/0/8366/coverorgin.jpg?v=7f911a9bc8a5fc1b2c82524542a66ba8&imageMogr2/format/webp)
Pagi itu, mentari mulai menyapa Jakarta dengan sinarnya yang hangat, namun Naura tak merasakan kehangatan apa pun selain kegelisahan yang menggerogoti. Jam sudah menunjukkan pukul 07.45 WIB, dan kemacetan ibu kota menjadi penghalang terbesarnya untuk sampai tepat waktu di kantor. Naura, dengan napas terengah-engah, memacu motor matic-nya menembus padatnya lalu lintas. Kemeja putih yang ia kenakan sudah sedikit lepek oleh peluh, dan rambutnya yang tergerai indah mulai terlihat sedikit berantakan. Ia tahu betul konsekuensi keterlambatan di perusahaan tempatnya bekerja, PT Adhi Jaya Gemilang.
Bukan hanya potongan gaji, tetapi juga tatapan sinis dari manajernya, Bu Sinta, yang selalu menuntut kesempurnaan.
Sesampainya di gedung pencakar langit PT Adhi Jaya Gemilang, Naura segera memarkirkan motornya di basement. Ia buru-buru meraih tas selempangnya dan sebotol iced latte yang sempat ia beli di minimarket dekat kantor. Cairan dingin itu adalah satu-satunya harapan untuk menyegarkan pikirannya yang sudah kacau balau sejak pagi. Langkahnya tergesa-gesa menyusuri koridor lantai dasar. Ia hanya punya waktu kurang dari lima menit sebelum jam kerja dimulai. Pikiran Naura hanya tertuju pada satu hal: mencapai lift dan sampai di lantai dua belas sesegera mungkin.
"Aduh, aduh, aduh!" gumam Naura pada dirinya sendiri. "Naura, kamu harus cepat! Kalau sampai telat lagi, habislah riwayatmu!"
Saking terburu-burunya, Naura sama sekali tidak memperhatikan sekelilingnya. Matanya terpaku pada layar ponsel yang menampilkan jam digital. Ia mempercepat langkahnya, bahkan nyaris berlari di tikungan koridor menuju deretan lift. Tanpa ia sadari, dari arah berlawanan, seorang pria tinggi tegap dengan setelan jas mahal berwarna navy juga berjalan tergesa-gesa sambil menatap ponselnya.
BRUK!
Tabrakan tak terhindarkan. Botol iced latte yang ada di tangan Naura terpental, dan isinya tumpah ruah membasahi jas pria itu. Aroma kopi yang manis bercampur susu langsung menyebar di udara. Naura terhuyung ke belakang, untungnya tidak sampai terjatuh. Ia mendongak, matanya memicing menatap noda basah di jas pria di hadapannya.
"Aduh! Bapak ini bagaimana, sih?! Jalan kok tidak lihat-lihat!" sembur Naura, emosinya sudah memuncak. Rasa panik karena takut terlambat, ditambah lagi insiden tak terduga ini, membuat Naura lupa menahan diri.
Pria itu mendongak, matanya yang tajam menatap Naura dengan pandangan tak percaya. Wajahnya yang semula datar kini diliputi amarah. Rambutnya hitam legam tersisir rapi, hidungnya mancung, dan garis rahangnya tegas, memancarkan aura dominasi. Ia terlihat sangat marah.
"Apa?! Anda yang menabrak saya! Anda yang jalan terburu-buru seperti dikejar setan! Lihat ini!" tunjuk pria itu pada noda kopi di jasnya. "Jas saya basah semua gara-gara Anda! Bagaimana ini?"
Naura mendengus. "Salah saya? Hei, Bapak itu juga jalan sambil main ponsel, kan? Sama saja cerobohnya!" Ia melirik jam di ponselnya lagi. Waktu terus berjalan, dan ia semakin panik. "Sudahlah, saya buru-buru!"
Tanpa menunggu jawaban dari pria itu, Naura langsung membalikkan badan dan mempercepat langkahnya menuju lift yang kebetulan baru saja terbuka. Ia masuk ke dalam lift tanpa menoleh sedikit pun.
"Hei! Wanita tidak sopan! Anda mau lari begitu saja?!" teriak pria itu, suaranya menggema di koridor. "Minta tanggung jawab Anda! Hei!"
Namun, Naura seolah tak mendengarnya. Pintu lift tertutup, meninggalkan pria itu sendirian dengan jasnya yang basah dan amarah yang meluap-luap.
Di lantai dua belas, suasana kantor PT Adhi Jaya Gemilang sudah ramai. Beberapa karyawan terlihat berbisik-bisik di meja mereka, sesekali melirik ke arah pintu ruang CEO. Naura, yang berhasil lolos dari cengkeraman waktu, segera melangkah menuju mejanya di departemen pemasaran. Ia meletakkan tasnya dan langsung menyalakan komputer.
"Pagi, Naura! Tumben banget kamu datangnya ngepas?" sapa Sekar, rekan kerjanya yang duduk di meja sebelah. Sekar adalah satu-satunya teman dekat Naura di kantor, dengan sifatnya yang periang dan suka bergosip.
"Pagi, Kar. Iya nih, macet banget di jalan. Hampir saja telat," jawab Naura sambil menghela napas lega. Ia melirik Sekar yang terlihat sangat antusias. "Ada apa sih? Kok pada bisik-bisik begitu? Gosipin apa lagi nih?"
Sekar mendekatkan kursinya ke meja Naura, matanya berbinar-binar. "Naura, kamu tahu tidak? Hari ini kita kedatangan bos baru! Anak dari CEO kita, Pak Wijaya!"
"Oh ya? Siapa namanya?" tanya Naura, tidak terlalu tertarik. Perubahan manajemen bukan hal baru baginya.
"Namanya... Arga Narendra Wijaya!" bisik Sekar, suaranya sedikit tertahan. "Dengar-dengar, dia tampan sekali, Naura! Masih single pula! Katanya, dia yang akan menggantikan Pak Wijaya untuk mengurus perusahaan ini. Semua orang sudah tidak sabar ingin melihatnya."
Naura hanya mengangguk-angguk kecil, masih sibuk membuka email. "Memang kenapa kalau tampan dan single? Bukan urusan kita juga kan?"
"Ih, kamu ini! Mana tahu ada kesempatan. Jarang-jarang loh ada CEO muda dan tampan!" Sekar menyenggol lengan Naura. "Dengar-dengar juga, dia ini lulusan luar negeri dan sangat cerdas. Pasti perusahaan kita akan semakin maju di tangannya."
/0/26812/coverorgin.jpg?v=20250909185455&imageMogr2/format/webp)
/0/21814/coverorgin.jpg?v=182b98476980bc40bc0920028bf833c2&imageMogr2/format/webp)
/0/6982/coverorgin.jpg?v=386525d6839deabb39f04700330d93ab&imageMogr2/format/webp)
/0/2688/coverorgin.jpg?v=1ab12dca281f711783f15f8596fab2fb&imageMogr2/format/webp)
/0/6251/coverorgin.jpg?v=95475b5bb5e62a6ede1cdc661ffbcd76&imageMogr2/format/webp)
/0/29624/coverorgin.jpg?v=f4b49d72034c00807fb6c6fb558fd1e1&imageMogr2/format/webp)
/0/18405/coverorgin.jpg?v=eba93979e9cd1f3b9657cb9be96177fa&imageMogr2/format/webp)
/0/19430/coverorgin.jpg?v=3bb9ee9327cc3ca3fceda12011ae3123&imageMogr2/format/webp)
/0/5427/coverorgin.jpg?v=5c98c390153178972cc76f6842603e36&imageMogr2/format/webp)
/0/28740/coverorgin.jpg?v=40455ec149f7d27e2a2428973465f2bc&imageMogr2/format/webp)
/0/23096/coverorgin.jpg?v=1839ff21b00af1808f1d2cf892e508f6&imageMogr2/format/webp)
/0/28864/coverorgin.jpg?v=ea2dee007ad4e0ae33ded56bdb1cfb1d&imageMogr2/format/webp)
/0/29395/coverorgin.jpg?v=dcfb7aaab60b671da9ef4d6eecb60e1f&imageMogr2/format/webp)
/0/16363/coverorgin.jpg?v=fc2287daa4fb56ce42b3af69b4cc5a3e&imageMogr2/format/webp)
/0/5784/coverorgin.jpg?v=a20ebc9444f170047b3978209633f377&imageMogr2/format/webp)
/0/8921/coverorgin.jpg?v=5cba415e3c587aa8ff540adb1816def4&imageMogr2/format/webp)
/0/7522/coverorgin.jpg?v=15f26fb9b6806d194cc3321edb582de3&imageMogr2/format/webp)