Rahasia Anak CEO
Anne tidak menjawab, ia pun merasakan Hendrik menjadi lebih dingin dan emosian akhir-akhir ini. "Apa mereka tinggal serumah?" Tanya Anne lirih, dia sudah berusaha keras untuk menahan diri agar tidak bertanya apa pun, namun rasa penasaran yang besar membuatnya mengabaikan rasa malunya pada Keisar.
"Awal-awal nya sih iya, sekarang sudah tidak lagi"
"Kenapa?" Anne semakin dibuat penasaran.
"Entahlah, Tuan tidak pernah mau berbagi cerita denganku, Anne. Kamu pasti tahu itu"
Anne menghela nafasnya kasar, yang ia ingat jika Hendrik susah tidur saat tidak ada dirinya waktu itu, dan setelah kedatangan Angela, Anne pikir posisinya sudaj tergantikan oleh gadis itu.
Tidak terasa mobil tiba di Hufo Cafe. Salah satu cafe termewah yang ada di pusat kota. Anne langsing turun dari mobil dan menunggu Keisar. "Kalau kamu ada masalah, cerita saja padaku Anne, aku bisa di percaya" ucap Keisar.
"Terima kasih, Keisar" sahut Anne tulus.
***
"Selamat siang, apa anda sudah memesan tempat?"
"Iya, kami rekannya Tua Hendrik" jawab Keisar saat mereka di tanya oleh seorang weiters.
Waiters tersebut memeriksa nama yang ada di dalam notebook kecil yang di simpan di sakunya. "Mari ikut saya" waiters tersebut mempersilahkan Anne dan Keisar mengikutinya menuju ke meja atas nama Hendrik.