OBSESI CINTA UNTUK NADEEVA
n Firs
7 malam. Dihentikannya mobil tepat di luar pagar besi tinggi. Sekal
ari mobil dan mende
ekar dengan wajah dingin menyambutnya se
yanya sopan seraya menunjukkan layar ponsel yang
irik sejenak ke arah ponsel di
ni, Pak. Kami su
da Ghani?" cecarnya dengan na
o mulai sebal. "Saya Rheno, Pak, temannya Ghani. Kami sama-sama membe
, menghubungi sebuah nomor, mengambil foto Rheno yang masih berdiri di luar pagar
ati panas, tapi lelaki itu dengan cueknya membuka pintu gerbang l
Di depan pintu rumah yang tertutup rapat, sudah lebih dari tiga kali Rheno meme
yaris balik badan ketika terdenga
t panjang sepunggung dengan potongan Shagie mu
i si
dua detik,
Kriiik... K
ndangan mempesona di depannya dengan pandanga
aa! Manusia apa peri
g dag
dengan jantu
a i
embawaannya tenang, binar matanya indah tak terungkapkan, suaranya, sosok tubuhnya, dia tidak ku
i tanyanya dengan alis terangkat, tp sosok y
n nada lebih keras membuyarkan keter
ngulurkan telapak tangan untuk memperkenalkan diri, tetapi sosok cantik di depannya me
NAS
sambil melebarkan daun pintu. Tapi te
ya. Lalu tanpa menoleh lagi ia langsung masuk membiar
ng cakep. Batin Rheno sambi
anya ke seputar ruang tamu bergaya modern minim
uara bernada girang menyapa. " Sudah lama, Bang? Maaf ta
i gerbang utama. Pemeriksaan ketat banget. Sudah seperti mau masuk rumah Walikota
n tubuh bongsornya
ergi, apa mau m
nget?" protes Rheno tanpa menghiraukan pertanyaan G
anak tunggal Bang! Bisa-bisanya
kakan pintu
jawab Ghani cuek sam
. kalau namanya Maymunah mending panggil May, lebih oke dan
engar cengir g
unah apa? Munaroh, apa Maymunah? Ehehehe." cengir Rheno. Ghani cuma m
ntar ia langsung masuk
ikuti masuk dan dudu
aku ini sopir pribadi Abang
epan sambil nyengir. "G
bilang mau main keluar sekal
*
uhi keperluan dua lelaki muda itu berhent
dan suara musik slow yang terde
as depan sambil memperhatik
ang masih penasaran tentang ketidak sinkronan antara bentuk
ot keripik kentang dan langsung melempar
suruh ngerjain apa-apa dah! Aku suruh dia duduk manis menem
agi memutar
otaknya! Batin Ghani
gak malu mengajak
emang k
is alias sederhana atau k
at sederhana sekali. Baju rumahan blouse sederhana motif dipad
diperbaiki. Kalau menurut aku sih, mending be
mbak Munah. Dari tadi ngomongin dia melulu?" R
h! Yuk ah buruan kita pulang. Aku tadi terlanjur bilang mama mau pula
ah pegang KTP masih a
jadi gak bisa jalan bareng Bella, ya me
mobilku dari rumahmu!" kalau bisa sekalia
*
kursi teras yg temaram ketika mob
alus menyapa gendang telinga
k mengira sosok yang sejak tadi memenuhi
anya tersenyum tipi
alan memutari mobil menghampiri mereka. Dan dengan santai tangannya
unggu k
a keluar rumah masih ditungguin pulangnya sam
Ghani bertanya yg disambu
epian ya? Memang m
no meloto
k Munah kan harus bangun
ju teras, dengan tangan Ghani yang masih bertengger di bahu wanita cantik di sebelahnya, yang juga tengah memeluk pi
AT
MA