Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Cinta Tuan Posesif

Terjerat Cinta Tuan Posesif

Putu Amerta

5.0
Komentar
2K
Penayangan
42
Bab

Liam adalah seorang tehnik sipil ternama di New York, bahkan dia menebus perusahaan besar Jacob Group. Kedatangannya ke Jakarta ia ingin menemui wanita bernama Dian yang bekerja sebagai sekretaris, yang ia klaim sebagai kekasihnya. Mereka awal bertemu ketika Dian berada di New York dan ia menyelamatkan Dian dari cuaca dingin. Namun di sisi lain Dian ketakutan ketika Liam mulai mengejar-mengejarnya, dan mengatakan kepada dunia bahwa mereka pacaran. Parahnya lagi didukung oleh kedua orang tuanya Dian. Hubungan mereka tarik ulur, semain Dian menjauh dan semakin giat Liam mendekat. Mereka berduapun kejar-kejaran. Lama kelamaan Dian mulai menerima kehadiran Liam. Liam tidak semenakutkan itu, pria itu melakukan hal-hal romantis untuknya, hal-hal indah mereka lalui bersama.

Bab 1 PROLOG

PROLOG

Liam memperhatikan wanita di ujung sana, terlihat jelas hidung kecil itu memerah, wanita itu melipat tangannya di dada. Lihatlah rambut lurus itu sudah membeku, ia tahu wanita itu sedang menahan dingin yang teramat sangat.

Musim dingin ini adalah musim dingin terparah, selama ia tinggal di kota New York. Wilayah New York di landa hujan salju, saat ini hujan salju dalam situasi darurat. Suhu mencapai minus 12 derajat celcius, jauh di bawah rata-rata. Cuaca yang extrem, diakibatkan angin berhembus dari kutub utara dan menyapu pegunungan Rocky, dari pekan lalu.

Toko-toko dan cafe disepanjang yang biasa ramai dikunjungi pengunjung kini tutup. Semua orang lebih menghabiskan waktunya di rumah. Tadi dirinya sengaja keluar sebentar, karena untuk membeli beberapa kopi dan beberapa bahan makanan, untuk dua hari ke depan. Untung saja minimarket di dekat rumah masih buka. Setelah mendapati apa yang ia cari, dirinya memutuskan untuk singgah sebentar ke salah satu cafe, tepatnya di samping outlet minimarket itu. Ia kesini hanya ingin minum alkohol. Ia tidak ingin mati membeku seperti ini. Betapa benci dirinya dengan musim dingin, ingin rasanya ia pulang ke Indonesia. Bahkan tadi tubuhnya sudah gemetar kedinginan, ketika berada di luar.

Ia masih memperhatikan wanita berjaket merah itu, wanita itulah yang menarik perhatiannya. Mungkin karena wanita itu terlihat sangat menarik di matanya. Ia tidak tahu apa yang di lakukan wanita itu di sana. Wanita itu sepertinya sedang menunggu seseorang. Ada raut wajah cemas di wajah cantik itu. Ia memperhatikan struktur wajah wanita yang berdiri. Wanita itu lebih mirip wanita Asia, seperti Thailand, Filipina, atau Indonesia. Ia kembali meneguk bir yang di pesannya, karena setelah meneguk alkohol itu, tubuhnya sedikit lebih hangat.

Ada ketakutan menyelimuti hatinya, ia takut para gelandangan bersikap heroik kepada wanita itu. Para gelandangan masih menjadi masalah serius di kota besar dan megah seperti New York. Bahkan banyak para gengster yang mengintai di sudut kota, mengincar para wanita untuk memenuhi hasratnya.

Ia menegakkan tubuhnya, dan berjalan menuju kasir melakukan transaksi pembayaran. Ia membuka pintu memerlukan sedikit bertenaga, karena di depan pintu sudah tertutup salju. Suhu dingin kembali menusuk tulang, hingga akhirnya ia memasukan tangannya di saku jaket. Cuaca saat ini memang sangat extreme, mobil yang berada di parkiran sudah membeku tertutup salju. Ia ingin buru-buru segera pulang ke rumah, dan tidur di dekat perapian.

