OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA

OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA

Evi Sophie

5.0
Komentar
777
Penayangan
54
Bab

Sinopsis OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA Kisah RHENO, yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada sosok NADEEVA ibu tiri sahabatnya, adalah seorang wanita cantik yang kisah hidupnya dipenuhi kejadian dramatis serta tragedi yang membuatnya menjadi sebatang kara diusia yang masih belia. Pesona RHENO, ternyata berhasil mengirim NADEEVA ke persimpangan dan menghadirkan pertentangan batin yang membuatnya harus memilih maraih impian indah dimasa mendatang atau tetap berada dalam perlindungan serta limpahan kasih sayang AIMAN suaminya yang berusia jauh diatasnya, yang mengikatnya dalam sebuah perjanjian pernikahan untuk sebuah status demi melindungi keselamatan nyawanya. Serta tentang kisah AIMAN seorang pengacara keluarga sekaligus perusahaan yang dimiliki orang tua Nadeeva yang karena sifat loyalnya yang begitu tinggi terhadap majikannya justru membuat ia terjerumus pada lingkaran intrik keluarga serta tragedi yang membuatnya harus mengambil keputusan untuk menikahi Nadeeva demi menyelamatkan nyawa serta aset keluarganya sekaligus menyelamatkan harga dirinya dan martabatnya sebagai seorang laki-laki, meskipun untuk itu Nadeeva harus rela menjadi wanita bersuami yang masih suci di sepuluh tahun usia pernikahannya. Mampukan RHENO dan NADEEVA memperjuangkan cinta mereka? Dapatkah RHENO meyakinkan AIMAN untuk melepaskan NADEEVA baginya, sementara ancaman bagi keselamatan nyawa NADEEVA masih mengintai, dan hanya AIMAN yang mengerti tentang motif serta tujuan penjahat yang tengah mengincar nyawa NADEEVA itu.

Bab 1 LOVE ON FIRST SIGHT

Love On First Sight

Rheno melirik jam tangan yang melingkari pergelangannya. Tepat jam 7 malam. Dihentikannya mobil tepat di luar pagar besi tinggi. Sekali lagi diceknya alamat yang tadi dikirim Ghani padanya. Sudah betul.

Akhirnya ia turun dari mobil dan mendekati pintu gerbang.

"Cari siapa?!" Seorang lelaki bertubuh kekar dengan wajah dingin menyambutnya sesaat sebelum tangannya meraih handle besi.

"Permisi, Pak! Apa benar ini rumahnya Ghani?" tanyanya sopan seraya menunjukkan layar ponsel yang berisi alamat rumah yang dikirim dari nomor Ghani.

Lelaki berwajah dingin itu melirik sejenak ke arah ponsel di tangan Rheno. "Ada perlu apa?"

"Ketemu sama Ghani, Pak. Kami sudah ada janji!""

"Namamu siapa? Apanya tuan muda Ghani?" cecarnya dengan nada dan sorot mata menyelidik.

Elaaaahh... Berasa sudah kaya bertamu di rumah Bupati aja. Batin Rheno mulai sebal. "Saya Rheno, Pak, temannya Ghani. Kami sama-sama member di Nice & Fit Fitness Center!" jawab Rheno berusaha menyebarkan diri.

"Tunggu! Biar saya tanyakan dulu!" Lelaki sangar itu segera mengeluarkan ponselnya, menghubungi sebuah nomor, mengambil foto Rheno yang masih berdiri di luar pagar dengan kamera ponselnya. Dan beberapa saat kemudian, "Ya sudah. Kamu boleh masuk!"

Akhirnya, "Tidak butuh lihat KTP saya, Pak?" tanya Rheno dengan hati panas, tapi lelaki itu dengan cueknya membuka pintu gerbang lebar-lebar dan dengan isyarat menyuruh Rheno memasukkan mobilnya.

Ternyata tahap berikutnya untuk bertemu Ghani juga tidak berjalan terlalu mulus. Di depan pintu rumah yang tertutup rapat, sudah lebih dari tiga kali Rheno memencet bel. Sudah lebih dari lima menit dia berdiri. Tapi pintu tetap tak terbuka.

Rheno sudah hampir menyerah dan nyaris balik badan ketika terdengar suara derit pintu yang terbuka.

Seraut wajah cantik tak biasa berbingkai rambut panjang sepunggung dengan potongan Shagie muncul dari balik pintu yg hanya terbuka separuh.

"Cari siapa?"

Satu detik, dua detik, ..lima detik

Kriiik.... Kriiik... Kriiiikkk...

Rheno yang sudah hampir berbalik menatap pemandangan mempesona di depannya dengan pandangan takjub. Dan sialnya, dengan mulut ternganga.

Waaduuuhh! Cantiknyaaa! Manusia apa peri dalam dongeng siih??

Dag dug dag dug...

Kenapa juga dengan jantung ini, Tuhan?

Mata itu,

Dia sungguh sangat istimewa, beda banget sama cewek yang biasa ia lihat di sekitarnya. Cantik, pembawaannya tenang, binar matanya indah tak terungkapkan, suaranya, sosok tubuhnya, dia tidak kurus, tidak gemuk tp padat berisi, tak mungil tak terlalu jangkung juga. Pokoknya pas. Sempurna!!

"Ya?" wanita bertubuh semampai itu mengulangi tanyanya dengan alis terangkat, tp sosok yang berdiri di depan pintu masih tak bersuara.

"Cari siapa ya?" tanyanya lagi dengan nada lebih keras membuyarkan keterpanaan yang kini tengah melanda Rheno.

"Eh, mmm-- maaf Ghaninya ada, Mbak? Saya teman Ghani, Rheno!" jawabnya gagap seraya mengulurkan telapak tangan untuk memperkenalkan diri, tetapi sosok cantik di depannya mengabaikan telapak tangan yang selama beberapa saat terbiarkan menggantung di udara itu.

OOOH NASIIIB!!

"Oh, teman Ghani. Mari masuk!" ujarnya sambil melebarkan daun pintu. Tapi tetap tak menyambut uluran tangan tamunya.

"Duduklah! Saya panggilkan Ghani sebentar!" perintahnya. Lalu tanpa menoleh lagi ia langsung masuk membiarkan tamunya yg masih memandangnya dengan raut kecewa.

Deeeuuuhh SHOOMBOONG!! Untung cakep. Batin Rheno sambil menghempaskan diri di sofa.

Sambil menunggu Rheno melayangkan pandangan matanya ke seputar ruang tamu bergaya modern minimalis bernuansa krem lembut itu dengan antusias.

"Hallo, Bang! Akhirnya sampai juga di sini ya!" sebuah suara bernada girang menyapa. " Sudah lama, Bang? Maaf tadi aku selesaikan tugas dulu. Biar besok gak keteteran!"

"Sebenarnya sudah dari setengah jam yang lalu aku sampai di sini. Cuma terhambat di gerbang utama. Pemeriksaan ketat banget. Sudah seperti mau masuk rumah Walikota aja!" seloroh Rheno meluapkan kekesalannya, yang hanya di sambut gelak tawa Ghani.

Ghani menghempaskan tubuh bongsornya di sebelah Rheno.

"Mau langsung pergi, apa mau minum dulu, nih?"

"Kamu kok gak ngomong kalau punya saudara bening banget?" protes Rheno tanpa menghiraukan pertanyaan Ghani yang menjawab tanyanya sambil mengangkat alis.

"Aku tidak punya saudara, alias anak tunggal Bang! Bisa-bisanya main tuduh begitu!" sungut Ghani.

"Nah yang bukakan pintu tadi siapa?"

"Mbak Munah, kali?" jawab Ghani cuek sambil ngeloyor keluar.

Hm, mbak Munah? Cakep-cakep namanya primitif banget. Hehehe.. kalau namanya Maymunah mending panggil May, lebih oke dan pas sama wajah cantiknya. Batin Rheno sambil membuntuti Ghani.

"Kamu kenapa cengar cengir gitu sih, Bang?"

"Gak, gak apa-apa! cuma, hehehe hari gini masih pake nama Munah? Munah apa? Munaroh, apa Maymunah? Ehehehe." cengir Rheno. Ghani cuma memutar bola mata lalu memandang Rheno dengan tatapan penuh tanda tanya.

Hadeeeehhh. Tanpa komentar ia langsung masuk & menghidupkan mobilnya.

Rheno buru-buru mengikuti masuk dan duduk di kursi penumpang.

"Pindah gak, Bang! Emangnya aku ini sopir pribadi Abang apa?" sungut Ghani ngedumel.

Rheno pindah ke kursi depan sambil nyengir. "Gak pamitan orang rumah?"

"Mama udah tau kok, tadi udah bilang mau main keluar sekalian belanja kebutuhan sekolah!"

***

Setelah hampir satu jam putar-putar memenuhi keperluan dua lelaki muda itu berhenti di caffe yang ada di seberang toko buku.

