggu-minggu setelah kelahiran anak mereka
05/12/2024
Bab 14 baru saja terlelap di ranjang kecilnya
05/12/2024
Bab 15 wajahnya tersembunyi di antara kedua lututnya
05/12/2024
Bab 16 Reyna sedang menata bunga di halaman depan rumah
05/12/2024
Bab 17 atmosfer terasa sangat tegang
05/12/2024
Bab 18 perasaan kacau dan tidak menentu menguasai dirinya
05/12/2024
Bab 19 hujan turun dengan lebat
05/12/2024
Bab 20 Hari ini adalah hari yang Reyna tak ingin ingat
05/12/2024
Bab 21 Hari-hari setelah pernikahan Damar
05/12/2024
Bab 22 mengingatkan padanya semua kenangan indah
05/12/2024
Bab 23 Dengan satu langkah terakhir
05/12/2024
Bab 24 Reyna bertekad untuk memberinya kehidupan yang lebih baik
05/12/2024
Bab 25 Hari-hari berlalu dengan cepat
05/12/2024
Bab 26 Perjalanan Berat yang Belum Selesai
05/12/2024
Bab 27 Luka yang Terlupakan, Namun Tak Pernah Sembuh
05/12/2024
Bab 28 Kehidupan Baru yang Dimulai
05/12/2024
Bab 29 Fokus Pada Karier dan Asha
05/12/2024
Bab 30 Reyna melangkah ke kantor pagi itu dengan perasaan yang lebih ringan
05/12/2024
Bab 31 seorang pria muncul di hadapannya
05/12/2024
Bab 32 Arkan dan Asha: Langkah Baru dalam Kehidupan
05/12/2024
Bab 33 Reyna mulai merasakan kenyamanan
05/12/2024
Buku lain oleh Zakiyal Fuad
Selebihnya