Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Drt! Drt! Drt!
“Sayang, kamu bisa kan ketemu aku hari ini?”
Suara Wanita setengah baya itu terdengar di seberang telepon, Saga yang baru saja membuka mata dari lelap tidurnya seketika terhenyak.
“Maaf, Tan, sepertinya aku tidak bisa,” tolak Saga.
Tentu saja, bukan penolakan yang sesungguhnya, dia hanya ingin menggoda Wanita itu.
“Panggil aku Helda, mengerti!” sentak Helda.
“Oke, oke, Helda, malam ini aku tidak bisa menemuimu.”
“Kenapa? Apa ada orang lain yang membayar lebih tinggi?” tanya Helda penasaran.
“Sayangnya begitu, hari ini aku akan bertemu dia di Bali,” sahut Saga.
“Berapa Wanita jalang itu membayarmu, hah?” Helda penasaran.
“Lima juta,” kilah Saga.
“Datanglah ke Hotel Diamond, aku akan membayarmu tiga kali lipat.”
“Everything for you, muach.”
Akhirnya apa yang diingankan Saga pun terpenuhi, dia tahu jika Helda tak akan membiarkannya pergi dengan yang lain ketika sedang menginginkan sentuhan nikmat yang Saga lakukan. Panggilan pun berakhir sampai di sana. Ditutup dengan panggilan video singkat yang menunjukkan senjata satu sama lain.
Ya, Saga merupakan pria muda pengangguran yang hidupnya terlihat begitu santai dan lebih memilih memepermainkan wanita setengah tua saja. Hidupnya cukup berantakan setelah Megan meninggalkannya dan menikah dengan pria lain.
Saga nyaris gila karena dia sangat mencintai Megan. Sampai pada suatu malam dia bertemu Helga di sebuah bar di pusat kota. Malam itu, Saga sedang benar-benar terpuruk dan frustrasi.
Tiga bulan yang lalu ….
Saga tengah minum di sebuah bar, dia duduk di meja yang berhadapan langsung dengan barista. Sementara di sudut lain ada seorang wanita dewasa yang tengah memerhatikannya dengan saksama. Ya, wanita itu Helda. helda merasa tertarik pada Saga, lantas dia menghampirileleki muda yang memiliki postur tubuh tinggi tegap itu. Bahkan, hanya dengan melihat badannya saja, Helda sudah mulai berfantasi. Dia menggigit bibirnya dengan gemas, saat menyadari sesuatu di dalam sana berdenyut.
Helda yang tak tahan dengan Hasrat ingin bercintanya pun, mulai memberanikan diri untuk menghampiri Saga. Setidaknya dia memiliki sosok untuk berfantasi liar di toilet, kalau-kalau Saga tak memberi respon baik padanya. Begitu pikir Helda.
Sejurus, wanita berparas cantik dengan tubuh tinggi berisi itu perlahan menghampiri Saga yang masih menikmati pahitnya alcohol dalam tiap sesapannya.
“Hai, boleh aku menemanimu?” Helda mendekati Saga yang setengah mabuk seraya mengelus punggungnya begitu lembut.
Helda yang tak kuasa menahan diri pun menempelkan dadanya ke tubuh bagian belakang Saga. Pria muda maskulin itu sedikit terkejut saat merasakan himpitan kenyal di punggungnya.
“Bebas,” jawab Saga sekenanya seraya menoleh ke arah Helda.
“Sepertinya di dalam sini sedang tidak baik-baik saja?” goda Helda seraya membelai lembut dada Saga yang berbulu.
Kebetulan kancing bagian atas kemeja yang dikenakan Saga terbuka, itu membuatnya tampak seksi dan membuat Helda semakin tak karuan.
“Apa kau mau berbagi kesenangan denganku, Manis?” celetuk Saga melayani godaan di hadapannya.
Pemuda itu seolah tahu jika Helda sangat menginginkannya.
“Tentu saja, Sayang,” lirih Helda berbisik di telinga Saga.
Wanita berambut panjang bermodel blonde itu pun mengendus tengkuk Saga dengan beraninya. Lantas, dia berdesis dan mendesah sebab sudah tak tahan lagi. Aroma tubuh Saga sudah membuatnya mabuk kepayang.
“Jangan di sini, ayok kita lakukan dengan santai di tempat lain,” anjur Saga lalu beringsut dari duduk.
Kini keduanya berdiri berhadapan, dengan tubuh yang saling menempel. Saga tak ingin menolak itu. Pikirannya yang sedang kacau memilih untuk menikmati tubuh montok Helda.
“Kenapa kau begitu seksi?” lirih Helda terus merapatkan tubuhnya pada tubuh Saga.
Saga tersenyum menimpali godaan Helda, kemudian dia menuntun Helda ke tempat yang lebih privasi, dengan posisi masih berpelukan. Diselingi dengan sentuhan-sentuhan nakal pada titik sensitive Helda yang berhasil membuat wanita itu semakin liar bahkan tak malu-malu untuk merintih. Walaupun di tempat tersebut banyak orang.