Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ceo Mesum Suamiku

Ceo Mesum Suamiku

Bear bee

5.0
Komentar
509
Penayangan
5
Bab

Berawal dari sebuah club malam bersama dengan sepupunya untuk menggantikannya bekerja. Bella di jebak di dalam kamar seorang presdir tampan. Dia yang sudah pusing terpengaruh minuman dan tak bisa terkendali lagi. Dengan langkah ringan berjalan merayu seorang presdir yang terkenal sangat dingin dan tampan. Sekaligus pemilik dari club malam itu. Kejadian malam dahsyat merenggut miliknya. Dia ingin marah kesal tetapi itu tidak ada gunannya. Dia sadar jika dirinya juga tidak sadar malam itu. Susah payah melupakan semuanya. Tetapi dia malah terjebak dalam sebuah kisah romantis bersama laki-laki itu.

Bab 1 Bekerja Di Club

Di sebuah club malam. Suara dj begitu terngiang di telinga. Membuat semua orang yang mendengarnya ingin sekali mengikuti setiap lekuk irama musik. Dengan di temani gemerlap lampu club yang membuat nuansa menjadi lebih meriah.

Seorang wanita berdiri di ujung club malam. Ingin dia menginjakkan kakinya masuk ke dalam. Tetapi hatinya kerasa ragu. Tubuhnya maju mundur, melihat begitu berisiknya suara dj dk telingannya.

Gadis kecil yang baru menginjak 18 tahun itu terlihat sangat gugup. Dia mengeryit melihat suasana aneh yang baru saja di lihatnya. Banyak wanita dan laki-laki yang bermesraan tanpa malu. Pandangan matanya memutar melihat para laki-laki asik minum di temani para wanita malam, yang semakin membuat Bella geleng-geleng kepala.

Ini tempat apa? Tempat yang sangat menjijikkan. Baru kali ini aku datang ke sini. Kalau bukan karena kakak sepepu aku yang ingin bertemu denganku. Aku juga tidak akan pernah dan tidak akan ke sini, tempat yang menjijikkan.

"Hai.. Cantik!" sapa seorang laki-laki menyentuh pinggul belakangnya, sontak membuat Bella menggeram kesal. Segala ucapan se-kebun binatang dia keluarkan.

"Dasar kurang ajar," umpat kesal Bella. Menatap punggung laki-laki itu yang langsung pergi menjauh darinya.

"Hai... Bella. Kamu sudag datang?" sapa seorang wanita yang entah datangnya dari mana. Kini dia sudah berdiri tepat di sampingnya. Meletakkan tangannya di atas pundaknya, merengkuhnya erat sok akrab. Ya, padahal memang belum pernah sama sekali akrab. Ketemu aja jarang. Gimana bisa dalam satu hari bertemu visa akrab seperti sudah sering bertemu.

"Hari ini adalah hari yang begitu indah," ucap wanuta itu, menariknya masuk ke dalam. Bella hanya bisa menghela napasnya, memutar matanya malas. Dia terpaksa harus mengikuti sepupunya itu.

"Vero, apa aku gak apa-apa datang di tempat seperti ini. Aku bahkan belum punya ktp,"

Vero mengibaskan tangannya ke depan. "Udah gak usah di pikirkan itu. Di sini di jamin aman!" ucapnya kecentilan.

"Yakin? Tapi kenapa kamu mengajakku di sini?" tanya Bella, mengusap ke dua bahunya dengan tangannya. Sembari bergidik jijik menatap sekitarnya.

Vero kengedip-ngedipkkan matanya. Tersenyum sok di manis-manisin di depan Bella. "Sini aku beri tahu kamu," Bella terdiam menatap gerakan jemari tangan Vero yang seakan menunjukan jika dia menyuruhnya mendekat. Bella mendekatkan wajahnya.

"Kamu mau bilang apa?" tanya Bella memulai pembicaraan lebih dulu.

"Kamu tahu gak, kalau aku sebenarnya kerja di sini."

