Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Wonders of the World

Wonders of the World

Alsyafa Cassiopeia

5.0
Komentar
8
Penayangan
1
Bab

(SUDAH DI REVISI) ✅ BIJAKLAH MEMILIH BACAAN, HATI-HATI JIKA CERITA INI MEMBUAT ANDA BAPER ⚠️ Seorang pria bernama Fernan yang lahir pada era modern namun ditakdirkan untuk hidup di zaman kuno dan menemukan cinta pertamanya. Menikah dengan gadis cantik dan membawanya ke dunia modern. Dari pernikahannya itu menghasilkan seorang anak wanita dan ia memilih untuk tinggal di kehidupan modern yang jauh dari kata keajaiban. Disinilah dunia modern dimulai, penuh teka-teki dan ilmu ajaib yang nyata, bukan dalam bentuk sihir seperti dikehidupan kuno. Dua orang kekasih yang bertemu di dua dunia yang sangat berbeda, yang tak sama dengan kehidupan asli mereka. Dan anak mereka hidup di dunia nyata tanpa tahu asal usul orang tuanya. Penasaran? Ayo membaca! Follow dulu sebelum membaca biar dapat pahala.

Bab 1 Part 1 : Siluman Pertama

Seorang lelaki pada era modern yang mempunyai pekerjaan sebagai penulis, dia mempunyai hobi menonton dan membaca buku cerita bertema fantasi. Seseorang itu bernama Fernan Adijaya. Fernan setiap harinya sangat produktif. Fernan masih single, walaupun Fernan single tapi banyak para kaum wanita yang mengejar untuk mendapatkan cintanya. Tidak mustahil Fernan dikejar para wanita, karena dia berwajah tampan blasteran Jepang dan Inggris.

Fernan sekarang tinggal di Inggris, ia mempunyai rambut tebal berwarna hitam, berkulit putih susu, mata coklat kekuningan. Bagaimana kaum wanita tidak tergoda dengan ketampanan Fernan yang mendekati kata sempurna? Sungguh indah Tuhan dalam hal mencipta.

Fernan Adijaya berusia 22 tahun dan tinggal di perkotaan yang sangat padat. Selagi Fernan membersihkan rumah, Fernan merasa ada sesuatu benda yang membuatnya penasaran dan terus kepikiran. Alhasil, Fernan menuju ke gudang di bawah rumah, Fernan mencari-cari benda yang ada di gudang namun tak kunjung jumpa. Dia hanya menemui sebuah buku kosong, ia berpikir begitu mubazirnya buku jika tidak dibaca dan hanya digeletakan begitu saja, akhirnya Fernan membawa buku itu keluar dan menaruhnya di meja singgasananya apabila ia ingin berimajinasi mungkin ia bisa mencari inspirasi dari buku tersebut.

Waktu imajinasi Fernan sudah dimulai, Fernan meraih sebuah pena dan memainkannya di atas buku yang ditemukan di gudang tadi. Dia mulai menulis, bekerja sama dengan otaknya merangkai sebuah cerita.

Alsandi Dwiraksa, dia pria yang mandiri, dia suka mencari siluman akan tetapi ia sedikit penakut ketika sudah bertemu siluman. Setiap hari, Alsandi mengembara di hutan untuk mencari siluman dan menyadarkan untuk kembali ke jalan yang benar. Memang banyak orang berpikiran bahwa 'mana mungkin siluman yang banyak tipu muslihatnya bisa di sadarkan?', Alsandi tidak menghiraukan perkataan orang-orang tentang kebenaran itu, ia sebisa mungkin untuk mengingatkan jika orang yang jahat bisa kembali ke jalan yang benar, mengapa siluman tidak?

Alsandi yang berparas tampan rupawan dan bermata bule berwarna coklat memulai pagi harinya mencari tahu tempat mana yang selalu disinggahi oleh para siluman.

"Tempat mana yang paling siluman sukai?" tanya Alsandi bertanya pada dirinya sendiri.

Tanpa mengurangi semangat, Alsandi tidak akan pernah pulang ke rumah sebelum bertemu siluman. Alsandi merasa perutnya sedang ada pertempuran, tanpa ada angin dan hujan tiba-tiba ada perkampungan kecil. Alsandi tanpa berpikir panjang bergegas mencari makanan di dalam perkampungan itu, sekadar untuk mengganjal perutnya yang mulai kelaparan.

"Permisi Paman, saya ingin memesan makanan yang enak disini," ujar Alsandi kepada pedagang di desa tersebut.

"Baik, akan saya buatkan yang spesial untukmu," jawab paman dengan nada halus.

Setelah makan yang cukup menguras waktu berlalu, ia kembali mencari siluman, akan tetapi, Alsandi merasa ada yang aneh di perkampungan tersebut.

"Terima kasih Paman, ini uang untuk bayar makanan yang saya makan tadi," ucap Alsandi kepada paman tersebut, bibir cowok itu tertarik, tersenyum lebar.

