Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
SAAHH!!!
Sepasang manusia yang tengah duduk di atas mimbar sana secara kompak tersenyum bahagia karena mereka telah mendapatkan status baru, status yang resmi yaitu sebagai suami istri. Kelopak bunga mawar berwarna warni kini berjatuhan di atas kepala mereka, mirip sekali dengan prosesi acara pernikahan antara Fahri dan Aisyah dalam film layar lebar berjudul ‘Ayat-Ayat Cinta’.
Kebahagiaan sang mempelai pengantin, nampaknya menular pada semua tamu undangan yang menghadiri prosesi sakral tersebut, terkecuali pada satu orang, seorang pria yang tengah duduk menyendiri memperhatikan kebahagiaan temannya di depan sana. Pria tersebut adalah Keyyan Munir, pria beristri yang memilih mendatangi pernikahan temannya seorang diri.
Beberapa bulan yang lalu, pria yang berparas tampan itu pun pernah mengucapkan lafaz kabul tanpa harus mengulang. Kala itu, itu ia mengucapkan syukur tak terkira karena pada akhirnya kembali melepaskan status dudanya setelah ia pernah dua kali menikah.
Proses perkenalan antara Keyyan dengan istrinya yang tidak melebihi satu tahun, sudah membuat mantap pria yang kerap dipanggil ’Key’ itu untuk meminang seorang gadis yang bernama lengkap, Shabilal Haq dengan panggilan ‘Shabby’- gadis berhijab dengan bibir berwarna merah muda, berkulit putih serta beralis tebal.
Bagi Keyyan, Shabby merupakan gadis imut karena ukuran tubuhnya yang hanya sebatas dadanya. Apalagi saat wanita itu mendapat pujian, pipinya akan langsung memerah. Hal yang tak pernah disangka adalah keduanya seumuran dan pernah kuliah di perguruan tinggi yang sama.
Nilai plus dari seorang Shabby adalah ia sama sekali belum pernah berpacaran beda jauh dengan Keyyan, si petualang wanita yang dua kali mengalami kegagalan dlaam berumah tangga. Meskipun Keyyan bisa disebut laki-laki br*ngsek, namun sebenarnya, ia tidak ingin menikah dengan wanita ‘bekas’ juga ‘murahan’. Ia hanya ingin seorang istri dengan masa lalu yang baik, wanita yang mampu menjaga maruahnya dari laki-laki mana pun hingga nanti, ia yang akan menjadi laki-laki satu-satunya dalam hidup istrinya.
Acara pesta pernikahan antara Keyyan dengan Shabby, bisa dibilang cukup mewah meski sebenarnya mereka telah merencanakan untuk menggelar resepsi secara sederhana, mengingat biaya hidup setelah menikah justru lebih besar dan banyak. Mereka hanya tak ingin bergantung pada harta orang tua lagi. Cukup sudah pengorbanan mereka untuk anaknya. Terutama Keyyan, yang selama ini hidupnya masih juga ditopang ayahnya.
Keyyan begitu bahagia menjalani pernikahannya bersama Shabby, istri sholihah yang tidak hobi berbelanja ataupun ngerumpi dengan tetangga. Istrinya itu selalu tersenyum kala menyambutnya pulang bekerja tak lupa juga memijitnya jika dirinya menampilkan ekspresi lelah. Seorang istri yang begitu perhatian. Tapi kenyataannya, itu saja tak cukup untuk menjaga keharmonisan sebuah rumah tangga. Keyyan butuh nafkah batin.
Keyyan tidak bisa menyentuh istrinya secara intim selama dua bulan pernikahan. Selama itu, laki-laki yang terbiasa bermain wanita itu harus menahan libidonya yang selalu muncul saat tidur seranjang dengan istrinya. sebuah kondisi yang terus menyiksa dirinya namun ia selalu diminta untuk bersabar karena suatu alasan yang ia coba untuk mengerti . Namun, alasan sebenarnya yang kini membuat batinnya merasakan kekecewaan yang mendalam, akhirnya terkuak tadi malam.
“Siapa laki-laki yang ada di foto ini?” Keyyan memperlihatkan sebuah foto laki-laki pada Shabby yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tubuh Shabby menegang, semakin membuat Keyyan curiga akan sosok yang terpampang di foto yang masih ia pegang dengan erat. Gemuruh di dada laki-laki yang berhidung mancung itu pun semakin besar. Bahkan aroma vanilla yang tercium dari tubuh istrinya, aroma yang biasa digilainya itu, tak mampu untuk meredamkan api kecemburuan dalam hatinya.
“Sini Mas,” ucap Shabby tegas. Tangannya berusaha merebut foto itu dari sang suami. Membuat wanita bertubuh pendek itu harus berjinjit dengan susah payah.
“Kenapa? Ini selingkuhanmu?” tanya Keyyan dengan nada suara yang tajam.
“Bukan.” Shabby menjawab dengan tegas sembari menggeleng.
“Bohong! Jawab dengan JUJUR!” Keyyan kini membentak istrinya untuk yang pertama kali. Seketika badan Shabby meluruh, kemudian ia menutup mukanya dengan kedua tangannya. Tidak lama setelah itu, terdengar suara tangis dari mulut wanita yang tubuhnya masih dililit handuk, membuat Keyyan justru semakin gundah dan yakin akan suatu hal.
“Ap-apakah kalau ak-aku ju-jur, M-mas ak-kan mem-ben-ciku…” Shabby berucap di sela-sela tangisnya masih dengan mukanya yang ia tutup rapat.
“Jujurlah! Kamu … sedang menyembunyikan apa dariku, hah?!” bentak Keyyan dengan dadanya yang naik turun karena amarah, namun sebelanrnya pria itu lebih takut akan fakta yang harus ia dengar dari mulut istrinya.
“Berjanjilah dulu, jika Mas tidak akan membenciku. Aku cukup malu akan hal itu….” Tangis Shabby sudah mulai mereda, namun perasaan takut Keyyan malah semakin besar.
“Tergantung ….” Keyyan menjawab dengan tak yakin.