Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Passion of an Actor

The Passion of an Actor

queenmasita

5.0
Komentar
251
Penayangan
17
Bab

Raditya pratama jatuh hati dengan wanita sederhana bernama Dayu. Pria tampan seorang aktor terkenal mencintai seoranga wanita biasa yang tak mengenal dirinya. Mereka menjalani kisah berliku, akankah mereka bersatu? Adakah kisah lain yang membawa cerita mereka bermuara?

Bab 1 1

Hari-hariku kian berwarna

Duniaku terisi kesempurnaan

Kau Dewi hatiku

Jiwaku tunduk dalam cintamu

Selamanya kuharap segala yang terbaik

Bersama selalu ku yakin

°°Radit Aditama

Tata sedang bergerak di atas tubuh prianya yaitu Radit malam itu. Mereka berpeluh menyatu merefleksikan sebuah rasa dimana kenikmatan yang akan mereka raih bersama. Wanita bermata sayu ini membuat sang pria menutup matanya dengan gerakan memanjakan miliknya. Gerakan yang lembut berganti dengan tempo cepat tak beraturan.

"Oh honey faster please." Pinta Radit dengan suara serak. Tata begitu terampil jika urusan membuat sang suami terpuaskan dengan pengalamannya. Bukannya menurut wanita itu justru menurunkan tempo gerakannya. Dia menunduk memberi akses bibir suami untuk meraih bagian dadanya.

"Emmph," suara pria itu terjejal gundukan daging yang tak besar. Justru gundukan itu hanya satu genggaman tangannya. Pria itu frustasi sedang miliknya di bawah sana meronta ingin merasakan gerakan sang istri kembali.

Tata kembali bergerak lebih kasar membuat bibir sang suami terlepas dari pagutan itu. Mata sang pria kini semakin berkilau dengan hasrat menggelora. Rasa itu sungguh melebihi apapun di dunia ini. Mereka saling mengudarakan nama sebagai tanda telah sampai di alam nirwana. Tata menjatuhkan tubuh polosnya di samping sang suami. Nafas mereka masih memburu, terengah-engah.

Kini sang suami beralih membersihkan sisa cinta mereka di inti sang istri menggunakan bibirnya. Sebuah kebiasaan pria itu selepas bercinta. Dia akan menyapu setiap inchi milik sang istri, tak jarang membuat istrinya akan bersemangat kembali meminta layanan dirinya untuk melakukan sesi berikutnya. Bagi Radit itu tak masalah selama istrinya terpuaskan, selama wanita yang dirinya cintai bahagia.

Begitupula dengan Tata, dia selalu menyukai permainan yang berbeda di ranjang bersama sang suami, walau dirinya seorang ibu beranak dua, namun bagian dirinya selalu dirasakan nikmat oleh suaminya. Itu membuat dirinya merasa sempurna sebagai wanita.

°°°

Radit 13.10

"Honey aku jemput yah kita makan siang."

Tata 13.12

" Bentar yank aku masih meeting 20 menit lagi kelar."

Jawab Tata dalam chatt WhatsApp

Mobil putih 'Range rover' terparkir dengan mesin menyala, Radit sedari 15 menit yang lalu menunggu Tata sedang meeting di salah satu restoran ternama si Surabaya. Bersenandung kecil, full music di dalam.

Dengan tergesa Tata berlari kecil Menghampiri Radit yang tiduran bersandar dalam mobil.

Tok tok

Pintu kemudi diketuknya seketika Radit terbangun bergegas turun dan membuka pintu sebelah kemudi untuk Tata.

"Lain kali gak usah turun Mas, aku bisa kok buka pintu sendiri."

Pinta Tata yang kurang enak bila diperlakukan demikian.

"Kenapa sih aku cuman bantu buka aja, kenapa gak boleh sih?" sambil menggenggam tangan kanan Tata.

"Ck. Berasa nyonya besar ih, aku gak nyaman." Dercak Tata yg masih teguh dengan pendapat nya.

"Gak mau ah. Biasain yah karena kamu nanti jadi nyonyaku, nyonya Radit Aditama. So segala kebiasaanku kamu harus ikuti."

Tanpa sadar kata-kata itu membuatnya semakin takut.

Berhasil membuat wajah Tata murung dengan kalimat-kalimat Radit seakan harus ikuti gaya hidupnya, ikuti kebiasaannya.

"Bukankah perbedaan adalah hal yang membuat pasangan bersatu saling melengkapi?" Batin Tata mengeluh pada dirinya sendiri.

Sore itu dua hari sebelum kembalinya Radit ke Jakarta.

