Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
“Hallo, Sil, elo di mana? Tadi gue ke rumah elo, tapi elo nggak ada di rumah,” ucap Malika di seberang ponselnya.
“Hallo, Ka. Oh, iya, gue lagi di rumahnya Vera. Ada apa ya?” jawab Silva penasaran.
“Nggak apa-apa kok, gue cuma mau ke rumah elo aja. Habis bete di rumah terus. Tapi kalau elo ada di rumah Vera, ya udah di lanjut aja. Bye ....”
“Ya udah, Ka. Nanti sore gue pulang, kita ketemu di rumah Shereen aja, ya, jam 4 sore! Oke, bye ...."
Setelah mengakhiri pembicaraannya di ponsel, Malika memutuskan siang itu ke kediamannya Shereen. Terlihat dari raut wajahnya kalau ia sedang bete dan bad mood.
Sesampainya di rumah Shereen, ia langsung masuk begitu saja sebab pintu rumah sahabatnya itu tidak di kunci. Ya, Malika sudah biasa seperti itu di rumah Shereen. Inget di rumah sahabat kecilnya saja tidak di semua rumah orang ya.
Malika memasuki kamar Shereen dan terlihat Shereen sedang asyik menonton televisi di dalam kamarnya. Selanjutnya ia dan Shereen malah asyik bercengkrama dan berghibah ria. Tidak terasa hari menjelang sore, tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu rumah Shereen dan mengucapkan salam. Ternyata itu Silva.
“Hi Guys! Kalian pada tahu nggak sih, gue tuh lagi senang banget,” ucap Silva dengan muka berseri-seri dan mata berbinar-binar.
“Elo kenapa? Kok tumben kelihatannya happy banget. Habis menang lotre, ya? Emang senang kenapa sih, Sil?” sahut Shereen penasaran.
“Ya, apa sih? Nggak biasanya lho, elo happy gini dan sambil senyum-senyum segala lagi,” sambung Malika juga ikut penasaran.
Akhirnya Silva menjelaskan bahwa ia tadi dari rumahnya Vera, lalu ia sempat dikenalkan ke saudaranya Vera yang bernama Erga. Yang membuat Silva terlihat happy banget karena mereka baru kenalan dan Erga sudah mengutarakan isi hatinya. Silva bahagia banget sebab sudah cukup lama ia menjomblo.
Lagipula Silva itu mudah jatuh cinta. Asal ada laki-laki yang mau dengannya dan ia merespon, langsung ia terima. Seperti Erga ini, baru kenal sesaat sudah resmi berpacaran.
“My God! Elo nggak salah Silva, baru kenal udah langsung jadian aja,” tutur Malika terkejut.
“Habis gimana ya, daripada elo ngejomblo terus. Ya udah ada yang mau sama gue, kenapa nggak?” balas Silva santai.
“Up to you,” teriak Malika dan Shereen berbarengan sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka masing-masing.
Karena hari hampir gelap, Silva dan Malika akhirnya pulang ke rumah masing-masing, sepanjang jalan Silva senyum-senyum tidak jelas. Malika merasa risih melihat kelakuan aneh sahabatnya.
***
Di kamarnya Malika masih tidak habis pikir, mengapa Silva bisa-bisanya menerima seorang laki-laki yang baru ia kenal bahkan baru ia temui hari ini? Silva bisa mengenal Vera memang melalui Shereen. Seperti Silva mengenal Shereen, ya karena Malika yang mengenalkan. Vera itu teman kampusnya Shereen. Jadi Shereen kuliah di kampus yang berbeda dengan Malika dan Silva. Tapi mereka bertiga memang sangat akrab dan dekat dikarenakan rumah mereka saling berdekatan.
Terutama Malika dan Silva, sebenarnya mereka bertetangga namun, awalnya tak saling mengenal. Sejak masuk Universitas yang sama mereka berdua mulai akrab. Hidup di kota besar seperti Jakarta, nama tetangga sendiri saja tidak kenal.
***
Sejak resmi berpacaran dengan Erga, Silva berkelakuan sangat aneh. Ia tidak hentinya selalu membicarakan kekasih barunya. Hingga membuat kedua sahabatnya yang bernama Malika maupun Shereen sangat bosan mendengarkan curhatannya. Mereka kemungkinan menjadi iri, karena status jomblo yang selalu melekat pada diri mereka berdua.
“Si Silva benar-benar dah itu anak, nggak ada bosan-bosannya curhat tentang cowoknya,” ucap Malika frustrasi.
“Ya Ka, benar banget. Gue aja malas kalau ada dia pasti curhat tentang pacar barunya itu. Perasaan yang lain punya pasangan nggak gini-gini amat dah,” tukas Shereen mengiyakan perkataan Malika.
Tidak lama kemudian, datanglah Silva ke rumah Malika. Apalagi secara kebetulan memang di rumah Malika ada Shereen di sana. “Habis dibicarakan muncul orangnya. Panjang umur banget itu, Anak," celetuk Malika.
“Hi Guys, besok gue mau diajak jalan sama Erga dong,” tutur Silva bersemangat.
“Bodoh amat," protes Malika dan Shereen berbarengan.
“Bosan gue dengarnya Sil, Erga terus yang elo omongin. Nggak di rumah, nggak di kampus omongan elo sama terus,” tukas Malika.