TERJEBAK PESONA CEO
Penulis:Nath87
GenreRomantis
TERJEBAK PESONA CEO
“Bagaimana?” tanya Arion saat sambungan teleponnya terhubung.
“Menurut informasi yang saya dapat. Dia bekerja di Perusahaan kita. Tepatnya di gedung lama. Dia seorang manager keuangan dan memliki seorang kekasih bernama Riki yang juga seorang manager di Perusahaan kita,” jawab Rian.
“Lalu?” tanya Arion yang semakin ingin tahu tentang wanita yang sudah membuatnya kesal dalam satu malam. Tapi ia merasa puas juga karena sudah mendapatkan keperawanan wanita itu.
“Dia baru saja putus dengan kekasihnya. Mantan kekasihnya ketahuan berselingkuh. Mereka sudah menjalin hubungan selama tiga tahun. Lalu soal keluarganya, Quin ini yatim piatu. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Dia tidak memiliki saudara kandung. Hanya memiliki seorang Paman yang tinggal di kampung. Quin sendiri tinggal di sebuah apartemen kecil yang jaraknya tidak jauh dari apartemen yang anda tinggali,” ucap Rian.
“Ok, kirimkan data-data Riki dan juga Quin,” pinta Arion yang langsung disanggupi oleh sekretarisnya itu.
Arion mematikan sambungan teleponnya. Ia memilih untuk mandi agar otaknya yang panas jadi lebih segar.
Arion menjambak rambutnya sendiri. Ia masih teringat ucapan ayahnya yang sangat membuat dirinya menderita.
Menikah itu bukan sesuatu hal yang mudah. Perjalanan hidup jelas harus ia lalui bersama dengan wanita yang sangat dicintainya.
Arion jadi bingung. Ia harus mencari cara agar bisa menemui seorang wanita. Tapi di mana ia akan menemukannya? kebanyakan wanita yang ingin jadi istrinya adalah wanita yang hanya menginginkan hartanya saja.
Tidak ada wanita yang seperti ibunya. Yang selalu mencintai ayahnya apa adanya. Selalu ada di sisi ayahnya dengan banyak cinta.
Mungkin Arion belum tahu, jika kisah kedua orang tuanya berawal tanpa cinta. Hanya saja memang sangat jarang menemukan wanita sederhana dan baik seperti Maria – ibu yang sudah melahirkannya.
***
Arion mematikan air showernya. Ia mengambil handuk lalu keluar dari dalam kamar mandi. Pria itu mengambil pakaiannya dengan asal, ia memakainya lalu duduk di sofa.
Arion menyalakan televisi. Lalu ia memikirkan sebuah rencana yang harus di susun dengan rapih. Arion langsung tersenyum. Ia sudah memiliki sebuah ide.
Esok hari.
Arion sudah berada di kantor. Sekretarisnya memberikan berkas yang harus ditandatangani oleh bosnya itu.
“Kapan kita akan melakukan kunjungan ke gedung lama?” tanya Arion yang memang sudah lama sekali tidak mengunjungi gedung lama. Dan dia juga tidak pernah bertemu dengan Quin saat dulu melakukan kunjungan.
Di gedung lama sebagian orang hanya tahu siapa nama pemilik Perusahaan ini saja. Biasanya Aksa – ayahnya Arion yang masih suka datang ke sana. Entah hanya untuk mengecek saja. Atau hanya untuk mengingat moment saat bersama dengan istrinya.
Jadi seluruh pegawai di sana hanya tahu Aksa lah pemiliknya. Walau sebenarnya perusahaan tersebut sudah ditangani oleh putranya sendiri.
“Saya belum melihat jadwal Pak. Nanti akan saya atur agar anda bisa datang ke sana,” ucap Rian.
“Tidak perlu. Saya akan ke sana sekarang,” ucap Arion yang langsung memberikan semua berkasnya. Ia mengambil kunci mobilnya lalu pergi meninggalkan ruangannya.
Rian masih diam mematung untuk beberapa saat. Tapi begitu ia menyadarinya. Ternyata bosnya sudah pergi meninggalkannya.
Rian bergegas mengambil semua berkas lalu ia kembali ke ruangannya.
Arion masuk ke dalam mobilnya. Ia mengemudikan mobilnya untuk menuju gedung lama yang jaraknya tidak terlalu jauh dari gedung baru yang biasa ia kunjungi.
Arion memarkirkan mobilnya di lobby. Ia melihat ada mobil ayahnya di sana.
Arion turun dari mobil lalu staff yang mengenalnya langsung menyapanya.
Pria itu hanya mengangguk. Ia bergegas menuju ruangan di mana ayahnya berada.
Arion masuk ke dalam lift khusus. Dan dari kejauhan seorang wanita sedang berjalan masuk ke dalam gedung kantor. Ia seperti mengenali mobil yang ada di lobby. Lalu wanita itu juga seperti mengenal pria yang baru saja dilihatnya.
Wanita itu mencoba untuk menerka, lalu ia mempercepat langkah kakinya karena penasaran. Tapi sayangnya ia tidak sempat melihat dengan jelas wajah pria yang sudah masuk ke dalam lift khusus itu.
Arion melewati sekretaris ayahnya begitu saja. Ia masuk ke dalam ruangan ayahnya dan melihat ayahnya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Aksa yang menyadari ada seseorang yang masuk begitu saja langsung mengangkat wajahnya. Ia memerhatikan anak lelakinya yang datang dengan gaya khas anak mudanya.
“Ada apa? Apa kau sudah tahu jika wanita itu ternyata salah satu pegawai di sini?” ucap Aksa yang langsung ke inti permasalahannya.
Arion mengangkat kedua bahunya dengan acuh. “Aku tidak tahu. Memangnya siapa yang Papa maksud?” tanya Arion sambil menarik bangku yang ada di hadapan ayahnya. Ia duduk lalu tatapan kedua matanya justru tidak ke ayahnya.
Tak lama pintu ruang Aksa terbuka. Seorang wanita muda yang cukup cantik masuk ke ruangan tersebut.
Wanita itu jelas kaget saat melihat sosok pria yang ada di hadapannya.
Arion yang tadi cuek, entah kenapa ingin melihat siapa seseorang yang datang itu. Ia pikir mamanya datang membawakan bekal makan siang untuk ayahnya. Tapi ternyata ia salah. Wanita yang tidak ingin ia temui justru ada di hadapannya saat ini.
Aksa berpura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi. Ia melihat sekilas wanita muda itu.
“Pak, ini berkas yang anda minta dan saya juga ingin minta tanda tangan anda,” ucap Quin ramah.
Aksa hanya mengangguk. Lalu Quin memerhatikan Arion yang ternyata wajahnya sangat mirip dengan bosnya.
Quin yang tersadar, ia mencoba mengingat nama di kartu nama yang diberikan Arion. Wanita itu membulatkan kedua matanya. Jadi pria ini anaknya Pak Aksa? Bos di mana ia bekerja saat ini.
Quin hanya bisa pasrah. Ia sedang berpikir, apa mungkin Arion sedang berbicara dengan ayahnya untuk memecat dirinya?
Pikiran Quin terus bercabang. Ia mencoba menerka-nerka sebenarnya apa tujuan Arion datang ke sini. Apa mungkin dia mau meminta ganti jaket yang sudah dimuntahinnya? batin Quin.
“Aduh, bagaimana ini? bagaimana jika Pak Aksa memecatnya?” ucap Quin di dalam hatinya.
“Ini sudah ok, langsung kirim saja,” pinta Aksa.
“Baik Pak, kalau gitu saya permisi,” ucap Quin.
Quin membalikan tubuhnya. Dengan langkah kaki jenjangnya, ia bergegas meninggalkan ruangan bosnya itu. Kedua kaki Quin sudah terasa sangat lemas. Ia merasa sangat takut berada di dalam sana. Apa lagi melihat wajah Arion yang terlihat sangat tidak menginginkannya.
Quin yang sedang panik tanpa sengaja berpapasan dengan mantan kekasihnya. Bayang-bayang mantan kekasihnya yang sedang bersama dengan wanita lain kembali terlintas.
“Sayang, dari mana?” tanya Riki.
Quin mengabaikan ucapan mantan kekasihnya itu. Sayang apanya? Sayang kok selingkuh. Dasar laki-laki buaya, batin Quin.
Riki menahan tangan wanitanya. Membuat Quin semakin jera. Ia sangat tidak suka. Apa lagi ini kantor. Memang sebagian dari mereka tahu soal hubungan mereka berdua. Tapi semua sudah berakhir. Quin tidak menginginkan pria yang sudah membagi cintanya dengan wanita lain.
“Kamu kenapa? Dengarkan dulu penjelasan aku,” ucap Riki yang masih berusaha ingin menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
“Aku rasa semuanya sudah jelas. Maaf, saya harus kembali bekerja,” ucap Quin yang langsung menghempaskan tangan Riki.
“Dengarkan aku dulu sayang,” ucap Riki lalu mengejar Quin dan menahan tangan Quin lagi.
Arion yang baru saja keluar dari ruangan ayahnya jelas melihat apa yang dilakukan oleh pria itu.
Quin kaget saat melihat ada Arion di sana. Ia dengan cepat melepaskan genggaman tangan Riki.
“Maaf Pak,” ucap Quin.
Riki menatap bingung. Kenapa juga harus meminta maaf. Sedangkan mereka tidak melakukan sebuah kesalahan. Itu menurut versi Riki. Yang sok berkuasa di Perusahaan ini. Padahal ia juga hanya seorang manager biasa di kantor ini.
Arion menatap Quin dan Riki secara bergantian. Lalu ia pergi meninggalkan dua orang itu tanpa ekspresi apa-apa.
Quin yang melihat kesempatan ini memilih untuk kabur dari hadapan pria gila itu. Mantan yang sudah tidak lagi ingin ia temui.
Bersambung