Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
About us and the best times

About us and the best times

Justhmnn

5.0
Komentar
1
Penayangan
2
Bab

Rumi-gadis yang baru duduk dibangku SMP tersebut menyukai guru lesnya-Adinata, yang berstatus sebagai mahasiswa semester tujuh, dikarenakan usia mereka terpaut begitu jauh membuat Rumi tidak berani mengungkapkan apa pun dan memilih memendam semuanya sendiri selama dua tahun lebih. Memasuki SMA kelas dua, Adinata memutuskan untuk berhenti menjadi guru les Rumi, keduanya sudah tidak lagi bertemu saat itu, tapi yang menyakitkan, Rumi mendengar kabar bahwa laki-laki tersebut akan melangsungkan pernikahan, Rumi mencoba bangkit dari keterpurukannya, mencoba melupakan Adinata dengan menjalani hari-hari baru tanpa laki-laki itu, tapi sialnya, Adinata datang lagi di kehidupan Rumi, lantas bagaimana hubungan keduanya setelah lama tidak bertemu? Bisakah Rumi menghilangkan semua perasaannya atas Adinata?

Bab 1 Prolog

Bagi Rumi Eze Rasyad, jatuh cinta itu malapetaka, terlebih ketika seseorang mengalami cinta bertepuk sebelah tangan, pasti dia akan berakhir menjadi sangat mengenaskan. Rumi punya pengalaman tidak menyenangkan terkait jatuh cinta sendiri, na'asnya, itu terjadi ketika kali pertama dia mencintai seseorang-yang usianya terpaut cukup jauh dengan usia Rumi.

Awal malapetaka ini terjadi ketika nilai-nilai ujian Rumi turun karena dia kebanyakan main game dan tidak bisa membagi waktu, di saat biasanya dia bisa menduduki peringkat tiga besar, dua semester secara berturut-turut peringkatnya semakin ke belakang, sementara pada sisi lain, gadis itu juga punya mimpi untuk masuk Universitas ternama dengan prodi yang banyak peminat.

Rumi bukan anak bungsu dengan kemalangan kurang perhatian dari kedua orang tuanya, bahkan dua kakaknya sangat menyayangi gadis itu, meskipun mereka sama-sama sibuk, tapi tetap saja, perhatian-perhatian yang mereka berikan kepada Rumi tidak pernah berubah, dan yang mesti digaris bawahi, apa yang Rumi inginkan bisa dengan cepat terkabul berkat orang tuanya yang selalu menuruti kemauan gadis itu, selagi keinginannya menjurus ke suatu hal yang baik, contohnya saja saat Rumi berkata bahwa dia ingin ganti guru les, sehari setelah itu yang datang benar-benar guru les baru.

Ya, semua itu bermula dari sini.

Dari seorang Adinata Batradika yang datang ke hidup Rumi Eze Rasyad sebagai guru les privat. Dengan tampilannya yang memukau, cara berpikirnya yang dewasa, perhatian-perhatian kecil yang salah Rumi artikan, apa aneh jika pada akhirnya Rumi jatuh cinta kepada laki-laki itu? Meski saat itu Rumi masih kelas 3 SMP sementara Adinata adalah Mahasiswa semester tujuh yang baru saja menyelesaikan magangnya.

Rumi tahu, bagi seorang Adinata, mungkin dia hanyalah bocah ingusan yang kalaupun menyukai seseorang pasti tidak akan berlangsung lama, istilah sederhananya cinta monyet, dan Rumi tahu, bahwa cintanya hanya akan menjadi cerita mengenaskan bila dia ceritakan pada orang lain. Tahu yang lebih parah? Adinata sudah mempunyai kekasih, bayangkan saja bagaimana stresnya Rumi ketika laki-laki itu bercerita sedikit tentang pacarnya, yang dari matanya saja, gadis ingusan seperti Rumi bisa menangkap silau kagum luar biasa dari sana. Silau kagum yang menyiratkan tentang bagaimana Adinata mencintai gadis itu.

"Yaudah lah yaa, ngapain juga gue galau, lagian kan setelah ini katanya dia nggak bisa ngajarin gue, artinya gue sama dia udah nggak bakal ketemu."

Kesya-teman sebangku sekaligus teman yang hampir setiap hari sudi mendengar cerita-cerita Rumi tersebut menepuk bahu sebelah kanan Rumi pelan.

"Rum, percaya deh sama gue, lupa sama seseorang nggak bakal segampang itu, nggak ketemu lagi sama dia nggak ngebuat lo bisa ngelupain dia gitu aja, lo harus ngelewatin hati-hati berat, hari-hari di mana lo kangen diajarin dia, kangen lihat dia senyum, kangen sama tatapannya yang nggak mengandung arti apa-apa itu, alias cuma sekedar natap karena dia punya mata."

"Dan kangen sama hal lain yang berkaitan sama dia lah pokoknya," sambung anak itu tanpa rasa bersalah. Perkataannya barusan jelas membuat bahu Rumi merosot lemas, yang disampaikan Keysa tadi secara keseluruhan hampir semuanya benar, sekarang saja, kalau boleh jujur, sebenarnya Rumi keberatan dengan keputusan Adinata, ya kenapa juga laki-laki berhenti mengajari Rumi? Sebelumnya Rumi bahkan bilang jika sejauh ini, yang penjelasannya paling mudah untuk dipahami adalah Adinata, nilai Rumi juga naik drastis, jadi kalau mulai semester depan Adinata benar-benar tidak datang lagi, bisa dipastikan bahwa semuanya akan kacau, nilai Rumi, psikis Rumi, hati Rumi. Gadis itu mengigit bibir bawahnya sambil termenung sesaat, 'Yang paling parah hati gue sih.' Kemudian dia merasa jauh lebih lemas dari sebelumnya, sampai mengajak rambutnya dan berakhir menyenderkan kepalanya pada meja.

"Key, gue nggak sanggup buat bayanginya tolong!"

"Nggak usah dibayangin, ntar kalau udah waktunya juga bakal kejadian dan lo tau sendiri gimana rasanya."

Gimana rasanya ketika Adinata benar-benar tidak datang lagi ke rumah dengan senyum tipisnya itu, senyum tipis yang anehnya punya kesan begitu ramah.

Senyum tipis yang mampu memikat Rumi sampai dia tidak bisa mencintai laki-laki lain selama hampir dua tahun ini.

"Rum, bukannya itu lebih bagus ya?" Saat Kesya tiba-tiba berkata seperti itu, Rumi menoleh, hanya saja dia diam, memberi Keysa waktu untuk memperjelas maksudnya.

"Ya bagus aja kalau menurut gue, seengaknya pasti ada kok kemungkinan lo bisa ngelupain dia, meskipun kita sama-sama nggak tahu kemungkinannya sekecil apa, pasti ada kemungkinan juga kalau setelah dia pergi, lo akan membuka hati buat cowok lain, dibanding ketika dia tetap berkeliaran di sekitar lo, apalagi lo juga waktu itu cerita kan, dia mau serius sama pacarnya, terus lo gimana? Lo sanggup ngelihat dia tunangan sama cewek lain? Sanggup lo berdiri buat nyaksiin dia nikah?"

"Lo denger nggak?" Rumi menjeda. Keduanya kemudian saling menatap, Keysa dengan raut bingung andalannya dan Rumi dengan rautnya yang semakin memelas.

"Barusan hati gue potek."

"Anjir."

"Sakit banget kalau dibayangin."

"Nahkann!" Kali ini Kesya berseru.

"Hubungan orang dewasa tuh nggak kayak hubungan anak seusia kita, Rum, mereka lebih terarah, mereka udah punya tujuan yang jelas akan kedepannya gimana, Mas Adin juga bukan cowok yang kebanyakan drama, gue yakin, sekarang ini dia lagi ngumpulin duit buat nikahin ceweknya."

"Yang terakhir nggak usah diperjelas bisa nggak?" tanya Rumi dengan sedikit melirik, membuat gadis disebelahnya menyengir lucu.

"Hehe, ya gimana yaa."

"Udahlah, jangan nunggu keputusan Mas Adin, bilang aja kalau semester depan lo nggak niat buat les lagi, mau belajar sendiri atau apa gitu."

"Ceritanya gue menjauh dari dia?"

Asli yaa, kadang Rumi tuh lemot banget.

"Ya terus lo mau makin sakit hati?"

"Ya enggak, tapi kalau dia masih butuh uang gimana?" Secara Rumi tahu, alasan Adinata mau menyambi kerja adalah untuk mendapatkan uang tambahan, padahal dia juga dapat beasiswa dan uang untuk biaya hidup, memang pekerja keras, yang begini sih, kata Rumi memang pantas dicintai oleh siapa saja.

"Ya kalau gitu coba nanti nanya dulu, kalau dia bilang dia mau berhenti nggak usah ditahan-tahan, kalau pergi biarin dia pergi sejauh mungkin dari hidup lo, oke?"

Sebenarnya berat untuk mengangguki pertanyaan Keysa, tapi pada akhirnya Rumi mengangguk, mungkin sudah waktunya untuk dia berusaha menyudahi semua ini. Meski katanya, jatuh cinta itu tidak pernah salah, tapi yang Rumi lakukan ini semata-mata untuk menjaga perasaannya sendiri, sebab jatuh cinta memang tidak salah, tapi bagaimana jika Rumi berharap banyak tentang cintanya kali ini? Sementara dia tahu, bahwa sebenarnya tidak ada yang bisa dia harapkan.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku