Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA

OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA

Evi Sophie

5.0
Komentar
744
Penayangan
54
Bab

Sinopsis OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA Kisah RHENO, yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada sosok NADEEVA ibu tiri sahabatnya, adalah seorang wanita cantik yang kisah hidupnya dipenuhi kejadian dramatis serta tragedi yang membuatnya menjadi sebatang kara diusia yang masih belia. Pesona RHENO, ternyata berhasil mengirim NADEEVA ke persimpangan dan menghadirkan pertentangan batin yang membuatnya harus memilih maraih impian indah dimasa mendatang atau tetap berada dalam perlindungan serta limpahan kasih sayang AIMAN suaminya yang berusia jauh diatasnya, yang mengikatnya dalam sebuah perjanjian pernikahan untuk sebuah status demi melindungi keselamatan nyawanya. Serta tentang kisah AIMAN seorang pengacara keluarga sekaligus perusahaan yang dimiliki orang tua Nadeeva yang karena sifat loyalnya yang begitu tinggi terhadap majikannya justru membuat ia terjerumus pada lingkaran intrik keluarga serta tragedi yang membuatnya harus mengambil keputusan untuk menikahi Nadeeva demi menyelamatkan nyawa serta aset keluarganya sekaligus menyelamatkan harga dirinya dan martabatnya sebagai seorang laki-laki, meskipun untuk itu Nadeeva harus rela menjadi wanita bersuami yang masih suci di sepuluh tahun usia pernikahannya. Mampukan RHENO dan NADEEVA memperjuangkan cinta mereka? Dapatkah RHENO meyakinkan AIMAN untuk melepaskan NADEEVA baginya, sementara ancaman bagi keselamatan nyawa NADEEVA masih mengintai, dan hanya AIMAN yang mengerti tentang motif serta tujuan penjahat yang tengah mengincar nyawa NADEEVA itu.

Bab 1 LOVE ON FIRST SIGHT

Love On First Sight

Rheno melirik jam tangan yang melingkari pergelangannya. Tepat jam 7 malam. Dihentikannya mobil tepat di luar pagar besi tinggi. Sekali lagi diceknya alamat yang tadi dikirim Ghani padanya. Sudah betul.

Akhirnya ia turun dari mobil dan mendekati pintu gerbang.

"Cari siapa?!" Seorang lelaki bertubuh kekar dengan wajah dingin menyambutnya sesaat sebelum tangannya meraih handle besi.

"Permisi, Pak! Apa benar ini rumahnya Ghani?" tanyanya sopan seraya menunjukkan layar ponsel yang berisi alamat rumah yang dikirim dari nomor Ghani.

Lelaki berwajah dingin itu melirik sejenak ke arah ponsel di tangan Rheno. "Ada perlu apa?"

"Ketemu sama Ghani, Pak. Kami sudah ada janji!""

"Namamu siapa? Apanya tuan muda Ghani?" cecarnya dengan nada dan sorot mata menyelidik.

Elaaaahh... Berasa sudah kaya bertamu di rumah Bupati aja. Batin Rheno mulai sebal. "Saya Rheno, Pak, temannya Ghani. Kami sama-sama member di Nice & Fit Fitness Center!" jawab Rheno berusaha menyebarkan diri.

"Tunggu! Biar saya tanyakan dulu!" Lelaki sangar itu segera mengeluarkan ponselnya, menghubungi sebuah nomor, mengambil foto Rheno yang masih berdiri di luar pagar dengan kamera ponselnya. Dan beberapa saat kemudian, "Ya sudah. Kamu boleh masuk!"

Akhirnya, "Tidak butuh lihat KTP saya, Pak?" tanya Rheno dengan hati panas, tapi lelaki itu dengan cueknya membuka pintu gerbang lebar-lebar dan dengan isyarat menyuruh Rheno memasukkan mobilnya.

Ternyata tahap berikutnya untuk bertemu Ghani juga tidak berjalan terlalu mulus. Di depan pintu rumah yang tertutup rapat, sudah lebih dari tiga kali Rheno memencet bel. Sudah lebih dari lima menit dia berdiri. Tapi pintu tetap tak terbuka.

