Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Gairah Liar Pembantu Lugu
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
"MAMA... AKU PINTAR MENGGAMBAR BEBEK HIJAU RAMBUT KUNING , MAA...!"
Teriak seorang gadis kecil kegirangan dengan tangannya yang melambai-lambaikan buku gambarnya seraya berlari hendak masuk ke dalam sebuah toko syal rajutan milik orang tuanya .
"Aneh mama .!. Kenapa tidak keluar toko.?"
Guman gadis kecil yang masih berusia enam tahun, berwajah cantik imut menggemaskan dengan rambutnya keriting ala mie . Dalam hati ia berkata...
{"Lebih baik aku kagetkan mama saja !. Pasti mama suka dengan gambar bebekku .!"}
Dengan mengendap-endap, sepasang kaki kecil yang masih mengenakan kaos kaki dan sepatu sekolah pun masuk ke dalam toko tanpa bersuara, bibirnya merah mungil tersenyum manis dan bola matanya yang coklat tua berbinar-binar. Sudah terpikirkan di otaknya , pasti mamanya terkejut jika ia mengejutkan mamanya dari belakang.
"Hi..hi...hi.. hi.."
Gadis kecil itu tertawa lirih sembari bersembunyi di balik tumpukan kardus yang berisi syal .
*CLEK*
Gadis kecil itu memiringkan kepalanya dan mengerutkan keningnya melihat sepasang laki perempuan masuk ke dalam toko dan mengunci pintu dari dalam.
"Kok orang beli syal , mengunci pintu toko .?"
Desisnya dengan suara amat sangat lirih nyaris tak terdengar.
*KLING.. KLING...*
Tangan wanita itu menekan bel di atas meja kasir , guna memanggil penjual untuk menghampirinya.
"Selamat pagi. Anda ingin membeli syal .?"
Merdu suara nyonya Amedea Cardozo sembari menghampiri kedua orang pembeli.
"Kamu nyonya Amedea .?"
Suara bariton seorang pria dewasa itu membuat gadis kecil melongok dari balik tumpukan kardus.
" Ya, saya nyonya Amedea . Ada perlu apa ya .?"
Tanya nyonya Amedea Cardozo dengan ramah seramah wajahnya yang cantik. Sepasang laki perempuan yang berdiri di hadapan nyonya Amedea Cardozo itu saling beradu pandang. Tangan laki itu masuk ke dalam saku mantelnya saat perempuan yang berdiri di sampingnya mengangguk .
"Ini yang kami perlu , nyonya .!"
*KRAS....KRAS......*
Laki itu dengan gemetaran menghujamkan pisau ke kedua bahu nyonya Amedea Cardozo .
"TO..LONG...TO..LONG..TO..LONG..!"
Perempuan itu langsung menyambar rajutan syal merah di atas meja dan membekap mulut nyonya Amedea Pienza dengan syal tersebut dan mengambil pisau dari tangan pria di samping dihujamkan pisau ke perut dan dada nyonya Amedea
*KRASS....KRAS....
"Mama.."
Desis gadis kecil itu melihat kedua mata nyonya Amedea Cardozo terbelalak menahan sakit.
*BRUAK*
Tubuh nyonya Amedea Cardozo ambruk jatuh ke lantai. Darah segar membasahi gaun dan lantai membuat kedua orang itu panik.
"Apa dia sudah mati, Amaranta.?"
Tanya laki itu dengan suara ketakutan dan tubuh gemetaran.
"Ya , Achilleo. Kita harus pergi sebelum suaminya datang.!"
Jawab perempuan itu dengan suara dingin. Gadis kecil cantik menahan nafasnya sembari melihat jelas wajah laki pembunuh itu yang ketakutan dan wajah perempuan yang sangat sadis mengerikan. Sejenak, tubuh gadis kecil itu membeku dengan tatapan mata nanar dari balik tumpukan kardus, ia melihat sepasang orang jahat itu bergegas keluar dari toko, meninggalkan Nyonya Amedea Cardozo yang tergeletak di lantai bersimbah darah.
"Tolong...tolong... Tuhan tolong aku..!."