Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pernikahan Yang Dikhianati

Pernikahan Yang Dikhianati

Zakiyal Fuad

5.0
Komentar
217
Penayangan
54
Bab

Malam itu, Aruna diundang oleh keluarga calon suaminya untuk makan malam di sebuah restoran mewah. Aruna mengira ini adalah kesempatan untuk membicarakan persiapan pernikahan yang rencananya akan berlangsung bulan depan. Namun, malam itu berubah menjadi mimpi buruk ketika keluarga calon suaminya, terutama calon ibu mertuanya, mengumumkan pembatalan pernikahan. Alasannya? Mereka memilih wanita lain yang dianggap lebih "sepadan" dengan keluarga mereka. Terluka dan merasa harga dirinya diinjak, Aruna menerima lamaran dari seorang duda kaya raya bernama Reza, seorang pria dari masa lalunya yang ternyata adalah cinta pertamanya. Namun, keputusan ini membawa Aruna ke dalam intrik baru yang penuh drama, cinta, dan pengkhianatan.

Bab 1 Pengkhianatan di Meja Makan

Restoran itu berada di lantai tertinggi sebuah hotel mewah, dengan jendela besar yang memperlihatkan panorama kota yang gemerlap di bawah cahaya malam. Meja panjang berlapis kain putih dihiasi lilin kecil dan bunga mawar merah yang tertata rapi di tengahnya. Aruna duduk dengan senyum tegang di kursinya, mengenakan gaun sederhana namun elegan yang dipilih dengan hati-hati.

Di hadapannya, keluarga Adrian, termasuk orang tuanya yang selalu terlihat angkuh, sedang menikmati makanan pembuka. Adrian duduk di sampingnya, sesekali tersenyum canggung setiap kali mata mereka bertemu. Aruna merasa ada sesuatu yang aneh malam itu, tapi ia menepis perasaan itu.

"Jadi, Aruna," suara Ibu Adrian memecah keheningan, dengan nada yang terdengar terlalu sopan hingga terasa menusuk. "Bagaimana persiapan pernikahan? Apakah kamu sudah memutuskan tema dekorasinya?"

Aruna tersenyum kecil. "Saya sudah berdiskusi dengan Adrian, Tante. Kami ingin tema yang sederhana tapi elegan, mungkin dengan dominasi warna putih dan emas."

"Oh, begitu," gumam Ibu Adrian sambil melirik ke arah suaminya. "Adrian, kamu setuju dengan tema itu?"

Adrian hanya mengangguk singkat tanpa berkata apa-apa. Aruna merasa sedikit janggal, tetapi ia mencoba berpikir positif.

Setelah hidangan utama tiba, keheningan mulai terasa semakin berat. Suara dentingan sendok dan garpu seolah menjadi latar belakang dari kegelisahan yang tak terucapkan.

"Aruna," suara Ibu Adrian terdengar lagi, kali ini lebih tegas. "Kami perlu membicarakan sesuatu yang penting denganmu."

Aruna menghentikan gerakan tangannya yang sedang memotong daging di piringnya. "Apa itu, Tante?" tanyanya dengan sopan, meskipun hatinya mulai berdegup lebih kencang.

Wanita itu menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Kami telah mempertimbangkan ini dengan sangat hati-hati. Setelah diskusi panjang, kami merasa pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan."

Kata-kata itu seperti petir di siang bolong. Aruna terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia menatap Adrian, berharap pria itu akan menyangkal atau setidaknya memberikan penjelasan. Namun, Adrian hanya menunduk, tidak berani menatap matanya.

"Apa maksud Tante?" Aruna akhirnya bersuara, suaranya bergetar. "Pernikahan ini sudah direncanakan. Undangan hampir dicetak. Mengapa Tante baru mengatakan ini sekarang?"

Ayah Adrian, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kami hanya ingin yang terbaik untuk keluarga ini, Aruna. Dan setelah mempertimbangkan berbagai hal, kami merasa kamu bukan pasangan yang tepat untuk Adrian."

Aruna tertegun. "Tepat? Apa maksud Om? Apa saya tidak cukup baik?"

Ibu Adrian melipat tangannya di atas meja, suaranya tetap dingin. "Ini bukan tentang kamu secara pribadi, Aruna. Ini tentang masa depan keluarga kami. Kami membutuhkan seseorang yang bisa memberikan kontribusi lebih besar. Kami telah memilih putri salah satu rekan bisnis kami sebagai pasangan yang lebih sesuai untuk Adrian."

"Rekan bisnis?" Aruna mengulang kata-kata itu dengan nada tidak percaya. "Jadi, ini hanya tentang keuntungan?"

"Kami tidak bermaksud menyakitimu," Ibu Adrian berkata, meskipun nadanya sama sekali tidak terdengar tulus. "Tapi kami harus memikirkan kepentingan keluarga kami."

Aruna merasa dunia di sekitarnya runtuh. Seluruh tubuhnya gemetar, bukan hanya karena amarah, tetapi juga karena penghinaan yang baru saja ia terima. Ia menatap Adrian dengan air mata yang menggenang di matanya. "Adrian, katakan sesuatu! Apakah kamu setuju dengan semua ini?"

Adrian akhirnya mengangkat wajahnya, tetapi ekspresinya penuh rasa bersalah. "Maafkan aku, Aruna. Aku tidak punya pilihan. Ibuku sudah memutuskan, dan aku tidak bisa menentangnya."

Aruna tertawa kecil, tawa yang penuh kepahitan. "Jadi, kamu hanya boneka yang tidak bisa melawan ibumu? Apakah kamu pernah benar-benar mencintaiku, Adrian, atau aku hanya bagian dari rencana mereka sejak awal?"

Adrian mencoba meraih tangannya, tetapi Aruna segera menariknya. "Maaf, Aruna," katanya pelan, hampir berbisik.

"Maaf?" Aruna berdiri, suaranya mulai meninggi. "Kalian menghancurkan harga diriku, mempermalukanku di depan umum, dan sekarang kalian hanya mengatakan maaf? Ini yang kalian sebut keluarga terhormat?"

Orang-orang di meja lain mulai melirik ke arah mereka, tetapi Aruna tidak peduli. Ia menatap keluarga itu satu per satu dengan penuh kebencian.

"Aku tidak butuh belas kasihan kalian," katanya sambil mengambil tasnya. "Dan kalian tidak akan pernah mendapatkan pengampunan dariku."

Dengan langkah cepat, Aruna meninggalkan meja itu, meninggalkan Adrian dan keluarganya dalam keheningan yang tegang. Di luar restoran, udara malam yang dingin menyapu wajahnya, tetapi hatinya masih terasa terbakar.

Ia berhenti di tepi jalan, mencoba menahan air matanya. Tapi tangisnya akhirnya pecah, memenuhi malam yang sepi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Zakiyal Fuad

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Pernikahan Yang Dikhianati
1

Bab 1 Pengkhianatan di Meja Makan

05/12/2024

2

Bab 2 Langit malam di kota itu tampak mendung

05/12/2024

3

Bab 3 Kabar tentang pernikahan mendadak

05/12/2024

4

Bab 4 kebahagiaan mereka ternyata tak berlangsung lama

05/12/2024

5

Bab 5 Hari-hari berlalu dengan ketegangan yang semakin terasa

05/12/2024

6

Bab 6 Ketenangan rumah tangga Reza dan Aruna

05/12/2024

7

Bab 7 Kehidupan Reza dan Aruna memasuki babak baru

05/12/2024

8

Bab 8 bergegas bersiap untuk rapat penting

05/12/2024

9

Bab 9 setelah sekian lama berjuang

05/12/2024

10

Bab 10 membawa aroma hujan yang sudah mulai menyelimuti kota

05/12/2024

11

Bab 11 suasana di rumah Reza terasa sedikit lebih tenang

05/12/2024

12

Bab 12 Akhirnya hari yang sangat dinanti-nantikan itu tiba

05/12/2024

13

Bab 13 hidup mereka kini terfokus pada satu tujuan

05/12/2024

14

Bab 14 Mengungkap Kebenaran di Balik Layar

05/12/2024

15

Bab 15 Keheningan pagi itu terasa berat di rumah Reza

05/12/2024

16

Bab 16 rumah Reza dan Aruna terasa lebih gelap dari biasanya

05/12/2024

17

Bab 17 Keheningan malam itu seperti mengintimidasi setiap langkah Reza

05/12/2024

18

Bab 18 Setiap keputusan yang mereka buat akan berpengaruh besar

05/12/2024

19

Bab 19 Reza masuk ke ruang makan dengan wajah serius

05/12/2024

20

Bab 20 mencoba mencari kenyamanan dalam matanya

05/12/2024

21

Bab 21 Mereka tahu bahwa waktu semakin sempit

05/12/2024

22

Bab 22 Karin berjalan cepat menuju ruang kerjanya

05/12/2024

23

Bab 23 di sebuah kafe kecil yang terletak di sudut kota

05/12/2024

24

Bab 24 bayangan malam yang gelap tak mampu menenangkan

05/12/2024

25

Bab 25 Setiap langkah yang diambil seolah terhenti di tengah perjalanan

05/12/2024

26

Bab 26 Karin dan Fajar saling berpandangan

05/12/2024

27

Bab 27 seolah mencerminkan suasana hati Karin dan Fajar

05/12/2024

28

Bab 28 Karin dan Fajar kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk

05/12/2024

29

Bab 29 permainan kekuasaan yang jauh lebih besar

05/12/2024

30

Bab 30 Fajar menatap Karin dengan tatapan penuh tekad

05/12/2024

31

Bab 31 setiap langkah yang mereka ambil seolah-olah lebih berbahaya

05/12/2024

32

Bab 32 menggenggam secarik kertas

05/12/2024

33

Bab 33 Fajar sudah terlelap di sampingnya

05/12/2024

34

Bab 34 tampak tertekan oleh situasi yang semakin pelik

05/12/2024

35

Bab 35 sidang itu pun berlanjut

05/12/2024

36

Bab 36 suasana tampak sangat berbeda

05/12/2024

37

Bab 37 Suara rintik air yang jatuh membentur kaca jendela

05/12/2024

38

Bab 38 Rumah besar milik Fajar dan Karin terasa hening

05/12/2024

39

Bab 39 menciptakan irama monoton yang menjadi latar hening

05/12/2024

40

Bab 40 Setiap langkah yang ia ambil mulai sekarang

05/12/2024