"Terima kasih, Nak, sudah makan di sini," balas paman berterima kasih.

"Mengapa orang-orang melihatku dengan wajah seolah-olah aku mempunyai salah?" heran Alsandi dalam hati.

Alsandi langsung berniat pergi dari perkampungan, namun ia dikepung para warga di kampung tersebut.

"Berhenti, kau tidak akan bisa pergi dari sini!" geram warga. "Kau bisa pergi dari sini jika kau berhasil melewati mayat kami."

"Siapa sebenarnya kalian? Ada masalah apa denganku?" tanya Alsandi.

"Kau tidak perlu tahu siapa kami, yang jelas kau akan menghambat mimpi kami," cetus salah satu warga.

"Siapa kalian?" tanya Alsandi, "apa mau kalian?"

"Baiklah jika kau memaksa, agar kau tidak mati dengan penasaran," balas mereka dengan smirk menakutkan.

"Kami adalah para siluman yang singgah di hutan ini, tujuan kami ingin membunuh manusia yang melawan dan melarang kami menghasut para manusia di bumi ini, hahaha," ujar ketua siluman dengan nada murka dan siap membinasakan para manusia.

"Apa? Jadi kalian ini adalah siluman?" tutur Alsandi, "lalu, perkampungan ini?"

"Tak ada perkampungan di hutan ini, perkampungan ini hanyalah semata-mata untuk menjerumuskanmu ke dalam perangkap kami," ungkap ketua siluman menjelaskan yang sebenarnya.

"Mari kita habisi dia!" teriak ketua siluman memerintahkan pasukannya."

Alsandi takut karena lama kelamaan dia kalah terus-menerus, karena rasa takut Alsandi terus menggenjot gebur, tapi Alsandi dulu pernah diberi kakek secara turun temurun jimat yang sangat ditakuti oleh semua siluman dan Alsandi juga di beri kantong untuk memenjarakan para siluman dan kantong itu lama kelamaan akan menghabisi sendiri siluman yang masuk ke dalam kantong.

Alsandi mengeluarkan tongkat dari dalam tubuhnya, ia membaca mantra untuk menggunakan tongkat tersebut. Alsandi pun menyerang ke arah para siluman.

"Bertaubatlah kalian semua siluman!" seru Alsandi.

"Tidak, tidak akan kami bertaubat hanya karena kamu menang," tegas ketua siluman.

"Baiklah, jika kau mau seperti itu," kata Alsandi, "jangan salahkan aku jika aku menghabisi kalian!"

Waktu sedikit demi sedikit berkurang, pertarungan para siluman dan Alsandi telah berakhir, Alsandi yang berhasil meraih kemenangan di pertarungan, Alsandi mengurung para siluman ke dalam kantong.

"Sudah kubilang wahai siluman, aku tidak pernah berbohong dengan perkataanku," ucap Alsandi.

Alsandi tidak sadar bahwa selama ia bertarung ada yang mengintip pertarungan yang sudah berakhir itu.

Ratna Galuh adalah wanita yang pintar, hanya satu yang tidak Ratna Galuh tahu yaitu percintaan dan Ratna Galuh mempunyai kakak. Kehidupan Ratna Galuh hanya diatur orang tuanya, jika tidak ia akan diusir. Ratna Galuh wanita pemberani dia bisa mengalahkan semua musuhnya dengan jurus-jurus yang diberikan ibunda dan ayahnya. Wajah Ratna Galuh cantik, mempunyai bibir yang mungil, pipi yang tembam dan merah merona, kulit putih, dia anggun bak putri seorang raja.

"Siapa pria itu, mengapa ia bertarung dengan siluman di hutan ini?" tanya Ratna Galuh, "berani sekali ia melawan siluman bukan hanya satu tapi beberapa siluman."

Ratna Galuh sangat mengagumi pria yang melawan siluman yaitu Alsandi.

"Huft, aku harus mencari siluman lagi," lirih Alsandi sambil menghembuskan nafas, "tapi aku harus menemui guru di Padepokan untuk mencari pertunjuk siluman apakah yang akan datang menghampiri diriku."

Alsandi pergi untuk menemui guru di Padepokan. Alsandi tidak pergi sendirian, ia pergi dengan Ratna Galuh walaupun Ratna Galuh mengikutinya sambil mengindik-ngindik seperti penculik yang ingin menculik anak kecil.

"Kemana pria itu ingin pergi?" tanya Ratna Galuh dalam hati.

"Aku harus mengikutinya, aku ingin tahu bagaimana tingkat kemampuan ilmu kanuragan pria itu," gumam Ratna Galuh.

Ratna Galuh tidak tahu bahwa Alsandi mempunyai kemampuan yang bisa menerawang siapa yang ingin berniat mendekati, entah ia jahat ataupun baik.

"Sepertinya ada yang mengikutiku sejak dari tadi," bisik Alsandi, "aku akan menggunakan penerawanganku untuk melihat siapa yang berniat ingin melakukan sesuatu kepadaku."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku