Rahasia Anak CEO
Hendrik menggigit bibir bawah Anne, membuat Anne meringis. Tidak hanya bibirnya yang bekerja tapi tangannya pun ikut bekerja.
Keahlian Hendeikk memainkan bibirnya membuat Anne tak berdaya, dan entah kapan laki-laki itu meloloskan dressnya hingga tubuh bagian atasnya terekspos sempurna, Anne bahkan tak menyadarinya.
Hendrik melepaskan tautan bibirnya, ia menatap wajah Anne yang memerah karena malu. "Jangan menatapku seperti itu." Anne memalingkan wajahnya ke arah samping, pipinya terasa panas dan tubuhnya ikut panas karena rangsangan yang diberikan oleh Hendrik.
"Cantik," gumamnya.
"Istriku cantik dilihat dari segala sudut." Diusapnya pipi Anne, Hendrik menunduk dan menyesap puncak dada Anne, membuat tubuh Anne seketika menegang.
Tubuhnya bergerak gelisah, Anne hendak mendorong wajah Hendrik namun tangannya lebih dulu ditahan oleh lelaki itu.
Hendrik melepaskan bibirnya, ia kembali menatap wajah Anne yang semakin merah. "Aku suka semuanya, Sayang," bisiknya.
"Bolehkah aku meminta hakku? Aku sudah tak bisa menahan diriku lagi, ini sungguh menyiksaku." Suara Hendrik terdengar berat, nafasnya pun terdengar memburu.
Dipindainya tiap inci tubuh bagian atas Anne yang mulus tanpa noda, membuat Hendrik semakin berhasrat.