Sofia Nur Tsalsabila gadis cantik berusia 21 tahun yang terjebak dalam kerumitan dunia yang seakan-akan tidak ada habisnya. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang sangat tidak harmonis dan sejalur. Kedua orang tuanya sudah berpisah sejak lama dikarenakan sang ibu yang mengalami gangguan kejiwaan hingga saat ini. Gadis itu tinggal bersama ibu dan satu kakak laki-lakinya bernama Bryan. Hanya Bryan yang menjadi tempatnya untuk berkeluh kesah dengan segala masalah yang terjadi dalam hidupnya sampai akhirnya gadis itu bertemu dengan sosok laki-laki misterius yang mempunyai banyak cerita rumit di dalam hidupnya. Semakin lama mengenal sosok laki-laki bernama Daniel itu membuat Sofia juga ikut terseret-seret dalam masalah hidup Daniel.Ternyata selama ini banyak yang tidak diketahui oleh orang lain tentang baground kehidupan seorang Daniel Argantara si laki-laki yang dikenal dengan sebutan ice boy karena sikapnya yang sangat dingin. Apakah Sofia berhasil menyusun satu-persatu puzzle masalalu keluarganya yang mulai terungkap? dan apakah ia juga mampu bertahan hidup berdampingan dengan sosok laki-laki misterius bernama Daniel?
Awan hitam itu sudah hampir memenuhi seluruh langit pertanda hujan akan segera turun, namun dua gadis kecil itu masih saja asyik bermain boneka sambil melukis di bawah pohon rindang yang berada di tepi taman bermain itu. Nampak saat itu hanya ada mereka berdua ditaman itu, seperti tak menyadari pertanda bahwa sebentar lagi hujan akan turun.
Ditempat lain, terdapat sepasang suami istri yang sedang cemas mencari dimana kedua putri mereka berada saat ini. Dari tadi siang mereka pamit untuk bermain di belakang rumah namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda bahwa mereka akan kembali. Mata wanita itu terus saja memandang ke arah luar lewat jendela rumah, dilihatnya langit yang sudah mulai menggelap serta suara petir yang perlahan mulai terdengar di telinga.
"Pa, dimana mereka? Apa mereka pamit untuk pergi bermain di tempat lain kepadamu?" tanya wanita itu khawatir. Saat ini ia sangat cemas mengetahui kedua putrinya belum berada di rumah.
Mendengar perkataan dari istrinya lantas Pria itu kemudian menggelengkan kepala nya dan segera menuju ke dapur untuk mengambil payung besar yang akan digunakan untuk mencari dimana kedua putrinya itu. Tanpa berfikir panjang Pria itu melepaskan tali pengikat pada payung yang saat ini sudah berada di tangannya dan berjalan keluar menuju ke arah belakang rumah mereka.
"Hati-hati, segera bawa mereka pulang sebelum hujan semakin lebat," pinta wanita itu pada suami nya. Ia berpikir jika kedua putrinya itu saat ini sedang berlindung menghindari hujan yang perlahan mulai turun.
Ketika laki-laki itu sudah berada di komplek belakang rumah mereka, ia segera mencari kedua putrinya ke segala arah. Satu persatu didatangi tempat-tempat yang memang biasa dipakai bermain oleh dua gadis itu namun tak kunjung menemukan sosok gadis kecil nya itu.
"Kak, sudah mulai turun hujan ayo kita pulang," ajak gadis kecil berponi itu pada kakak nya.
sambil merapikan krayon yang sudah ia gunakan untuk melukis. Gadis itu takut jika kedua orang tuanya panik mencari dimana mereka sekarang.
"Iya tunggu sebentar, aku akan merapikan pakaian boneka ku terlebih dahulu," jawab gadis kecil berlesung pipi itu pada adiknya.