Rheno sudah hampir menyerah dan nyaris balik badan ketika terdengar suara derit pintu yang terbuka.

Seraut wajah cantik tak biasa berbingkai rambut panjang sepunggung dengan potongan Shagie muncul dari balik pintu yg hanya terbuka separuh.

"Cari siapa?"

Satu detik, dua detik, ..lima detik

Kriiik.... Kriiik... Kriiiikkk...

Rheno yang sudah hampir berbalik menatap pemandangan mempesona di depannya dengan pandangan takjub. Dan sialnya, dengan mulut ternganga.

Waaduuuhh! Cantiknyaaa! Manusia apa peri dalam dongeng siih??

Dag dug dag dug...

Kenapa juga dengan jantung ini, Tuhan?

Mata itu,

Dia sungguh sangat istimewa, beda banget sama cewek yang biasa ia lihat di sekitarnya. Cantik, pembawaannya tenang, binar matanya indah tak terungkapkan, suaranya, sosok tubuhnya, dia tidak kurus, tidak gemuk tp padat berisi, tak mungil tak terlalu jangkung juga. Pokoknya pas. Sempurna!!

"Ya?" wanita bertubuh semampai itu mengulangi tanyanya dengan alis terangkat, tp sosok yang berdiri di depan pintu masih tak bersuara.

"Cari siapa ya?" tanyanya lagi dengan nada lebih keras membuyarkan keterpanaan yang kini tengah melanda Rheno.

"Eh, mmm-- maaf Ghaninya ada, Mbak? Saya teman Ghani, Rheno!" jawabnya gagap seraya mengulurkan telapak tangan untuk memperkenalkan diri, tetapi sosok cantik di depannya mengabaikan telapak tangan yang selama beberapa saat terbiarkan menggantung di udara itu.

OOOH NASIIIB!!

"Oh, teman Ghani. Mari masuk!" ujarnya sambil melebarkan daun pintu. Tapi tetap tak menyambut uluran tangan tamunya.

"Duduklah! Saya panggilkan Ghani sebentar!" perintahnya. Lalu tanpa menoleh lagi ia langsung masuk membiarkan tamunya yg masih memandangnya dengan raut kecewa.

Deeeuuuhh SHOOMBOONG!! Untung cakep. Batin Rheno sambil menghempaskan diri di sofa.

Sambil menunggu Rheno melayangkan pandangan matanya ke seputar ruang tamu bergaya modern minimalis bernuansa krem lembut itu dengan antusias.

"Hallo, Bang! Akhirnya sampai juga di sini ya!" sebuah suara bernada girang menyapa. " Sudah lama, Bang? Maaf tadi aku selesaikan tugas dulu. Biar besok gak keteteran!"

"Sebenarnya sudah dari setengah jam yang lalu aku sampai di sini. Cuma terhambat di gerbang utama. Pemeriksaan ketat banget. Sudah seperti mau masuk rumah Walikota aja!" seloroh Rheno meluapkan kekesalannya, yang hanya di sambut gelak tawa Ghani.

Ghani menghempaskan tubuh bongsornya di sebelah Rheno.

"Mau langsung pergi, apa mau minum dulu, nih?"

"Kamu kok gak ngomong kalau punya saudara bening banget?" protes Rheno tanpa menghiraukan pertanyaan Ghani yang menjawab tanyanya sambil mengangkat alis.

"Aku tidak punya saudara, alias anak tunggal Bang! Bisa-bisanya main tuduh begitu!" sungut Ghani.

"Nah yang bukakan pintu tadi siapa?"

"Mbak Munah, kali?" jawab Ghani cuek sambil ngeloyor keluar.

Hm, mbak Munah? Cakep-cakep namanya primitif banget. Hehehe.. kalau namanya Maymunah mending panggil May, lebih oke dan pas sama wajah cantiknya. Batin Rheno sambil membuntuti Ghani.

"Kamu kenapa cengar cengir gitu sih, Bang?"

