Perkenalkan, aku Salma Putri Edelweiss, putri pertama dan satu satunya dari ayah dan ibuku, ayahku pekerja keras, saking kerasnya dia tidak pernah berada dirumah, bahkan sampai dimana hari kematian ibuku. dia tidak sama sekali datang. kecewa dan marah, namun beginilah hubungan aku dan kedua orang tuaku, tidak pernah bisa disebut sebagai keluarga yang utuh. aku berusaha menjadi yang paling hebat diantara yang lain, mencoba mendapatkan apapun dengan segala usaha yang aku lakukan. aku mandiri dari kecil, meski masih sedikit bergantung pada ibuku.
sejak kecil aku memang tinggal berdua dengan ibuku, ayahku hanya sesekali saja pulang. itupun kurasa seperti orang asing bagi kami. meski aku tahu prihal ayahku yang selalu berselingkuh, aku tetap ingin mengetahui bagaimana selingkuhannya. sampai sebesar ini, sampai sekuat ini aku tidak pernah tau keberadaan ayahku. kecuali dia yang dengan sukarela datang padaku sendiri.
malam ini memang sangat sunyi, aku yang hanya sendiri di rumah merasa sedikit terganggu dengan keheningan malam itu. fikiranku kacau yang hanya bisa ku lakukan adalah menelfon panji untuk menemaniku bermalam dirumah ku.
jarak rumah aku dan panji tidak terlalu jauh, rumahnya tepat di belakang rumahku.
orangtuanya juga mengenal aku dengan baik, orang tuaku juga mengenalnya dengan baik.
waktu menunjukan pukul 01. 30 wib aku buru buru mengiriminya pesan.
ji kerumah gue sebentar, penting lo bilang nyokap lo kerumah siapa kek ga usah bilang kerumah gue. bokap gue ga ada dirumah juga soalnya.
Meski ayahku, memang tidak pernah ada dirumah.
aku mengirim pesan itu ke panji, handphoneku masih ku peggang berharap secepat kilat dia membalasnya.
"ngapain gue kerumah lo tengah malem gini. jawab panji"
"Gue takut"
panji tidak membalas pesanku, namun tidak lama ada sms masuk dari panji katanya dia sudah ada di depan rumahku.
aku langsung membuka pintu rumahku dan buru-buru menyuruh panji masuk kerumah ku.
"lo kenapa?" tanya panji tanpa basa basi
"hah" kataku kaget
"iya lo nyuruh gue kesini karena lo pengen?"
"kaga bego gue sendirian dan gue takut"
"lo udah biasa sendirian dirumah ga mungkin lo takut?" katanya
"trus menurut lo gue lagi pengen?" tanyaku
"iya lo mau kan, gue ga berani ngapa2in lo ma" katanya
"oke"
"tapi gue bisa kasih lo kissing, lo bisa kissing kan?"
"hah?"
panji mencium bibirku, aku mengikuti iramanya, tidak begitu buruk bahkan lebih hebat dari dugaan ku.
dia berhenti, aku pun berhenti.
"Ternyata gue pengen lebih, gimana dong?" Tanyanya
"Ya terserah" jawabku
panji kembali mencium bibirku, dia lebih agresif dari sebelumnya.
panji kembali berhenti dan aku terdiam lagi.
"sialan gue beneran kebawa suasana" katanya
"terus?" tanyaku lagi
"Lo mau?" tanyanya, aku mengerti maksud dari perkataannya itu.
"boleh aja, mumpung ga ada orang?" kataku
sekarang aku benar benar liar, otakku benar benar bermasalah orang yang berhadapan denganku adalah orang yang bahkan aku tahu bagaimana dia bersikap santun kepada orang tuanya, lelaki hebat yang pekerja keras di usia nya yang baru 23 tahun pencapaiannya sudah banyak dan aku kadang iri kepadanya.
"lo serius?"
"terus mau Lo gimana?"
"yaudah lepas baju lo cepetan" katanya
Tanpa pemanasan, tanpa basa basi kami hanya melakukan apa apa yang sudah kami mulai, aku hanya mengikuti alur. Selanjutnya hanya menerima segala hal yang Panji lakukan kepadaku. Aku bahkan sudah lama tidak melakukan ini, entah setan mana yang merasuki ku sehingga aku melakukan hal ini dengan seseorang yang sudah ku kenal lama, entah karena rasa kesal atau karena rasa sepi ku yang membuat aku sebodoh ini.
"maaaa" suara panji tepat ditelinga ku
"maaa" suara Panji terdengar sangat berat di telingaku
"ga usah manggil manggil, lanjutin aja" kataku
/0/12572/coverorgin.jpg?v=0933be5bd8d4a488dd6904d47c04d8f6&imageMogr2/format/webp)
/0/3833/coverorgin.jpg?v=f6b17c08a66a49a855f3c48bbd193cce&imageMogr2/format/webp)
/0/20687/coverorgin.jpg?v=cd1175ed73971d72d14a9d65cc1c01ff&imageMogr2/format/webp)
/0/29581/coverorgin.jpg?v=cef77ef63ec72ae6bb83987cf0e7c459&imageMogr2/format/webp)
/0/4255/coverorgin.jpg?v=20250121182421&imageMogr2/format/webp)
/0/10592/coverorgin.jpg?v=0893ac17885e413ccdd7cacd9d5cddaf&imageMogr2/format/webp)
/0/17221/coverorgin.jpg?v=20240417174225&imageMogr2/format/webp)
/0/14716/coverorgin.jpg?v=cba4b48322f0a2eef4d918fbf55885ae&imageMogr2/format/webp)
/0/12790/coverorgin.jpg?v=88b5588692e190dcd05549a1b03750fe&imageMogr2/format/webp)
/0/4508/coverorgin.jpg?v=3f1d61d85694c58aa544c0c81f79d567&imageMogr2/format/webp)
/0/7966/coverorgin.jpg?v=20250122152318&imageMogr2/format/webp)
/0/3017/coverorgin.jpg?v=8138d9ac22c664cafb2df6a655de06b5&imageMogr2/format/webp)
/0/4260/coverorgin.jpg?v=576fc7faa6fb29ab90702c7a1f661be3&imageMogr2/format/webp)
/0/21232/coverorgin.jpg?v=6140b1f88a61e38796028c11b852018c&imageMogr2/format/webp)
/0/2978/coverorgin.jpg?v=c19a7ba9c7837074dbd7c16855abe86e&imageMogr2/format/webp)
/0/2170/coverorgin.jpg?v=2158f4c7583e99d746e1ea0ca0f0009e&imageMogr2/format/webp)
/0/2302/coverorgin.jpg?v=e75001be09979412d5353255254bfc0e&imageMogr2/format/webp)
/0/5866/coverorgin.jpg?v=0cb454270a42aecb78670b41f75f581d&imageMogr2/format/webp)
/0/3255/coverorgin.jpg?v=7a6fdfb4df5d001957977ac00ca3f167&imageMogr2/format/webp)
/0/3471/coverorgin.jpg?v=7b785d19b6e8d642748149bf3f75d4bd&imageMogr2/format/webp)