Ketika mereka berdua telah siap untuk beranjak dari tempat itu, tiba-tiba datang seorang anak laki-laki memakai sweater biru membawa dua balon besar yang diikatkan pada seutas tali dibagian bawahnya. Anak laki-laki itu sudah sejak tadi memperhatikan dua gadis kecil yang sedang asyik bermain boneka dan melukis dibawah pohon rindang itu. Satu persatu balon yang dibawa anak laki-laki kecil itu diberikan pada kedua gadis kecil di depannya.
Kedua gadis kecil itu sangat senang karena menerima ballon pemberian dari anak laki-laki itu, kemudian salah satu dari mereka mengulurkan tangan sambil bertanya siapa nama anak laki-laki baik itu.
Bukannya meraih tangan gadis kecil yang mengajaknya berkenalan,anak laki-laki itu justru berbalik badan dan segera pergi dari tempat itu meninggalkan dua gadis kecil yang tadi sudah diberi balon besar olehnya. Kedua gadis kecil itu saling menatap heran mengapa anak itu langsung pergi bahkan mereka saja belum sempat berterima kasih dan bertanya siapa namanya.
Ketika hendak melanjutkan perjalanan menuju rumah, angin kencang tiba-tiba datang hingga membuat salah satu balon yang dibawa gadis kecil itu terbang. Melihat hal itu lantas membuat mereka berlari untuk meraih tali dari balon itu karena belum terlalu terbang tinggi.
Sedikit lagi gadis kecil berlesung pipi itu meraih tali yang diikatkan di bawah balon tiba-tiba ia terjatuh karena tidak sengaja menginjak batu kerikil yang berada di jalan raya.
Saat hendak kembali berdiri ia melihat lututnya sudah berdarah karena bergesekan dengan aspal jalan yang sudah basah terkena air hujan. Perlahan ia mencoba untuk bangkit dan segera menepi ke tepi jalan karena memang saat ini ia berada di tengah jalan raya yang cukup sepi karena hujan.
Akhirnya gadis kecil berponi itu menemukan dimana kakaknya, ia tertinggal jauh saat berlari mengejar balon yang terbang tadi. Saat hendak menghampiri gadis berlesung pipi itu, tiba-tiba ia melihat dari arah kanan ada sebuah truk yang sedang melaju dengan kencang ke arah kakak nya. Dengan segera ia berlari untuk mendorong gadis berlesung pipi itu agar segera menepi sambil berteriak dengan kencang.
"Kak... minggir," teriaknya dari arah belakang kemudian mendorong gadis berlesung pipi itu dengan kencang hingga membuat kepala nya terbentur trotoar jalan.
Gadis berlesung pipi itu terkejut karena merasakan sakit di kepalanya yang terbentur dengan cukup keras, perlahan darah segar mulai mengalir deras dari bagian kepalanya yang terbentur hingga kini rasanya sangat sakit. Perlahan ia melihat adik kecilnya sudah terkapar di tengah jalan yang berada tidak jauh dari tempatnya saat ini. Air hujan mulai turun kencang membasahi bumi hingga membuat aliran air deras berwarna merah di sekitar tempat adiknya itu berada. Saat ini kepalanya sangat sakit, perlahan pandangan matanya mulai meredup dan hingga akhirnya semua nya gelap.
***
Ditempat lain pria itu sudah lelah mencari dimana keberadaan kedua putrinya. Tidak ada pilihan lain, saat ini yang ada di kepalanya hanya taman kota yang letaknya 1 kilometer dari tempat ia berada saat ini. Hujan mulai turun dengan deras hingga membuat pria itu memutuskan untuk kembali kerumah dan pergi ke taman kota mengendarai mobil berwarna putih miliknya.
Melihat suaminya sudah kembali tanpa membawa kedua putrinya, wanita berumur 32 tahun itu semakin cemas dan tidak bisa diam saja. Ia segera menghampiri suaminya yang saat ini sedang mencari kunci mobil di laci meja kerjanya.
"Pa, apa kamu tidak menemukan mereka bermain di komplek belakang?" tanya wanita itu dengan suara yang gemetar. Saat ini ia sangat mencemaskan kedua putrinya yang belum juga pulang ditengah hujan yang sudah semakin deras.