"Gak, gak apa-apa! cuma, hehehe hari gini masih pake nama Munah? Munah apa? Munaroh, apa Maymunah? Ehehehe." cengir Rheno. Ghani cuma memutar bola mata lalu memandang Rheno dengan tatapan penuh tanda tanya.

Hadeeeehhh. Tanpa komentar ia langsung masuk & menghidupkan mobilnya.

Rheno buru-buru mengikuti masuk dan duduk di kursi penumpang.

"Pindah gak, Bang! Emangnya aku ini sopir pribadi Abang apa?" sungut Ghani ngedumel.

Rheno pindah ke kursi depan sambil nyengir. "Gak pamitan orang rumah?"

"Mama udah tau kok, tadi udah bilang mau main keluar sekalian belanja kebutuhan sekolah!"

***

Setelah hampir satu jam putar-putar memenuhi keperluan dua lelaki muda itu berhenti di caffe yang ada di seberang toko buku.

Suasana yang tidak terlalu ramai dan suara musik slow yang terdengar membuat kerasan pengunjung.

Mereka memilih duduk di teras depan sambil memperhatikan lalu lalang pejalan kaki.

"Memangnya Mbak Munah tuh siapanya kamu Ghan?" tanya Rheno yang masih penasaran tentang ketidak sinkronan antara bentuk rupa dan nama wanita cantik yang tadi ia temui di rumah Ghani.

"ART!" jawab Ghani singkat sambil mencomot keripik kentang dan langsung melemparkannya ke rongga mulutnya penuh semangat.

"Wuiiih! kalau aku punya ART model begitu, gak bakalan aku suruh ngerjain apa-apa dah! Aku suruh dia duduk manis menemaniku atau malah aku ajak jalan-jalan saja sekalian hehehe.."

Ghani lagi-lagi memutar bola matanya.

Udah somplak mungkin otaknya! Batin Ghani melihat tingkah Rheno.

"Memangnya Abang gak malu mengajak dia jalan bareng?"

"Lha, memang kenapa?"

"Penampilan super minimalis alias sederhana atau kasarnya UDIIIKK, dodol!!"

Rheno ingat bagaimana penampilan mbak Munah tadi memang terlihat sederhana sekali. Baju rumahan blouse sederhana motif dipadu bawahan kulot pendek polos. Sederhana memang, tapi apik kok.

"Aaahhh. Masak?? Gak banget kok, masih bisa diperbaiki. Kalau menurut aku sih, mending begitu. Tidak kelihatan norak!" kilahnya kalem.

"Kamu tuh kenapa sih, Bang? Interest banget sama mbak Munah. Dari tadi ngomongin dia melulu?" Rheno cuma mengedikkan bahu sambil senyum- senyum.

"Lama-lama liat muka Kamu tuh, berasa pengen guyur pake kopi panas dah! Yuk ah buruan kita pulang. Aku tadi terlanjur bilang mama mau pulang jam 10. Bisa kena jewer lagi kupingku kalau sampai telat pulang!"

"Lebay kamu! Masa sudah pegang KTP masih ada jam malam..hehehe."

"Daripada terpotong jatah jajan bulanan, jadi gak bisa jalan bareng Bella, ya mendingan aku nurutin aturan aja. Hehehe!"

"Ya sudahlah, pulang yuk! Sekalian ambil mobilku dari rumahmu!" kalau bisa sekalian ketemu mbak Munah. Lanjut Rheno membatin.

***

Sesosok bayangan tampak duduk di kursi teras yg temaram ketika mobil Ghani memasuki halaman rumahnya.

"Ketemu yang dicari?" suara halus menyapa gendang telinga Rheno begitu turun dari mobil.

"Eh, yaa, sudah Mbak!" gagapnya kaget tak mengira sosok yang sejak tadi memenuhi otaknya tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Wanita cantik itu hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.

"Mbak, mmmm kok belum tidur?" tanya Rheno sok akrab. Ghani yg berjalan memutari mobil menghampiri mereka. Dan dengan santai tangannya langsung nemplok di bahu si mbak yg masih memamerkan senyum manisnya.

"Iya, nunggu kalian!"

Iiih enak sekali jadi Ghani! Besar kepala dia keluar rumah masih ditungguin pulangnya sama makhluk sebening ini. Rheno membatin sebal.

"Papa belum pulang?" suara Ghani bertanya yg disambut gelengan kepala si Mbak.

"Hhm pantass, kesepian ya? Memang mbak Munah kemana?"

LHO?! Rheno melotot bingung.

"Sudah duluan tidur. Mbak Munah kan harus bangun pagi-pagi sekali, besok."

"Kenapa mama gak tidur sekalian aja daripada duduk sendirian di teras?" Dua orang itu masih berjalan berhimpitan menuju teras, dengan tangan Ghani yang masih bertengger di bahu wanita cantik di sebelahnya, yang juga tengah memeluk pinggang Ghani. Meninggalkan Rheno di belakang yang sedang mematung, shock mendengar dialog dua orang di depannya itu.

WHAT???

MAMA???

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Evi Sophie

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.8

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA
1

Bab 1 LOVE ON FIRST SIGHT

02/01/2022

2

Bab 2 BAYANG WAJAHNYA TAK MAU PERGI

02/01/2022

3

Bab 3 RASA YANG SEMAKIN MENGGILA

02/01/2022

4

Bab 4 TROUBLE MAKER

02/01/2022

5

Bab 5 SELANGKAH LEBIH DEKAT

02/01/2022

6

Bab 6 CINTA HANYA TERPISAH RUANG

02/01/2022

7

Bab 7 PERINGATAN KERAS

02/01/2022

8

Bab 8 KISAH TENTANG NADEEVA

02/01/2022

9

Bab 9 DALAM PENGAWASAN

02/01/2022

10

Bab 10 SIAPA TARGET SEBENARNYA

02/01/2022

11

Bab 11 SERANGAN DARI KAWANAN TAK DIKENAL

05/01/2022

12

Bab 12 SHOCKING COMMOTION

05/01/2022

13

Bab 13 SANG RIVAL

07/01/2022

14

Bab 14 KESEMPATAN KE DUA & GELAGAT ANEH TUAN RUMAH

09/01/2022

15

Bab 15 MENJADI UMPAN

10/01/2022

16

Bab 16 JUST FOR YOU

11/01/2022

17

Bab 17 PENYEROBOT PASANGAN

13/01/2022

18

Bab 18 PRIA PENGGODA

13/01/2022

19

Bab 19 ANDARI UNTUK AIMAN

17/01/2022

20

Bab 20 PENGUNTIT

17/01/2022

21

Bab 21 SIAPA PENGUNTIT SEBENARNYA

20/01/2022

22

Bab 22 PENGEJARAN

24/01/2022

23

Bab 23 TRAGEDI PENCULIKAN YANG TERULANG

25/01/2022

24

Bab 24 LAGI-LAGI DAMIAN BERULAH

27/01/2022

25

Bab 25 RENCANA BARU DAMIAN

28/01/2022

26

Bab 26 SETELAH LIMA BELAS TAHUN BERLALU

28/01/2022

27

Bab 27 HUKUMAN YANG TERTUNDA

01/02/2022

28

Bab 28 COOLING DOWN

01/02/2022

29

Bab 29 CINCIN BERMATA GARNET

07/02/2022

30

Bab 30 PEMBICARAAN ANTAR LELAKI

07/02/2022

31

Bab 31 KECEMBURUAN YANG MEMBUAT HATI BERDARAH

07/02/2022

32

Bab 32 HARI-HARI TANPA GAIRAH

07/02/2022

33

Bab 33 PERTEMUAN EMPAT MATA

07/02/2022

34

Bab 34 NESTAPA NADEEVA

09/02/2022

35

Bab 35 KETEGUHAN HATI SEORANG LELAKI

09/02/2022

36

Bab 36 PENGALAMAN PERTAMA

10/02/2022

37

Bab 37 PARANOID

10/02/2022

38

Bab 38 TRAUMA NADEEVA

15/02/2022

39

Bab 39 FIRST KISS

15/02/2022

40

Bab 40 PDKT

15/02/2022