Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Untuk Farisa

Cinta Untuk Farisa

Caca Aca

5.0
Komentar
2.7K
Penayangan
39
Bab

Demi mewujudkan keinginan terakhir ibunya, Farisa si gadis desa, nekat pergi kekota, demi mencari keberadaan ayahnya. Siapa sangka, dalam perjalanan, ia bertemu pria baik yang bersedia membantunya. Ia berhasil bertemu ayahnya, tetapi apa jadinya, jika ada seorang yang sudah menggantikan posisinya, dengan mengaku sebagai anak ayahnya. Akankah Farisa mundur, atau terus berjuang, untuk mendapatkan haknya?

Bab 1 Pesan Terakhir Ibu.

Farisa atania, seorang gadis penjual kue. Setiap hari berangkat pagi pulang sore, demi mendapat sesuap nasi. Tak seperti waktu sebelumnya, Farisa selalu bersama ibunya untuk menjajakan kue di sebuah terminal, sejak ibunya sering sakit-sakitan, Farisa tak mengijinkan ibunya berjualan lagi, Farisa menyuruhnya, untuk istirahat saja.

Farisa terlahir sebagai anak orang tak punya, tak punya harta juga tak punya saudara, yang lebih sedih tak punya ayah, seperti anak anak lainnya. Pernah suatu ketika, Farisa bertanya pada ibunya tentang ayahnya, namun ibunya hanya mengatakan, kalau ayah Farisa sudah tiada. Sejak saat itu Farisa tak pernah bertanya lagi perihal ayahnya.

Seperti biasanya, pagi pagi sekali Farisa sudah bersiap hendak berangkat ke terminal. Sebelum berangkat Farisa sudah menyiapkan segala keperluan ibunya, termasuk obat yang harus di minum ibunya. Farisa tak tahu pasti penyakit apa yang di derita ibunya, karena selama ini Farisa belum pernah membawanya ke dokter, Farisa baru bisa membawanya berobat ke puskesmas. Sebenarnya Farisa ingin sekali mengajak ibunya ke dokter, tapi dirinya belum memiliki cukup uang, sehingga Farisa harus menundanya.

"Bu, Risa berangkat dulu ya, nanti diminum obatnya ya?" ucap Farisa sambil mencium pipi ibunya.

Ibunya hanya mengangguk pelan, sembari menatap Farisa.

hari ini lumayan ramai. Banyak penumpang yang turun dari bus langsung membeli kue kue nya, hingga tinggal tersisa sedikit. Sebenarnya, Farisa ingin segera pulang karena sangat mencemaskan ibunya, namun mengingat kue nya belum habis, Farisa pun menundanya sebentar, siapa tahu ada yang minat membeli kuenya lagi. Itu semua, karena Farisa ingin cepat cepat uangnya terkumpul, dan segera membawa ibunya ke dokter.

"Risa.. Risaaa!"

Seseorang memanggilnya, seorang yang sangat di kenalnya, yaitu Mak Ijah, orang yang begitu baik terhadapnya juga ibunya, bahkan Farisa sudah menganggapnya sebagai neneknya.

"Ada apa Mak?"

Jawab Farisa panik.

"Ibumu Risa," ucap mak Ijah.

"Ibu kenapa Mak?" tanyanya.

"Ibumu tadi pingsan Sa, tapi sekarang sudah siuman, dia minta kamu cepat pulang Sa." ucap Mak Ijah.

Farisa segera berlari pulang, dia sangat mengkhawatirkan ibunya.

Sampainya di depan rumah, Farisa semakin panik karna melihat ada banyak orang di rumahnya, pikirannya tak menentu, segera Farisa berlari ke kamar ibunya.

"Ibu, Ibu kenapa Bu? tanya Farisa.

Ibunya kelihatan nampak sangat pucat dan lemah.

"Rissa...maafkan..ibu naaak! ucap ibunya dengan nafas yang tersengal.

"Ibu kenapa Bu, kita kedokter ya? ucap Farisa sembari memeluk ibunya.

"Risa...jaga dirimu naak!"

Terdengar suara ibunya semakin pelan, Farisa makin erat memeluknya, namun semakin lama tak terdengar desah nafas ibunya, Farisa semakin panik. Farisa menggoncang goncang tubuh ibunya, namun tak ada reaksi apapun darinya.

"Bu, Ibu kenapa, Bu jangan tinggalin Risa,"

Ucapnya sambil menangis dan terus menggoncang goncang tubuh ibunya.

"Inalillahi wainnailaihi raji'un!"

"Ikhlaskan ibumu Risa, dia sudah pergi meninggalkan kita,"

Ucap mak Ijah sambil memeluk gadis itu, yang menangis histeris karna kepergian ibunya, perasaanya pun sama seperti Farisa, sakit sangat sakit karena harus kehilangan Diana ibu Farisa.

Mak Ijah sudah menganggap Diana, seperti anak kandungnya.

Bermula dari datangnya Diana ke desanya, yang mencari neneknya. Nenek Aminah, namun yang di carinya sudah tiada. Nenek Aminah sudah meninggal setahun yang lalu.

Setelah mengetahui nenek Aminah sudah tiada, Diana menangis tersedu, tak tahu harus ke mana.

Mak Ijah yang kala itu melihat Diana sedang hamil tua, pun jadi iba dan memeluk Diana seraya bertanya.

"Suamimu mana neng? kenapa pergi sendiri, apa dia tak mengkhawatirkanmu?" Tanya mak Ijah.

"Saya sudah tak punya suami Mak, tujuan saya datang kesini, ingin tinggal bersama nenek, namun kini nenek juga sudah tiada, saya sudah tak punya siapa siapa lagi Mak, hidup saya sudah hancur." ucap Diana.

Diana kemudian menceritakan semua kejadian yang dialaminya, dari kecelakaan yang menimpa suaminya, dia harus rela meninggalkan suaminya demi kesembuhannya.

Suaminya koma setelah terjatuh saat mengendarai sepeda motornya, karna benturan yang sangat keras menyebabkan pembekuan darah di otaknya, dan harus segera di operasi. Karena tak punya biaya Diana bingung! ingin menghubungi orang tua Yuda, tapi Diana tak tahu nomor teleponnya.

Yuda pun tak pernah memberi tahu padanya. Mungkin bagi Yuda percuma menyimpannya, toh, orang tuanya sudah tak perduli lagi dengannya.

Sejak Yuda menikahi diana, orangtuanya sudah membuangnya, sudah tak menganggap lagi Yuda anaknya, karna menikah dengannya gadis yang miskin bahkan tak punya siapa siapa, karna kedua orang tuanya sudah tiada. Tinggal ada neneknya, tapi tinggal jauh darinya. Sebenarnya Yuda sudah di jodohkan dengan gadis lain, tapi Yuda lebih memilih Diana, dan Yuda rela meninggalkan orang tuanya yang kaya raya dan hidup sederhana dengan Diana.

Saat Diana telah memikirkan nasib suaminya, datang seorang wanita yang mengaku bernama Anita, Anita mengatakan jika dirinya sanggup membiayai operasi Yuda, namun dengan satu syarat. endengar itu, Diana sangat senang apapun syaratnya Diana akan memenuhi.

Hingga Diana tak menyangka ternyata syarat yang di ajukan wanita itu adalah, Diana harus meninggalkan suaminya selamanya. Bagai tersayat sembilu hati Diana, mendengar penuturan wanita itu, rupanya Anita adalah gadis yang di ceritakan Yuda, gadis yang dulu ingin di jodohkan dengannya.

Dengan berat hati Diana menyetujui syarat dari Anita, namun Diana akan benar benar pergi setelah Yuda berhasil di operasi dan memastikan Yuda akan baik baik saja. Anita pun menyetujuinya. Tetapi Diana hanya boleh melihatnya dari jauh, tak boleh menemuinya, sekalipun setelah Yuda nanti sadar.

