Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Desember 2010, Seoul South Korea
Salju....
Benda putih yang beterbangan mengenai rambut panjang seorang gadis yang berjalan seorang diri di jalan setapak menuju mini market dekat apartemennya. Kota yang kini bersalju itu berbeda dengan kampung halamannya.
Kampung halamannya adalah sebuah negara tropis yang memancarkan sinar matahari sepanjang tahun. Andini Neva Prameswari. seorang gadis Indonesia dengan mata bulat yang bersinar dengan cantik, rambut panjang bergelombang, hidung mancung serta tulang pipi yang tinggi, serta wajah dengan kulit kuning langsat yang membuatnya sedikit berbeda dengan para perempuan dari negara tempatnya tinggal sekarang.
Tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran gadis Indonesia dengan kaki yang jenjang, wajahnya sedikit blasteran sehingga mengingatkan pada gadis-gadis keturunan bule yang dulu menghiasi televisi di Indonesia.
Senyum yang memancar membuat wajahnya terlihat begitu manis, kepalanya mendongak melihat salju pertama yang berguguran. Di depan minimarket yang dia tuju, dia terkekeh Mengingat mitos di negara ini yang mengatakan bahwa cinta mereka akan awet jika melihat salju pertama dengan orang yang mereka cintai.
Sebuah mitos yang dia percayai mungkin akan terjadi kepadanya nanti.
"Eoseo Osseo..." sapaan dari penjaga minimarket yang baru saja dia masuki membuat gadis itu mengangguk. Dini berjalan dengan mengusap sisa salju yang menempel di baju, rambut serta syal yang mengelilingi lehernya.
Ya... kecintaannya dengan Korea dan salju membuatnya memutuskan untuk kuliah di negeri ginseng ini. Sesuatu yang awalnya tidak pernah disetujui oleh orang tuanya, hingga akhirnya mereka luluh dengan segala rengekan yang dia berikan.
Dia tahu, kedua orang tuanya sangat menyayanginya dan Nindi, adiknya yang kini masuk kelas satu SMA. Kedua orang tuanya adalah tipikal orang tua yang akan mengalah demi kebahagiaan putri-putrinya.
Dering ponsel yang sudah dia atur untuk panggilan tertentu membuatnya tersenyum. Dia yang sedang menyusuri lorong minimarket itu terhenti dan mengambil ponsel di saku mantel panjangnya.
"Hallo..." sapa Dini dengan sumringah.
"Hallo, Kak..."
Dini hampir menangis mendengar suara orang-orang yang paling dia rindukan. suara Mama yang lembut menyapa dirinya memberikan getaran kesedihan. Dia menarik napas mencoba menghilangkan kegetiran dari nada suaranya.
"Apa Ma?"
"...."
"Mau datang ke Seoul?!" pekik Dini tanpa sadar begitu mamanya mengatakan bahwa mereka sekeluarga akan datang ke Korea di musim dingin seperti ini.
"Kan Dini sudah bilang, nggak sudah datang ke Seoul kalau musim salju gini. Nggak ada yang bagusnya. becek, licin, dingin. Terus, ramalan cuaca juga mengatakan beberapa hari lagi ada badai salju. Kasihan Adek kalau ke sini dingin-dingin begini," jelas DIni panjang lebar menyusuri lorong minuman, mencari minuman hangat yang cocik untuknya di tengah awal musim dingin yang menusuk.
"Beneran mau ke sini?" Dini menekan ponsel itu dengan mengangkat bahu dan mengambil beberapa botol minuman hangat dan beberapa kimbab segitiga untuk mengisi perutnya yang lapar.
"..."
"Libur? Ade mau ngeliat salju waktu natal."
DIni mendesah saat panggilan telepon itu beralih ke adiknya yang kini merengek. "Tapi kan di Korea natalnya lebih indah, di Indonesia ga ada bedanya."
"Iya sih, natalan di sini lebih asyik daripada di Indonesia, Tapi toh kita nggak ngerayain juga," desahnya mendengar rengekan adiknya itu. Sama seperti kedua orang tuanya yang tak tega mendengar rengekannya itu, Dini pun merasakan hal yang sama. Dia tak bisa berkutik jika mendengar suara rengekan adik satu-satunya itu.
"Can you speak English? i don't understand what are you talking about?"
Terdengar suara pria berbahasa asing minta penjelasan kepada kasir mini market ini. Si kasir yang tidak mengerti bahasa inggris terus menggunakan bahasa Korea yang tidak dimengerti pria itu.