/0/21612/coverorgin.jpg?v=e60d6bd2c0a776a47dc1740ac270ceed&imageMogr2/format/webp)
Restauran mewah yang terletak di lantai paling atas sebuah hotel terlihat tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa meja yang sudah terisi. Seorang gadis yang sedang duduk di dekat jendela menatap pemandangan lampu jalanan yang berkelap-kelip di bawahnya sambil tersenyum puas. Alice Reeves, kembali mengingat moment saat dirinya menerima penghargaan untuk kategori artis pendatang baru terbaik di Festival Film Cannes seminggu yang lalu.
Rasanya masih seperti mimpi ia bisa memenangkan penghargaan itu di film debutnya dan menghalahkan para pesaingnya. Tapi jika ini memang mimpi Alice berharap ia tidak akan pernah bangun dari tidurnya.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?"
Alice menoleh. Phoebe McCain yang sedang duduk di hadapannya menatapnya dengan pandangan heran. Phoebe, wanita berusia 26 tahun yang memiliki rambut ikal berwarna coklat dan kulit pucat adalah teman baik Alice yang datang untuk menemaninya makan malam.
Alice tertawa kecil. "Hanya mengingat kembali moment malam itu."
Phoebe tersenyum mendengar jawaban Alice. Ia mengangkat gelas wine yang ada di sebelahnya dan berkata "Mari kita bersulang untuk merayakan kemenanganmu." Alice tersenyum mengangguk. Ia mengangkat gelas wine nya dan mendentingkannya dengan gelas Phoebe.
"Cheers" ucap mereka bersamaan lalu meminum wine itu dalam sekali teguk. Rasa manis dan pahit meresap ke dalam indra perasa Alice.
"Aku tidak menyangka kau bisa memenangkan penghargaan ini di film pertamamu" ujar Phoebe sambil mengelap mulutnya dengan tissue.
Alice mengangguk setuju. "Benar. Aku juga memikirkan hal yang sama denganmu. Aku bahkan sempat mengira mereka salah membacakan nama pemenangnya." Phoebe tertawa mendengar gurauan Alice.
Alice saat ini berprofesi sebagai seorang aktris pendatang baru. Ia memulai karir sebagai model untuk pemotretan sebuah majalah fashion selama tiga tahun sebelum terpilih menjadi model MV oleh salah satu penyanyi papan atas yang sedang naik daun untuk single terbarunya. Tema short movie yang dipilih oleh penyanyi itu dan lagunya yang meledak di pasaran membuat nama Alice ikut melambung dan mulai di perhitungkan dalam industri hiburan. Sejak saat itu Alice mulai mendapat tawaran iklan dari beberapa brand ternama.
Puncaknya adalah ketika dia bertemu dengan Sebastian Romson, sutradara terkenal yang sedang naik daun. Ia terkesan dengan penampilan Alice dalam MV itu dan meminta Alice untuk mengikuti casting film yang akan di buatnya. Alice lolos casting sebagai peran antagonis dalam film besutannya.
Dewi Fortuna seakan tidak berhenti berpihak pada Alice. Film pertama yang ia bintangi mendapat sambutan hangat dari kritikus dan para penikmat film. Hampir semua orang yang dia temui memuji keterampilan aktingnya dalam film tersebut. Alice bahkan sempat berpikir dirinya mungkin pernah menyelamatkan negara di kehidupannya yang dulu karena keberuntungannya tidak berakhir sampai di situ. Kemarin malam menjadi pembuktian dari semua hasil kerja keras Alice selama ini.
Ponsel Alice yang tergeletak di atas meja bergetar. Ia meliriknya, pesan masuk dari Noah, manajernya. Alice meraihnya dan membacanya.
'Besok kita akan makan malam dengan Sebastian dan para sponsor. Aku akan datang untuk menjemputmu dan kau wajib ikut Alice karena kau adalah salah satu bintang utamanya. Kalau kau beralasan lagi untuk tidak hadir, aku akan mulai mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain.'