Setelah mengetahui keadaan Yuda baik baik saja setelah di operasi, dan melihatnya sudah sadar Diana pun segera pergi, tujuannya hanya satu, kerumah neneknya.

Mendengar cerita Diana, Mak ijah jadi terharu, kok ada ya orang yang seperti itu, benar benar jahat tak punya hati, pikirnya dalam hati.

Lantas Mak Ijah pun memberitahu, kalau nenek Aminah masih punya rumah, dan itu bisa di tempati diana, kebetulan rumahnya juga di sebelah Mak Ijah, jadi kalau butuh apa apa tinggal bilang saja.

Kenangan itu membekas di hati Mak Ijah, dirinya tak menyangka, kalau Diana akan pergi secepat itu, Diana menderita Maag akut, namun Diana merahasiakannya pada Farisa, hanya Mak Ijah yang tau penyakitnya itu.

Sebelum Diana meninggal, Diana telah menitipkan sebuah amplop berisikan sebuah foto dan sebuah buku nikah untuk di berikan pada Farisa, kalau nanti terjadi sesuatu dengan dirinya.

"Mak kalau nanti ada apa apa denganku, tolong kasih ini ke Farisa." ucap Diana sambil menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat kepada Mak Ijah.

"Farisa harus tau kebenaranya Mak, aku ingin Farisa bisa berkumpul dengan ayahnya. Selama ini Farisa sudah hidup menderita, aku yakin Farisa akan bahagia bersama ayahnya nanti." ucap Diana.

Setelah dua Minggu kepergian Diana, Mak Ijah pun memberi tahu Farisa. "Semoga hati Farisa sudah sedikit membaik," gumamnya.

"Risa, ada pesan dari ibumu, yang harus Mak sampaikan!" ucap Mak Ijah.

"Pesan apa mak?" tanya Farisa bingung.

"Ambilah ini!"

Mak Ijah menyerahkan amplop pada Farisa.

"Apa ini Mak? Tanya Farisa sedikit heran ,dengan amplop yang baru saja di pegangnya.

"Bukalah, nanti kamu akan tau!" ujar Mak Ijah.

"Namun sebelum itu Mak akan memberitahumu, kalau sebenarnya ayahmu masih hidup, dan ibumu ingin kamu mencari ayahmu," ucap Mak Ijah.

"Apa Mak? Bagaimana mungkin ayah masih hidup? ibu selalu bilang, kalau ayah sudah meninggal." ucapnya serasa tak percaya.

"Bukalah! Nanti kamu akan tau jawabannya. Mak pergi dulu, ada yang harus Mak kerjakan." Pamit Mak Ijah sambil melangkah pergi meninggalkan Farisa.

Farisa membuka amplop itu, ketika melihat isinya, Farisa sangat terkejut. Ada sebuah foto, foto ibunya di kala muda dengan seorang pria, apa mungkin itu ayahnya? pikirnya. Ada buku nikah bertuliskan nama Yuda Anggara, dan Diana, dan ada sepucuk surat, Farisa pun segera membaca isi surat itu.

[ Risa anakku, ketika kamu baca surat ini, mungkin ibu sudah pergi jauh darimu, maafkan ibu Nak, yang selama ini telah berbohong tentang ayahmu. Sebenarnya, ayahmu masih hidup, ibu ingin kamu menemui ayahmu. Dia orang yang baik, ibu yang pergi darinya. Karena suatu alasan ibu pergi meninggalkannya, saat ibu sedang mengandungmu. Ibu mohon temuilah ayahmu, ini ada alamatnya.

JALAN KENANGA.....

Dengan semua bukti yang ada semoga kamu bisa bersama dengan ayahmu, sampaikan salam ibu, untuknya ya Nak.)

Setelah selesai membacanya Farisa menangis terisak, sekuat ini ibu merahasiakan semua ini dari dirinya.

Farisa pun berjanji dalam hatinya akan mencari ayahnya, semua demi keinginan terakhir ibunya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Caca Aca

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku