Riska duduk di hadapan sahabatnya sambil membawakan dua gelas jus kesukaan mereka.

“Ini diminum dulu. Aku sudah pesankan sop iga. Kamu harus menghabiskannya. Jangan tidak dimakan sama sekali!” ucap Riska.

Quin masih diam membisu. Ia masih tidak fokus dengan pikirannya yang begitu kacau. Rasanya ia ingin kembali ke ruangannya saja. Ia ingin sekali melanjutkan pekerjaannya lalu setelah itu ia pulang ke rumah dan bisa tidur untuk dapat melupakan segalanya.

Makanan yang di pesan oleh Riska datang. Riska sudah tidak sabar ingin memakannya. Tapi tidak dengan sahabatnya, wanita itu hanya melihatnya sekilas. Padahal, ia sangat menyukai makanan ini. Tapi, karena pikirannya lagi kacau, maka melihatnya saja, ia sama sekali tidak tertarik.

“Dimakan jangan di tonton doang,” ucap Riska.

Quin mengambil sendok dan mulai memakannya. Cukup lama ia menghabiskan makanannya. Bahkan jam istirahat hampir usai. Kalau bukan karena Riska yang cerewet. Ia tidak mungkin memakan semua makanannya hingga tak tersisa.

Setelah itu Quin kembali ke kantor bersama dengan sahabatnya itu. Ia dengan cepat kembali menyelesaikan pekerjaannya.