Pria itu tidak menjawab, ia juga sama cemasnya dengan wanita yang berada di dekatnya itu. Tidak ada tempat lain selain taman kota yang menjadi tujuan nya saat ini. Dengan cepat pria itu mengambil kunci dan langsung menuju ke arah mobilnya yang diparkir di samping rumah. Tidak mau hanya tinggal diam di rumah, wanita itu memutuskan untuk ikut bersama suaminya mencari kedua putrinya.
"Aku ikut pa," pinta wanita itu dan langsung masuk ke dalam mobil.
Setelah siap, Pria itu segera menginjak pedal gas mobil menuju taman kota. Di sepanjang jalan pria itu melihat wajah panik istrinya, kemudian ia meraih tangan istrinya yang sudah sangat dingin itu dengan lembut . "Tenanglah, mereka akan baik-baik saja," ucap laki-laki itu menenangkan.
Sudah hampir 5 menit mereka di dalam mobil, tiba-tiba jalanan menjadi sangat ramai. Keadaan jalan menuju taman kota itu menjadi macet parah karena ada sebuah truk yang terguling di sisi kanan jalan. Entah mengapa perasaan wanita berumur 32 tahun itu menjadi sangat gelisah, ia penasaran dengan apa yang terjadi diluar mobil. Matanya melihat ke arah luar, hujan sudah mulai mereda. Dengan cepat ia mengambil payung yang dibawanya tadi kemudian bergegas keluar dari mobil suaminya untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar.
Melihat istrinya keluar seorang diri berdesakan dengan banyak orang diluar untuk melihat apa yang tengah terjadi di depan sana, membuat pria itu mau tidak mau harus menyusul istrinya kesana. Perlahan wanita itu mulai menyelip diantara kerumunan orang yang tengah sibuk memotret kejadian di hadapan mereka untuk disebar luaskan di media sosial. Setelah susah payah berhimpitan dengan orang-orang akhirnya wanita itu kini sudah berada di barisan paling depan. Ia melihat ada sesosok anak kecil yang tubuhnya sudah ditutupi kain berwarna kuning oleh polisi. Saat sedang memperhatikan dengan lebih jelas, wanita itu melihat sebuah boneka kecil yang berada tidak jauh dari tempat anak itu terbaring.
Perlahan hatinya mulai hancur mengetahui bahwa boneka itu adalah hadiah ulang tahun yang baru saja ia berikan pada putri kecilnya semalam. Tanpa menunggu lama lagi wanita itu segera mendekat dan membuka kain penutup yang menutupi wajah gadis kecil itu. Betapa terkejutnya wanita itu saat mengetahui bahwa gadis itu adalah anaknya, air matanya mulai mengalir dengan deras sambil berteriak kencang.
Dunianya seketika hancur melihat salah satu putrinya sudah terbujur kaku di tengah jalan. Pria yang kini juga sudah berada di samping istrinya itu pun menangis melihat putrinya sudah tak bernyawa. Matanya terus mencari dimana keberadaan satu putrinya lagi, hingga akhirnya ia menemukan sosok putri kecilnya sedang di evakuasi ke dalam mobil ambulance.
Tanpa berpikir panjang ia segera menuju ke arah mobil yang membawa salah satu putrinya, disana ia melihat bahwa gadis kecilnya itu masih bernafas meski harus menggunakan bantuan alat pernapasan.
Bab 1 Prolog
16/11/2022
Bab 2 Keluarga Baru
16/11/2022
Bab 3 Masalah Lama
16/11/2022
Bab 4 Kekecewaan
16/11/2022
Bab 5 Bullying
16/11/2022
Bab 6 Tempat Ternyaman
16/11/2022
Bab 7 Putus Asa
16/11/2022
Bab 8 Tempat Terburuk
16/11/2022
Bab 9 Bertemu Lagi
16/11/2022
Bab 10 Bertemu Ayah
16/11/2022