Suasana yang tidak terlalu ramai dan suara musik slow yang terdengar membuat kerasan pengunjung.

Mereka memilih duduk di teras depan sambil memperhatikan lalu lalang pejalan kaki.

"Memangnya Mbak Munah tuh siapanya kamu Ghan?" tanya Rheno yang masih penasaran tentang ketidak sinkronan antara bentuk rupa dan nama wanita cantik yang tadi ia temui di rumah Ghani.

"ART!" jawab Ghani singkat sambil mencomot keripik kentang dan langsung melemparkannya ke rongga mulutnya penuh semangat.

"Wuiiih! kalau aku punya ART model begitu, gak bakalan aku suruh ngerjain apa-apa dah! Aku suruh dia duduk manis menemaniku atau malah aku ajak jalan-jalan saja sekalian hehehe.."

Ghani lagi-lagi memutar bola matanya.

Udah somplak mungkin otaknya! Batin Ghani melihat tingkah Rheno.

"Memangnya Abang gak malu mengajak dia jalan bareng?"

"Lha, memang kenapa?"

"Penampilan super minimalis alias sederhana atau kasarnya UDIIIKK, dodol!!"

Rheno ingat bagaimana penampilan mbak Munah tadi memang terlihat sederhana sekali. Baju rumahan blouse sederhana motif dipadu bawahan kulot pendek polos. Sederhana memang, tapi apik kok.

"Aaahhh. Masak?? Gak banget kok, masih bisa diperbaiki. Kalau menurut aku sih, mending begitu. Tidak kelihatan norak!" kilahnya kalem.

"Kamu tuh kenapa sih, Bang? Interest banget sama mbak Munah. Dari tadi ngomongin dia melulu?" Rheno cuma mengedikkan bahu sambil senyum- senyum.

"Lama-lama liat muka Kamu tuh, berasa pengen guyur pake kopi panas dah! Yuk ah buruan kita pulang. Aku tadi terlanjur bilang mama mau pulang jam 10. Bisa kena jewer lagi kupingku kalau sampai telat pulang!"

"Lebay kamu! Masa sudah pegang KTP masih ada jam malam..hehehe."

"Daripada terpotong jatah jajan bulanan, jadi gak bisa jalan bareng Bella, ya mendingan aku nurutin aturan aja. Hehehe!"

"Ya sudahlah, pulang yuk! Sekalian ambil mobilku dari rumahmu!" kalau bisa sekalian ketemu mbak Munah. Lanjut Rheno membatin.

***

Sesosok bayangan tampak duduk di kursi teras yg temaram ketika mobil Ghani memasuki halaman rumahnya.

"Ketemu yang dicari?" suara halus menyapa gendang telinga Rheno begitu turun dari mobil.

"Eh, yaa, sudah Mbak!" gagapnya kaget tak mengira sosok yang sejak tadi memenuhi otaknya tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Wanita cantik itu hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.

"Mbak, mmmm kok belum tidur?" tanya Rheno sok akrab. Ghani yg berjalan memutari mobil menghampiri mereka. Dan dengan santai tangannya langsung nemplok di bahu si mbak yg masih memamerkan senyum manisnya.

"Iya, nunggu kalian!"

Iiih enak sekali jadi Ghani! Besar kepala dia keluar rumah masih ditungguin pulangnya sama makhluk sebening ini. Rheno membatin sebal.

"Papa belum pulang?" suara Ghani bertanya yg disambut gelengan kepala si Mbak.

"Hhm pantass, kesepian ya? Memang mbak Munah kemana?"

LHO?! Rheno melotot bingung.

"Sudah duluan tidur. Mbak Munah kan harus bangun pagi-pagi sekali, besok."

"Kenapa mama gak tidur sekalian aja daripada duduk sendirian di teras?" Dua orang itu masih berjalan berhimpitan menuju teras, dengan tangan Ghani yang masih bertengger di bahu wanita cantik di sebelahnya, yang juga tengah memeluk pinggang Ghani. Meninggalkan Rheno di belakang yang sedang mematung, shock mendengar dialog dua orang di depannya itu.

WHAT???

MAMA???