Apa?" ucap lantang Bella, membuat semua orang di sekitarnya menatap ke arahnya tak suka. Bella berdesis pelan, sedikit menundukkan kepalanya malu.

"Apa kamu benar kerja di sini? Memangnya kamu kerja apa?" tanya Bella penasaran, dia menurunkan nada suaranya.

"Aku hanya mengantarkan beberapa minuman ke orang-orang di ruangan sana. Dan di sana biasanya banyak sekali lakli-laki kaya yang ingin bernyanyi bersama dnegan wanita dan memberikan minuman padanya." jelas Vero, membuat Bella mengenyitkan wajahnya.

"Hanya mengantar minuman?" tanyanya lagi. "Dan tidak akan menemani seperti wanita itu, kan." Bella membalikkan badannya, dengan tangan menunjuk tepat pada seorang wanita dengan baju seksinya yang duduk di pangkuan seorang laki-laki sembari menggodanya.

"Iya, memangnya pikiran kamu apa?" Vero menoleh, melihat jemari tangan Bella menunjuk. "Memangnya kamu mau?"

"Gak, lah!" jawab cepat Bella.

"Apa kamu pikir aku kerja anaeh-aneh?" tanya Vero, dengan wajah merunduk, dalam hati dia begitu kesal dengan Bella.

Bella tersenyum paksa. "Gak apa-apa, sih. Ya, sudah kalau begitu. Maaf ganggu! Lebih baik kamu kerja saja.."

"Aku mau terus terang,"

"Apa?"

Vero memegang ke dua tangan Bella, wajahnya berbuah muram seketika. "Bella.... Apa aku boleh minta tolong.. Tolong gantikan aku kerja hari ini saja." wajah Vero mulai memelas.

"Bella, aku mohon.. Hanya sekali saja. Tidak akan terjadi apa-apa kok nanti." ucap Vero memohon. Mengangkat kepalanya, wajah Vero semakin memelas menunggu jawaban iya dari Bella.

"Tapi..."

"Ssttt... Jangan perduli soal ktp. Lagian umur kamu sudah 18 belas tahun Meski ktp kamu belum jadi. Tapi kamu bisa magang sebentar di sini. Hanya satu hari saja," potong cepat Vero, menutup mulut Bella dengan telunjuk tangannya.

"Aku.. tidak punya pengalaman...." Bella mencoba untuk menolaknya. Dia takut jika pekerjaannya ini membuat dia malu nantinya. Apalagi jika teman kuliahnya tau nantinya. Gak bsoa di bayangkan mereka akan menghina Bella dengan wanita murahan. Dia juga tidak bisa bau alkohol sama sekali.

Bella, menarik bibir bawahnya sedikit ke dalam, mencoba menimang-nimang apa yang di katakan Vero.

Bella yang tidak tega, dia menghela napasnya. Memutar matanya sejenak dengan terpaksa Bella hanya manganggukan kepalanya pelan. Seketika Vero tersenyum sumringah. Melompat berdiri kegirangan.

"Baiklah, kalau begitu sekarang jamu cepat pakai baju kerja aku. Dan antarakan minuman ke dalam ruangan di sana. Dan aku akan bilang pada boss ku dulu." ucap antusias Vero, dia beranjak berdiri dan mulai pergi mencari bossnya.

Kenapa aku bisa terjebak dalam tempat menjijikkan ini. Apalagi harus melihat beberapa orang yang sedang mabuk. Bahkan kecupan saja di keramaian tanpa malu. Geram Bella, melihat seseorang laki-laki tampan di tempat duduk yang sedang bercumbu mesra. Di temani dua wanita cantik di sampingnya.

Laki-laki tersadar, jika ada seorang wanita cantik yang mencuri pandang padanya. Dia tersenyum tipis ke arah Bella. Sebagai tanda sapaan. Dan Bella bergidik jijik memalingkan wajahnya acuh.

Apa dia sudah gila. Kenapa juga dia senyum-senyum padaku. Ih... Jangan sampai dia datang ke sini. Ogah dekat-dekat dengan laki-laki menjijikkan. Dan suka bermain dengan wanita. Sama saja dia bekas.

Bella melirik ke belakang. Menatap laki-laki itu yang mulai berjalan mendekatinya.

Dia tetap saja tersenyum. Dan sepertinya dia akan ke sini.

Bella menghentakkan kakinya mencoba untuk berpikir cepat.

Apa yang harus kau lakukan? Dia.. Kenapa dia datang.. Ah.. Bella. ini salah kamu. Lagian kenapa tadi kamu melihatnya. Dan Vero juga belum kembali.

"Hai... Bella," suara wanita yang sangat familiar itu membuat bella mengangkat kepalanya, menatap ke depan. Seketika bibirnya mengembang di saat Vero sepupunya itu berlari ke arahnya. Lalu menarik tangannya segera pergi tanpa bicara banyak. Bella menoleh ke belakang, dia melihat laki-laki itu yang sudah berdiri di tempat di mana dia duduk tadi.

Merasa aman Bella menghela napasnya lega. "Kita mau kemana?" tanya Bella.

"Kamu harus segera ganti baju. Dan mulai bekerja." jawab Vero, membawa Bella ke sebuah ruangan ganti. Dan memberikan baju kerja untuknya.

"Pakai itu," pinta Vero.

Bella mengerutkan keningnya, dia membuka bajunya. Seketika ke dua matanya terbuka lebar, pupil matanya terlihat lebih besar.

"Ini... Ini baju.. apa?" tanya Bella polos. "Kenapa pendek sekali? Apa ini baju kekurangan bahan?" lanjutnya.

"Itu baju kerja aku. Sudah tepat pakai. Sekarang aku mau pergi dulu. Ada urusan. Kamu harus bekerja dengan baik," ucap Vero memalingkan wajahnya sejenak, memutar matanya sembari menarik sudut bibirnya tipis.

"Oh, ya! Aku ingin kasih tahu kamu sesuatu," ucap Vero, "Nanti kamu harus pulang jam 9 malam"

Vero berlari pergi meninggalkan Bella sendiri. Wanita itu hanya diam menatap baju kerjanya yang mungkin begitu pendek untuknya. Kaki jenjangnya yang membuat dia lebih tinggi sedikit dari Vero.

"Heh.. Kamu, kenapa masih diam saja di situ. Cepat pakai baju kamu. Jangan malas-malasan di situ," suara teriakan penjaga itu membuat Bella merinding takut.

"I-iya. Aku juga mau ganti baju. Lebih baik anda sekarang keluar dulu."

"Cepetan!" bentaknya. membuat tubuh Bella terjingkat.

Bella menghela napasnya, dan segera untuk ganti baju dengan cepat. Selesai ganti baju yang memakan waktu 5 menit. Dia mulai merapikan rambutnya. Mengunci satu rambutnya di atas. Dia memandang dirinya di cermin. Dadanya yang besar membuat Bella merasa gerah dengan baju itu. Tubuhnya terlihat lebih menonjol. Bahkan lekuk tubuhnya seakan terekspose bebas karena terlalu pendek baju itu intuknya.

Bentar. Aku ternyata terlihat cantik juga. Tapi ini baju seksi pertama aku.. Aku merasa kurang percaya diri dengan tubuhku.

Brakk... brakk.. brakk..

"Cepat keluar!" suara perintah laki-laki itu lagi membuat telinga Bella terasa gerah. Dia menghentakkan kakinya kesal. Dan mulai beranjak keluar, dia berjalan dnegan tangan nenarik-narik ujung roknya yang terlalu pendek. Satu jangka telapak tangan di atas lututnya. Membuat kulit putihnya terlihat jelas.

Apa yang akan dia lakukan? Apa dia akan mendekatiku? Pikirnya

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Bear bee

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku