icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Tidak Kenal Tapi Tidur Bareng
Jumlah Kata:1096    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

Quin menatap merk jaket yang ia pegang itu. Wanita itu menelan salivanya. Ia tidak percaya jika jaket ini memiliki merk yang luar biasa. Di tambah ia tahu berapa harga jaket tersebut.

Quin mengecek isi kantong jaketnya. Ia takut jika saat dicuci nanti ada barang di dalam sana. Dan ia takut jika nanti dirinya akan disalahkan lagi.

Quin hanya bisa pasrah, karena kecerobohannya membuat dirinya harus bertanggung jawab atas jaket mahal ini.

“Bahkan gajiku saja tidak cukup untuk membeli jaket ini,” gumamnya lalu ia memasukkan jaket tersebut ke dalam kantung plastic. Ia akan melaundry saja jaket itu.

“Semoga saja pria aneh ini tidak meminta ganti dengan yang baru,” ucapnya lagi. Lalu Quin pergi meninggalkan apartemen miliknya.

Quin mendatangi laundry langganannya yang berada di lantai bawah apartemen yang ia tinggali.

“Mbak, tolong cuci yang bersih ya. Kalau perlu kasih parfum yang super wangi biar nggak bau lagi,” pinta Quin.

“Ia siap,” jawab staff laundry yang sudah hapal dengan Quin.

Quin keluar dari tempat laundry. Lalu ia melihat mini market yang ada di sana. Quin mengusap perutnya yang sudah mulai lapar lagi.

Wanita itu masuk ke dalam mini market. Ia melihat beberapa jenis sayuran segar lalu mengambilnya.

Patah hati tidak membuat Quin terpuruk. Bertemu dengan Arion membuat ia lupa jika dirinya sedang patah hati. Yang ada sekarang ia kesal karena harus bertemu pria macam Arion yang sangat menyebalkan itu.

Quin kembali ke apartemennya usai mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Ia langsung berkutik di dapur. Menyiapkan bahan makanan yang akan ia makan sendiri.

Di sisi lain.

“Pak, meeting hari ini ditunda. Klien kita mengalami kecelakaan,” ucap Rian yang merupakan asisten sekaligus sekretaris Arion saat ia baru tiba di kantor.

Arion yang tadi masih kesal karena tadi malam ia tidak bisa tidur dengan pulas langsung kaget saat mendengar ucapan Rian.

“Lalu bagaimana kondisinya? Kirim seseorang untuk menjenguknya,” ucap Arion.

“Saya akan meminta seseorang untuk menjenguknya,” jawab Rian.

“Satu lagi. Coba cari info tentang Quin. Saya ingin tahu dia siapa, kerja di mana dan latar belakangnya apa,” perintah Arion.

“Baik Pak,” jawab Rian yang langsung menjalankan perintah bosnya itu.

Arion menyandarkan pungungnya di bangku kerjanya. Ia memainkan pena yang ada di atas meja. Bayang-bayang Quin mulai menghantuinya.

Arion yang tersadar langsung membuyarkan lamunannya. Ia kesal jika mengingat kejadian tadi malam. Bisa-bisanya ia bertemu wanita yang sangat menyebalkan.

Arion mengambil kunci mobilnya. Ia bergegas meninggalkan kantor miliknya.

“Saya pergi dulu. Kalau ada sesuatu segera hubungi saya,” ucap Arion.

“Baik Pak,” sahut Rian.

Pria itu mengemudikan mobilnya. Sudah lama ia tidak mengunjungi kedua orang tuanya. Saat itu Arion diminta untuk membawa calon istrinya. Mamanya sudah tidak sabar ingin menikahkannya.

Sesampainya di rumah. Arion melihat adik perempuannya. Ia tersenyum lalu menghampiri adik kesayangannya itu.

“Kakak, kau tidak bekerja lagi?” tanya Bella.

“Baru dari kantor. Aku kan merindukanmu. Apa kamu tidak senang jika aku pulang ke rumah?” tanya Arion sambil mencubit kedua pipi adiknya.

“Aaaahhh Kakak, sakit. Kebiasaan deh,” ucap Bella manja.

“Ada apa sih ribut-ribut?” tanya Maria yang baru saja keluar dari dalam kamarnya.

“Kakak nih Mah. Rese banget jadi orang,” adu Bella.

“Lho, kamu tidak kerja? Apa kamu pulang ingin memberikan kabar baik?” tanya Maria yang sudah tidak sabar ingin memiliki menantu.

“Ayolah Mah, kasih aku kesempatan. Biarkan aku menikmati kesendirian dan kebebasanku. Lagi pula ada Bella yang bisa aku ajak buat kondangan,” ucap Arion.

“Enak saja, anak perempuan Mama kan nanti juga akan memiliki seorang kekasih. Jika sudah waktunya. Nanti malah disangka dia sudah memiliki kekasih lagi,” ucap Maria dan Bella langsung menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat sekali.

“Ah, tidak masalah. Kenapa Mama cerewet sekali. Ada makanan apa? Aku kan lapar,” ucap Arion yang memilih mengalihkan topik pembicaraan.

“Eheemmm,” deham Aksa. Pria paruh baya yang masih terlihat gagah. Bahkan wajah tampannya tidak menunjukkan jika ia sudah berusia empat puluh lima tahun.

“Papa,” ucap Arion pelan sambil memperlihatkan deretan giginya.

“Bagaimana dengan pekerjaan kamu?” tanya Aksa lalu ia duduk di samping istrinya sambil merangkul belakang bahu istrinya.

“Aman dong Pah,” jawab Arion.

“Tumben pulang ada apa?” tanya Aksa yang tahu jika belakangan ini putranya jarang sekali pulang ke rumah. Ia bisa memakluminya karena pekerjaan yang Arion kerjakan bukan hanya satu Perusahaan saja. Belum lagi anak cabang Perusahaan yang ada di mana-mana dan cafe yang kini sudah memiliki cabang di beberapa daerah.

“Mau minta makan sama Mama,” jawab Arion hingga membuat Bella tertawa terbahak-bahak.

“Apa Kakak sudah tidak memiliki banyak uang lagi? kalau gitu aku tidak ingin menemani Kakak buat pergi kondangan ah,” ucap Bella.

Arion terkekeh. “Mana mungkin aku tidak memiliki uang? Kau itu mata duitan sekali ya,” ucap Arion sambil menjewer telinga adik perempuannya.

“Aaaahhh sakit Kak. Papa, Kakak Arion nih. Dari tadi cubit-cubit aku terus,” adu Bella.

“Ya sudah sana kamu belajar lagi saja. Dari pada kamu digangguin Kakak kamu terus,” ucap Maria.

Bella mengerucutkan bibirnya. Ia menatap kesal ke arah Kakak lelakinya yang suka sekali menggodanya. Tapi kalau terus-terusan di cubit seperti ini ya jelas ia juga merasakan sakit.

“Sana belajar yang rajin. Nanti Kakak ke kamar kamu,” goda Arion.

“Tidak usah, pergi saja kerja, lalu bawakan aku uang yang banyak buat belanja,” teriak Bella sambil berjalan menuju kamarnya.

Aksa dan Maria menggelengkan kepalanya. Kadang ada rasa rindu jika anak lelaki mereka tak ada di rumah. Tanpa Arion memang terasa sangat sepi. Apa lagi melihat Arion yang suka usil terhadap adiknya. Itu semua membuat suasana rumah jadi semakin ramai. Tapi siapa sangka jika di luar rumah. Arion akan menjadi pria dingin yang super menyebalkan.

Arion tersenyum melihat kepergian adik perempuannya. Biar bagaimana juga ia rindu dengan keluarganya. Rindu dengan adiknya yang suka mendengarkan curhatannya. Apa pun yang Arion lakukan di rumah. Selalu membuat warna tersendiri.

“Kamu mau makan apa sayang? Biar Mama masakkan untuk kamu,” ucap Maria.

“Apa saja, aku akan memakannya, asal jangan batu saja yang mama masak,” jawab Arion.

Maria tertawa. “Hahaha. Ya sudah, kalian berbincang saja. Biar Mama siapkan dulu,” ucap Maria yang langsung menuju dapur.

Maria melihat bahan makanan yang ada di dalam lemari pendingin. Ia ingat sekali jika anak lelakinya sangat menyukai pasta. Maria langsung mengambil bahan makanannya.

“Lasagna enak juga,” gumam Maria yang langsung membuatnya.

Di ruang keluarga.

“Papa dengar kau membawa seorang wanita ke apartemenmu? Siapa dia? Apa dia wanitamu?” tanya Aksa.

DEG!

“Bukan begitu Pah. Aku bahkan tidak mengenalnya!”

Aksa mengernyit. “Tidak kenal? Tapi tidur di apartemenmu?”

Arion menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia jadi bingung bagaimana menjelaskannya. Baru saja ia mau bicara. Papanya sudah berbicara lebih dulu.

“Papa harap kamu bisa mempertanggung jawabkan apa yang terjadi. Biar bagaimana juga dia seorang wanita. Bawa wanita itu pulang ke rumah. Papa akan melamarnya untuk kamu,” ucap Aksa hingga membuat Arion membulatkan kedua matanya.

Bersambung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan Yang Panas2 Bab 2 Ditinggalkan Begitu Saja3 Bab 3 Tidak Kenal Tapi Tidur Bareng 4 Bab 4 Mengingat Wajahnya5 Bab 5 Datangnya Arion6 Bab 6 Ajak Ketemu7 Bab 7 Bertemu8 Bab 8 Ajakan Menikah9 Bab 9 Bisa Gila!10 Bab 10 Sahabat Terbaik11 Bab 11 Teringat Arion12 Bab 12 Buat Dia Jatuh Cinta!13 Bab 13 Gelisah!14 Bab 14 Cara Menenangkan Pikiran 15 Bab 15 Hanya Mimpi16 Bab 16 Memerhatikan Quin17 Bab 17 Mempercantik Diri18 Bab 18 Kamu Tidak Bisa Menolaknya!19 Bab 19 Pak Aksa Yang Ramah20 Bab 20 Riki Si Pengganggu!21 Bab 21 Riki Si Pengganggu 222 Bab 22 Pesan Yang Mengganggu Pikiran Arion!23 Bab 23 Datangnya Arion24 Bab 24 Aku Bukan Kekasih Kamu!25 Bab 25 Prepare To Amerika26 Bab 26 Dinginnya Arion27 Bab 27 Perjalanan Bisnis28 Bab 28 Memikirkan Quin29 Bab 29 Apa Yang Aku Pikirkan 30 Bab 30 Quin Terjatuh 31 Bab 31 Hamil 32 Bab 32 Perhatian Calon Ibu Mertua!33 Bab 33 Menghantui Pikiranku!34 Bab 34 Hadiah Pernikahan 35 Bab 35 Buatan Quin 36 Bab 36 Fitting ...37 Bab 37 Menikah 21+38 Bab 38 Pergi Bulan Madu 39 Bab 39 Menyebalkan!40 Bab 40 Terjebak Di Dalam Hotel41 Bab 41 Quin Sakit!42 Bab 42 Apa Kau Tidak Memiliki Mata 43 Bab 43 Tidak Peka 44 Bab 44 Arion Tergoda 45 Bab 45 Awasi Mereka!46 Bab 46 Perlakuan Manis Arion 47 Bab 47 Gara-gara Lingerie!48 Bab 48 Apa Benar Dia Anak-ku 49 Bab 49 Pelukkan Hangat50 Bab 50 Sebuah Ancaman!51 Bab 51 Pulang Ke Rumah Arion!52 Bab 52 Tulusnya Quin53 Bab 53 Mulai Gelisah 54 Bab 54 Riki Lagi 55 Bab 55 Mulai Cemburu 56 Bab 56 Arion Kecelakaan 57 Bab 57 Kenapa Hatiku Berdebar 58 Bab 58 Ciuman Hangat!59 Bab 59 Serangan Tiba-tiba!60 Bab 60 Pengganggu!61 Bab 61 Perhatian Arion 62 Bab 62 Sejak Aku Jatuh Cinta Padamu!63 Bab 63 Kita Sudahi Saja!64 Bab 64 Semakin dekat 65 Bab 65 Ngikutin Riki 66 Bab 66 Quin Pingsan 67 Bab 67 Gara-gara Mandi Bareng!68 Bab 68 Hubungan Quin Dan Arion!69 Bab 69 Rencana Jahat!70 Bab 70 Kejutan Kecil Untuk Quin!71 Bab 71 Dasar Mesum!!!72 Bab 72 Jangan Membantah!73 Bab 73 Merajuk!74 Bab 74 Perhatian Arion Yang Bikin Iri!75 Bab 75 Hotel 76 Bab 76 Ar, Kamu Kenapa 77 Bab 77 Pria Asing 78 Bab 78 Berdebar ...79 Bab 79 Quin Menghilang 80 Bab 80 Apa Yang Kau Inginkan 81 Bab 81 Perbuatan Bejat Riki!82 Bab 82 Menyelamatkan Quin!83 Bab 83 Arion Sudah Ingat 84 Bab 84 Meninggalkan Jejak Untuk Kau Ingat!85 Bab 85 Kau Pantas Untuk Dimusnahkan!86 Bab 86 Bermesraan Di Supermarket!87 Bab 87 Dasar Pria Mesum!!!88 Bab 88 Enaknya Makan Kamu!89 Bab 89 Ratu Drama!90 Bab 90 Quin Mulai Tertarik 91 Bab 91 Hadiah Istimewa92 Bab 92 Semakin Dekat Saja93 Bab 93 Hari Sial 94 Bab 94 Mau Punya Banyak Anak 95 Bab 95 Taruhan 96 Bab 96 Mimpi Quin Yang Menjadi Nyata 97 Bab 97 Nanti Malam Saja!98 Bab 98 Untuk Nanti Malam 99 Bab 99 Serius 100 Bab 100 Hubungan Tanpa Status