Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Ivana berlari ke dalam rumah, di tanganya ada surat kelulusanya. Dia lulus predikat bagus. Walau tidak rangking satu Tapi rangking tiga dari seluruh siswa. Ivana merasa bersyukur juga bahagia. Setidaknya bisa mengurangi beban orang tuanya. Ivana menemui ayah dan Ibunya dengan wajah ceria.
"Assalamulaikum ...." sapa Ivana ceria.
"Walaikum salam ...." balas orang tua Ivana kompak. Ivana langsung memeluk Ibunya.
"Ibu ... aku lulus," Ivana menyerahkan surat tanda kelulusan kepada Ibunya.
"Alhamdulilah." ucap Ibu bersyukur. Mata Ibu berbinar- binar karena bahagia. Tapi bayangan masa depan melintas di pikiran Ivana. Impian menjadi pramugari sudah lama dalam benaknya.
"Ayah, Ibu ... Ivana ingin kuliah pramugari, apa boleh?" Tanya Ivana menatap orang tuanya bergantian. sendu wajah mereka mendengar permintaan putri sulungnya.
Ivana ingin menjadi Pramugari di Maskapai luar negeri. Cita- citanya menjadi Pramugari di Maskapai Dubay.
Mereka menghembuskan nafas pelan, ternyata anaknya sudah dewasa. memikirkan masa depanya sendiri dan keluarganya.
"Baiklah kejarlah cita - citamu Anaku, Ayah akan berusaha mencari uang untuk biaya Diklat kamu,"
"Kapan pendaftaranya Nak?"
"Bulan depan Ayah," ucap Ivana tak percaya Ayahmya menyetujui impianya.
"Belajar yang rajin, siapkan segalanya untuk ujian nanti,"
" Baik Ayah," Ivana melangkah ke dalam kamar. Brosur Diklat Pramugari di tanganya ia Ciumi.
"Makasih Ya Allah,"
Merasa Ini adalah jalan menuju impianya.
Ia masuk kamar Melepas jilbab dan baju seragamnya. Ia gantungkan di capstok. Segera mengambil air wudhu. Masuk ke kamar mandi di kamar pribadinya. Walau orang tua Ivana dari kalangan rakyat biasa saja, tapi Ayah Ivana membuatkan kamar mandi di kamar masing- masing putrinya. Tujuanya agar mereka tak berebut untuk sekedar mandi.
Ivana Menghamparkan sajadah menghadap kiblat. Saat bahagia terucap bibir Alhamdulilah, dan hati harus menghadap Sang Pemilik Kehidupan. Rokaat demi rokaat di jalani khusyuk. Terimakasih atas Anugerah hari ini. Lulus ujian dengan predikat baik juga orang tuanya tak keberatan meraih impian menjadi pramugri.
Selesai sholat ia gantungan baju. Membuka buku pelajaran kembali. Ia Harus mempersiapkan ujian masuk Diklat walaupun masih satu bulan lagi, Ivana ingin mempersiapkan dengan matang.
Sebulan Kemudian..
Tok ... tok...
"Van, ini Ayah,"