/0/29114/coverorgin.jpg?v=8ef50e2564eedbd7adab40a8459a0b58&imageMogr2/format/webp)
“Ken, watashi no hiro,” ucap seorang cewek.
Kemudian cewek misterius itu terus memandangi foto Ken yang ada pada layar monitornya.
Tiba-tiba Pria paruh baya mengetuk pintu kamar cewek itu.
Tok! Tok!
“Ojou-sama, asa gohan jundi-zumi.” Tanpa menunggu jawaban dari si cewek, pria paruh baya itu pergi.
“Chottomatte,” sahut cewek tersebut. “Aishiteruyo … Kenzie.”
Kemudian cewek itu mengelus foto Ken yang ada di layar komputernya. Lalu dia bergegas keluar dari kamarnya.
***
Tahun 2012 adalah tahun di mana sosial media sudah mencakup semua kalangan. Sosial media digunakan untuk berbagai kepentingan, dari tempat curhat, berjualan, mencari teman baru hingga pasangan. Ken, merupakan salah satunya, dia menjalani kehidupan sosial di dunia nyata dengan orang sekitarnya, dan di dunia maya dengan orang yang jauh di sana.
Jarum jam telah menunjukkan pukul sembilan lebih sepuluh menit. Seorang pemuda yang masih di atas ranjang dengan rambut berantakan, dia mengusap-ngusap matanya yang belum sepenuhnya terbuka. Kemudian dia langsung meraih laptop dan menyalakannya.
Dia adalah Kenzie Andriansyah, pemuda yang bersetatus mahasiswa tahun pertama, pada semester ke-dua di sebuah Univesitas swasta di Jember. Ken, merupakan satu dari sekian banyak pemuda yang menjelajah dunia maya untuk mencari teman hingga kekasih.
“Saatnya menjelajah.” Ken langsung membuka akun facebooknya.
Ken mulai menjelajah dengan melihat beranda facebooknya. Beranda itu, berisikan unggahan terbaru dari akun orang lain. Dengan cepat jari-jari tangannya menuliskan komentar-komentar pada status terbaru akun orang-orang di facebook.
Sudah sekitar dua bulan, Ken menekuni kegiatannya itu. Menjelajah di facebook dengan menuliskan komentar pada status orang lain, baik yang dia kenal atau tidak. Hal itu, dia lakukan untuk bisa saling berkomentar, bertukar pesan dan berteman dengan mereka.
Hampir semua status terbaru di berandanya, dia beri komentar. Meski begitu, sebelum berkomnatar, Ken memilih status yang cocok untuk diberi komentar. Meski dia, lebih banyak menuliskan komentar pada akun cewek. Kadang, Ken juga berkomentar pada akun-akun artis terkanal.
Akan tetapi, jarang sekali komentarnya mendapat balasan. Karena kemungkinan untuk komentarnya dibalas, tergantung dari banyaknya orang yang berkomentar. Meski itu akun yang sudah berteman dengan akun Ken, bila orang yang berkomentar sudah puluhan di statusnya, maka kemungkinan untuk dibalas hanya sebesar tiga puluh persen saja. Apalagi, bila akun tersebut tidak berteman, maka kemungkinan untuk balas hanya satu persen saja.
Ken memiliki dua akun facebook. Akun utama yang dia gunakan setiap hari dengan detail yang lengkap, sedangkan akun bodong hanya akun kosong tanpa detail identitas.
“Wah, pas banget nih, si Rinrin lagi online sekarang,” ucap Ken senang.
Rinrin merupakan nama dari akun facebook yang mengaku cewek, tetapi Ken masih belum tahu karena akun Rinrin juga bodong. Ken berkenalan dengan Rinrin sekitar dua minggu yang lalu di facebook. Akun Rinrin merupakan satu-satunya teman di akun bodong milik Ken.
@Ken
[Hey, Rinrin, tumben kamu on jam segini?]
Setelah Ken mengirimkan pesannya, dia menunggu balasan dari Rinrin, tetapi pesan tersebut tidak kunjung dibalas oleh Rinrin. Hingga 10 menit berlalu, tetapi pesannya tetap belum dibalas oleh Rinrin, lalu Ken memutuskan untuk mandi.
Setelah mandi, Ken sekilas melihat notifikasi pada pesan di facebook. Ternyata pesannya belum dibalas oleh Rinrin, jadi dia memutuskan untuk segera sarapan, lalu berangkat kuliah.
***
Langit sudah gelap, Ken yang baru pulang dari kuliahnya langsung masuk ke dalam kamarnya. Dengan wajah yang tampak lelah, Ken meletakkan tas pada tempatnya dan langsung menyalakan laptop untuk kembali membuka akun facebooknya. Tenyata muncul sebuah notifikasi pada akun bodongnya, yang sudah pasti itu dari Rinrin, dengan cepat Ken langsung membukanya.
@Rinrin
[Maaf, aku tadi masih sekolah, aku lupa mematikan aplikasi facebooknya.]
Melihat balasan pesan dari Rinrin yang di kirim sekitar tiga puluh menit yang lalu. Ken baru menyadari kalau Rinrin adalah anak sekolahan. Padahal, awalnya dia mengira bahwa Rinrin juga seorang mahasiswa yang sama seperti dirinya.
/0/10916/coverorgin.jpg?v=921f16eb3360155961b527368ba68d1a&imageMogr2/format/webp)
/0/10941/coverorgin.jpg?v=6fd2f46ba564d37d1256741ec590d767&imageMogr2/format/webp)
/0/6404/coverorgin.jpg?v=f14da70af12ac1562c813d35e01d2f2a&imageMogr2/format/webp)
/0/13459/coverorgin.jpg?v=66b37eb8b1c7502e6e58caeab2c07925&imageMogr2/format/webp)
/0/16255/coverorgin.jpg?v=25372ed2ca594478ba4aa69c117056da&imageMogr2/format/webp)
/0/3425/coverorgin.jpg?v=931db14174065e64c293c717cd29590a&imageMogr2/format/webp)
/0/6712/coverorgin.jpg?v=3fb629fc7a1968833dcabd9ab1f978ec&imageMogr2/format/webp)
/0/15485/coverorgin.jpg?v=a5fc7a9de81abc48fe45f05598ca6529&imageMogr2/format/webp)
/0/20629/coverorgin.jpg?v=9f0a8b2a295024b0e26541ad081bd550&imageMogr2/format/webp)
/0/23569/coverorgin.jpg?v=30c7579260f34e7ba9b4b47dc6d84016&imageMogr2/format/webp)
/0/25599/coverorgin.jpg?v=0de0676918bfea4397f39b8a4acbc3dd&imageMogr2/format/webp)
/0/24056/coverorgin.jpg?v=48457769f8c29c9d02a2cb0194e4f94a&imageMogr2/format/webp)
/0/16614/coverorgin.jpg?v=22b065b3fd196a5d0aa4598fce04feab&imageMogr2/format/webp)
/0/18578/coverorgin.jpg?v=1d75a4021b9599dff84e49147e1fe399&imageMogr2/format/webp)
/0/2928/coverorgin.jpg?v=d643c74843fcfa633fe5845912d16dcb&imageMogr2/format/webp)
/0/2551/coverorgin.jpg?v=800b663abaa3cb1417e3481b9de31f03&imageMogr2/format/webp)
/0/4857/coverorgin.jpg?v=11970576592bbe4ba8fbf39fc9fad297&imageMogr2/format/webp)
/0/14846/coverorgin.jpg?v=cbac79be890416caac333268017476ca&imageMogr2/format/webp)
/0/15408/coverorgin.jpg?v=99c2ca88f6851f28760af88cf210536a&imageMogr2/format/webp)