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Evi Sophie

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Gavin
5.0

Pernikahanku hancur di sebuah acara amal yang kuorganisir sendiri. Satu saat, aku adalah istri yang sedang hamil dan bahagia dari seorang maestro teknologi, Bima Nugraha; saat berikutnya, layar ponsel seorang reporter mengumumkan kepada dunia bahwa dia dan kekasih masa kecilnya, Rania, sedang menantikan seorang anak. Di seberang ruangan, aku melihat mereka bersama, tangan Bima bertengger di perut Rania. Ini bukan sekadar perselingkuhan; ini adalah deklarasi publik yang menghapus keberadaanku dan bayi kami yang belum lahir. Untuk melindungi IPO perusahaannya yang bernilai triliunan rupiah, Bima, ibunya, dan bahkan orang tua angkatku sendiri bersekongkol melawanku. Mereka memindahkan Rania ke rumah kami, ke tempat tidurku, memperlakukannya seperti ratu sementara aku menjadi tahanan. Mereka menggambarkanku sebagai wanita labil, ancaman bagi citra keluarga. Mereka menuduhku berselingkuh dan mengklaim anakku bukanlah darah dagingnya. Perintah terakhir adalah hal yang tak terbayangkan: gugurkan kandunganku. Mereka mengunciku di sebuah kamar dan menjadwalkan prosedurnya, berjanji akan menyeretku ke sana jika aku menolak. Tapi mereka membuat kesalahan. Mereka mengembalikan ponselku agar aku diam. Pura-pura menyerah, aku membuat satu panggilan terakhir yang putus asa ke nomor yang telah kusimpan tersembunyi selama bertahun-tahun—nomor milik ayah kandungku, Antony Suryoatmodjo, kepala keluarga yang begitu berkuasa, hingga mereka bisa membakar dunia suamiku sampai hangus.

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA
1

Bab 1 LOVE ON FIRST SIGHT

02/01/2022

2

Bab 2 BAYANG WAJAHNYA TAK MAU PERGI

02/01/2022

3

Bab 3 RASA YANG SEMAKIN MENGGILA

02/01/2022

4

Bab 4 TROUBLE MAKER

02/01/2022

5

Bab 5 SELANGKAH LEBIH DEKAT

02/01/2022

6

Bab 6 CINTA HANYA TERPISAH RUANG

02/01/2022

7

Bab 7 PERINGATAN KERAS

02/01/2022

8

Bab 8 KISAH TENTANG NADEEVA

02/01/2022

9

Bab 9 DALAM PENGAWASAN

02/01/2022

10

Bab 10 SIAPA TARGET SEBENARNYA

02/01/2022

11

Bab 11 SERANGAN DARI KAWANAN TAK DIKENAL

05/01/2022

12

Bab 12 SHOCKING COMMOTION

05/01/2022

13

Bab 13 SANG RIVAL

07/01/2022

14

Bab 14 KESEMPATAN KE DUA & GELAGAT ANEH TUAN RUMAH

09/01/2022

15

Bab 15 MENJADI UMPAN

10/01/2022

16

Bab 16 JUST FOR YOU

11/01/2022

17

Bab 17 PENYEROBOT PASANGAN

13/01/2022

18

Bab 18 PRIA PENGGODA

13/01/2022

19

Bab 19 ANDARI UNTUK AIMAN

17/01/2022

20

Bab 20 PENGUNTIT

17/01/2022

21

Bab 21 SIAPA PENGUNTIT SEBENARNYA

20/01/2022

22

Bab 22 PENGEJARAN

24/01/2022

23

Bab 23 TRAGEDI PENCULIKAN YANG TERULANG

25/01/2022

24

Bab 24 LAGI-LAGI DAMIAN BERULAH

27/01/2022

25

Bab 25 RENCANA BARU DAMIAN

28/01/2022

26

Bab 26 SETELAH LIMA BELAS TAHUN BERLALU

28/01/2022

27

Bab 27 HUKUMAN YANG TERTUNDA

01/02/2022

28

Bab 28 COOLING DOWN

01/02/2022

29

Bab 29 CINCIN BERMATA GARNET

07/02/2022

30

Bab 30 PEMBICARAAN ANTAR LELAKI

07/02/2022

31

Bab 31 KECEMBURUAN YANG MEMBUAT HATI BERDARAH

07/02/2022

32

Bab 32 HARI-HARI TANPA GAIRAH

07/02/2022

33

Bab 33 PERTEMUAN EMPAT MATA

07/02/2022

34

Bab 34 NESTAPA NADEEVA

09/02/2022

35

Bab 35 KETEGUHAN HATI SEORANG LELAKI

09/02/2022

36

Bab 36 PENGALAMAN PERTAMA

10/02/2022

37

Bab 37 PARANOID

10/02/2022

38

Bab 38 TRAUMA NADEEVA

15/02/2022

39

Bab 39 FIRST KISS

15/02/2022

40

Bab 40 PDKT

15/02/2022