Pemerintah sudah mengingatkan bahwa untuk beberapa hari kedepan, akan ada badai salju. Para pembersih jalan juga belum membersihkan salju yang sudah menebal disana. Tidak ada aktivitas mobil, karena salju sudah menebal, jalanan juga begitu licin, sangat berbahaya jika berpergian dalam keadaan badai.

Jika sudah memasuki musim dingin, ia lebih baik tinggal di Indonesia. Sungguh ia lebih suka dengan iklim di Indonesia dari pada Amerika. Musim dingin memang terlihat sangat romantis dan menyenangkan bagi sebagian penduduk yang beriklim tropis, tapi lihatlah nyatanya musim dingin itu begitu kering, dan aktvitas lumpuh total.

Awalnya ia ingin langsung pulang, tapi entahlah dirinya langkah kakinya, malah menuju ke arah wanita yang berdiri di dekat halte itu. Beberapa saat kemudian, wanita itu menyadari kehadirannya dan menatapnya, karena jarak itu hanya sekitar satu meter.

Hembusan nafas mengeluarkan asap, kuku-kukunya terasa patah, karena menahan dingin. Oke, sekarang dirinya benci dingin. Ia membalas pandangan wanita itu, ia perhatikan rambut lurus berwarna coklat itu, juga sudah membeku.

"Apakah kamu dari Asia," ucap Liam tenang, ia mencoba manahan suhu dingin. Paperbag yang ia beli tadi, masih di pegangnya.

Wanita itu mamasukkan tangannya di saku jaket tebalnya, dan dia lalu mengangguk, "Ya, saya dari Asia, tepatnya Indonesia,"

Ada perasaan bahagia mendengar nama Indonesia dari bibir tipis itu. Bagiannya warga Indonesia yang ada di New York adalah saudara.

"Saya juga dari Indonesia," ucap Liam, dan diberikannya senyum untuk wanita itu.

"Saya dari tadi melihat kamu dari cafe di seberang sana," Ucap Liam.

"Kamu memperhatikan saya di sana," ucapnya, ia mengarahkan tangannya, ke cafe Sabarsky yang di kunjunginya tadi.

"Ya, Kamu sepertinya begitu cemas dan bingung," ucap Liam.

Wanita itu mengangguk dan tubuh wanita itu mulai kaku. Ia hanya takut wanita itu mengalami hipotermia. Hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh, kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Terlebih wanita itu dari Indonesia, belum bisa menyesuaikan dengan suhu di New York.

"Saya sudah berjanji kepada teman saya, bahwa menunggunya disini. Tapi teman saya sepertinya tidak datang," suara itu terdengar bergetar.

"Di mana alamat rumah teman kamu,"

"Ponsel saya mati, jadi saya lupa, alamatnya di mana," ucapnya pelan.

Liam mengerutkan dahi dan memperhatikan wanita itu. Koper berwarna merah muda itu masih ada di sampingnya, terlihat jelas wanita itu dari perjalan jauh. Jika di perhatikan wanita itu sudah beberapa hari di New York. Karena ia tahu betul, beberapa penerbangan di batalkan, akibat badai salju yang melanda di sejumlah wilayah Amerika Serikat.

Ia membaca berita, bahwa bandara John F Kennedy New York di tutup sementara. Tidak hanya bandara, bahkan sekolah-sekolah juga di liburkan. Jalur-jalur kereta api tidak beroperasi, akibat rel kereta api yang tertutup salju tebal. Jika malam hari malah kondisi dengan penurunan suhu secara extream yang berkisar hingga minus 25 drajat celcius.

"Kamu liburan di sini,"

"Ya, tepatnya liburan sendiri, saya ingin pulang ke Jakarta, malah penerbangan lumpuh total. Saya putuskan untuk pergi ke tempat teman saya, teman saya malah tidak menjemput saya,"

Liam mengangguk paham, mungkin karena jalanan masih tertutup salju. Belum ada tanda-tanda petugas pembersih jalan untuk bersihkan jalanan yang tertutup salju tebal itu, hingga tidak memungkinkan untuk mengendarai mobil.

