Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Mas, motor saya mogok lagi nih," keluh seorang wanita berparas cantik, saat baru saja tiba di depan bengkel Amin. Keningnya nampak berpeluh, lelah karena habis mendorong motor.
"Eh, Mbak Sena. Emang kenapa mogok lagi?" tanya Amin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Perasaan kemarin sore, ban motor Mbak Sena pecah, masa pagi ini udah pecah lagi? Padahal baru saja ganti ban dalam.
"Gak tahu saya, Mas. Masa setiap lewat sini langsung kempes bannya," terang Sena.
Lelaki itu menghampiri motor wanita yang ia panggil Sena. Kemudian berjongkok, untuk memastikan keadaan motor Mbak Sena.
"Wah, kena paku lagi, Mbak." Amin menunjukkan paku beton yang menancap di ban motor Sena.
"Yah, gimana dong? Mana saya harus buru-buru kerja, Mas. Masuk pagi."
"Emang kerja di mana?"
"Di salon Jalan Makmur. Mau merias pengantin."
"Oh, Mbak pinter merias pengantin. Hebat!"
"Belum hebatlah, Mas. Orang saya cuma merias doang, entah kapan jadi pengantinnya."
"He he he ... Jadi masih jomblo ya?" tanya Amin sambil menyeringai.