Alice menghela nafas setelah membaca pesan dari Noah. Meskipun saat ini dirinya bisa di bilang sebagai seniman tapi ia sama sekali tidak suka dengan yang namanya pesta. Terlalu banyak keramaian di dalam satu ruangan membuat kepalanya pusing saat menghadirinya. Kecuali jika sedang shooting atau pemotretan Alice tidak akan terlalu memikirkan hal itu karena sedang fokus ke hal lain.
"Kenapa dahimu berkerut seperti itu?" tanya Phoebe. Alice memberikan ponselnya pada Phoebe agar dia bisa membacanya langsung.
Phoebe menerimanya dan membaca pesan dari Noah.
"Kau memang harus datang Alice. Mungkin dulu tidak apa-apa kalau kau beralasan tidak hadir. Tapi sekarang aku rasa kau harus mulai membiasakan diri" kata Phoebe sambil mengembalikan ponsel Alice.
Alice memajukan bibir bawahnya mendengar nasihat dari Phoebe, kebiasaannya sejak kecil saat sedang tidak suka dengan sesuatu. "Kau mau ikut?" ajak Alice.
Phoebe langsung menggeleng dengan cepat. "Tidak, terima kasih. Aku lebih baik nonton film di bioskop sendirian daripada harus ikut menghadiri pesta denganmu."
Alice tertawa mendengar penolakan Phoebe. Mungkin karena sifat mereka berdua sama-sama introvert sehingga mereka bisa berteman baik hingga sekarang. "Kau menyuruhku datang, tapi kau juga menolak ajakanku" gerutu Alice.
/0/2915/coverorgin.jpg?v=20d0d59048f4e4eeb5abe54d984c4b9c&imageMogr2/format/webp)
/0/24320/coverorgin.jpg?v=6612b8d21f5a079b19ddfea8f24edd3f&imageMogr2/format/webp)
/0/2352/coverorgin.jpg?v=71b52e24adf9494be34d4e56908d40fe&imageMogr2/format/webp)
/0/6224/coverorgin.jpg?v=df5b529a56bdf204d382eb960d492acc&imageMogr2/format/webp)
/0/8157/coverorgin.jpg?v=4b299bd68b971aa1c0d72d7b8698e197&imageMogr2/format/webp)
/0/14794/coverorgin.jpg?v=37aa4a0b65372ec84d34bea27b2729c0&imageMogr2/format/webp)
/0/3808/coverorgin.jpg?v=0bebe7327483068a0a258141f5f5da4e&imageMogr2/format/webp)
/0/5276/coverorgin.jpg?v=20250121173853&imageMogr2/format/webp)
/0/22458/coverorgin.jpg?v=6cc6b377d1e68460ed98f8e9aa82fff3&imageMogr2/format/webp)
/0/28729/coverorgin.jpg?v=c633ef4c6b3b70c6acc2ffdbdfbb1bfa&imageMogr2/format/webp)
/0/16583/coverorgin.jpg?v=d079e452856b2395bb926554570624b0&imageMogr2/format/webp)
/0/7507/coverorgin.jpg?v=28a159aa22e6bde8fb61b07f4ac871ba&imageMogr2/format/webp)
/0/4260/coverorgin.jpg?v=576fc7faa6fb29ab90702c7a1f661be3&imageMogr2/format/webp)
/0/4187/coverorgin.jpg?v=1982cfaa3ae7e80165fa084f1e6f7162&imageMogr2/format/webp)
/0/4269/coverorgin.jpg?v=0f6119a1e2e803d3bc9aa654eaf6c36e&imageMogr2/format/webp)
/0/3232/coverorgin.jpg?v=d1fa117bdc4a6212b70803ec5212677f&imageMogr2/format/webp)
/0/21070/coverorgin.jpg?v=dc91ba231520bcd3f36d4b77d584145c&imageMogr2/format/webp)