"Sebaiknya, kamu urungkan untuk menemui teman kamu. Saya yakin teman kamu tidak akan datang karena memang kondisi cuaca tidak bersahabat. Dia pasti akan mati membeku," ucap Liam.

Wanita itu memandangnya, dan mengangguk, "sebaiknya saya kembali ke hotel lagi," ucapnya.

"Mari saya antar, saya hanya ingin kamu aman. Masalahnya banyak gelandangan berkeliaran di kota ini," ucap Liam.

"Terima kasih," ucap wanita itu lagi.

Liam lalu mengambil alih koper dari tangan wanita itu, dan mulai memandang iris mata bening itu.

"Saya Liam," ucap Liam, mengulurkan tangannya.

"Dian Saraswati, panggil saja Dian," ucapnya, lalu membalas uluran tangan itu.

Liam melepaskan genggaman itu, "Rumah saya tidak begitu jauh dari sini, apakah kamu ingin mampir ke rumah saya?" Ucap Liam, dirinya hanya ingin sekedar menawarkan kepada wanita di hadapannya ini.

"Apakah boleh,"

"Tentu saja,"

"Terima kasih,"

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Putu Amerta

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Terjerat Cinta Tuan Posesif
1

Bab 1 PROLOG

29/08/2022

2

Bab 2 Liam Datang

29/08/2022

3

Bab 3 I saw you

29/08/2022

4

Bab 4 Dia bukan pacar saya pak ! Sumpah

29/08/2022

5

Bab 5 Terpaksa

29/08/2022

6

Bab 6 Calon Menantu

29/08/2022

7

Bab 7 Pergi Reuni

29/08/2022

8

Bab 8 Reuni

29/08/2022

9

Bab 9 Cewek-cewek Nyebelin

29/08/2022

10

Bab 10 KISS

29/08/2022

11

Bab 11 Ngapain ke rumah kamu

29/08/2022

12

Bab 12 Aku kan belum sikat gigi, kan enggak enak

29/08/2022

13

Bab 13 Ke Bali

29/08/2022

14

Bab 14 Sekamar

29/08/2022

15

Bab 15 Berenang

29/08/2022

16

Bab 16 He's really a good kisser !

29/08/2022

17

Bab 17 Rujak Mangga

29/08/2022

18

Bab 18 Mama Titip Jagain Dian

29/08/2022

19

Bab 19 Kamu malam ini tidur sama aku

29/08/2022

20

Bab 20 Cinta itu enggak perlu dipaksa

29/08/2022

21

Bab 21 Mutiara Hitam

29/08/2022

22

Bab 22 Putusin si Gondrong

29/08/2022

23

Bab 23 Putus

29/08/2022

24

Bab 24 Kamu punya pacar baru

29/08/2022

25

Bab 25 Dian Galau

29/08/2022

26

Bab 26 New York

29/08/2022

27

Bab 27 Di rumah Liam

29/08/2022

28

Bab 28 Masak

29/08/2022

29

Bab 29 Maaf boy, malam ini kamu harus tidur sendiri

29/08/2022

30

Bab 30 Kita Hari Ini Pacaran

29/08/2022

31

Bab 31 Liam Playboy Abiz

30/08/2022

32

Bab 32 Semoga mas gondorng nya balik lagi sama neng

30/08/2022

33

Bab 33 Coba bilang cinta sama aku

30/08/2022

34

Bab 34 Kawin sih udah ma, nikahnya aja yang belum

30/08/2022

35

Bab 35 Liam mau pulang ke New York

30/08/2022

36

Bab 36 Terima kasih, kamu sudah mau mendampingi Liam

30/08/2022

37

Bab 37 Sayang kamu kenapa

30/08/2022

38

Bab 38 Aku cinta kamu

30/08/2022

39

Bab 39 Tunangan

30/08/2022

40

Bab 40 Cepat nikahi mereka berdua

30/08/2022