Rahasia Anak CEO
Ponsel Anne kembari berdering, bukan hanya sekali namun berkali-kali. Bukannya menerima panggilan itu, Anne lebih memilih menolak panggilan itu dan langsung menonaktifkan ponselnya saat itu juga.
Ia benar-benar kesal, terlebih lagi saat ia mengingat bagaimana pria itu membuangnya setelah cinta pertamanya kembali dan sekarang dia seenak jidatnya meminta Anne untuk kembali padanya.
"Tidak! Aku tidak boleh takut dengan dia, Jonas itu anak ku, dia milik ku seutuhnya. Bukankah dulu dia yang memintaku untuk menggugurkan kadunganku jika kau sampai hamil? Itu artinya dia tidak ada hak atas Jonas, bahkan sebelum anak ini lahir. Sekarang aku akan menghadapinya sendiri" lirih Anne berusaha menguatkan dirinya.
Anne melirik ke sebelahnya, Jonas terlelap dengan begitu pulasnya. Senyuman terbit di wajahnya, melihat Jonas membuat hatinya tenang. Anne memeluk erat Jonas lalu memejamkan matanya, ia harus segera beristirahat karena besok ia akan membawa anaknya untuk mendaftar sekolah, persetan dengan Hendrik, ia sudah tidak peduli dengan kehadiran pria itu.
***
Tepat di pagi sekali, Anne sudah terbangun, ia segera mandi dan memasak sarapan untuk Jonas. Sejak Jonas masih berada di dalam kandungannya hingga saat ini anak itu tidak perna rewel, mungkin ia sangat mengerti bagaimana kondisi Mamanya yang membesarkan dan mengurusnya seorang diri.