Radit seperti biasa berkunjung ke rumah Tata, obrolan bersama bapak pada akhirnya membuat keputusan menikahi Tata saat itu juga diambilnya. Ya Menikah secara agama karena bapak khawatir dengan kedekatan mereka toh bulan depan mereka menikah resmi. Apalagi kejadian malam itu di mana Tata pulang larut dan Bapak menemukan sesuatu tanda merah di leher anak bungsunya itu membuat pria tua itu sangat hawatir. Terlebih Tata juga menceritakan kedekatan mereka bukan sebatas teman. Hal ini telah di diskusikan olehnya juga semua saudara Tata sehingga pernikahan ini tercetus.

Yah menikah siri agar mereka tidak melakukan hal yang di luar batas, dengan senang hati Radit menuruti keinginan bapak mertuanya itu.

Dengan satu tarikan nafas Radit mengucap ijab Kabul dengan lantang tanpa ada kesalahan di sana.

"Saya terima nikah dan kawinnya Tata Dayuning tyas binti Hadianto dengan mas kawin Uang sebesar tiga puluh juta rupiah dibayar tunai."

"Sah?"

Alhamdulillah suara Bapak, ustadz keluarga dekat Tata berkumpul untuk menjadi saksi pernikahan siri mereka yang tidak direncanakan itu serempak menengadah mengamini doa ustadz sebagai penghulu mereka.

"Sayang kenapa murung?" Tanya Radit sambil ada dalam kemudi mobil menuju apartemennya. Tata bersama Radit pergi setelah acara syukuran kecil itu usai.

"Gak apa-apa." Jawab Tata singkat, "tadi pak ustadz bilang kalau kamu itu artis." sambungnya.

"Uhuk uhuk uhuk ."

Radit tersedak salivanya sendiri.

"Kamu gak ada air di mobil?" Sambil mencari di sudut-sudut pintu dan membuka dashboard Tata berusaha mencari air mineral untuk Radit.

"Gak ada sayang."

Jawab Radit, menahan rasa perih di tenggorokannya.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Tata sangat kawatir.

Tak terasa sudah memasuki area parkir dan mobilpun berhenti.

Masih dengan wajah ketakutan bahkan kawatir Radit menoleh kemudian memegang kedua tangan Tata.

"Sayang aku mau apapun yang terjadi kita tetep bareng, sungguh aku tidak pernah mencintai wanita sebelumnya seperti aku mencintaimu.

Bagiku kamu hidupku yang baru, tanpamu aku tidak yakin bisa hidup normal." Ucap pria itu dengan kesungguhan.

Tata semakin bingung dengan suami sirinya ini kata-katanya seakan tersirat membuat kesalahan yang fatal namun apa? Dirinya membeku mencoba memahami kata demi kata yang Radit utarakan.

"Kamu belum respon kata-kataku tadi Mas?"

Ucap Tata namun tak ada jawaban dari Radit.

"Kita masuk yuk," ajak Radit seraya membuka kunci mobil. Mereka sudah berada di basemen gedung mall juga terdapat tempat tinggal yang tersambung serta hotel yang ada di sebelahnya, semua bangunan itu menjadi satu kesatuan.

Tanpa kata Tata turun kemudian berjalan menuju unit apartemen Radit.

"Nah ini apartemen kita, nanti kamu bawa akses cadangan". Terang Radit sambil memasukkan password kunci pintu.

Apartemen disini dengan luas dua ratus meter persegi.

Unit lawas di Surabaya seperti rumah, bersebelahan dengan hotel bintang lima dan akses tersambung dengan lorong mall T*nj*ng*n Pl*z*, ketika masuk aroma jasmin menenangkan, nuansa cat silver dengan tiga kamar tidur dua kamar mandi, dapur dan ruang tamu, sangat luas.

"Bersih, rapi," gumam Tata seraya mengedarkan matanya ke seluruh sudut ruangan.

Radit memeluk Tata dengan kecupan, yang sukses membuat Tata membeku.

Tak lama Radit mengecup bibir ranum Tata dengan perlahan kemudian semakin cepat disambut Tata dengan membalas kecupan yang menghasilkan respon sedikit lebih berani.

Raditpun melepas baju dan celana menyisakan boxer polosnya.

Bibir Radit menyapu setiap jengkal tubuh Tata ketika sampai di sela dada wanita itu tak disangka suara Bagas menggagalkan cumbuan bercinta mereka.

"Lain kali kalo lo pulang Ka ba-r," berhenti melihat pemandangan tak biasa Radit dan Tata yang setengah telanjang.

Bagas kaget. Matanya membulat juga meneguk saliva kasar. Bagaimana tidak dirinya sedang menonton adegan film secara live, bukan ini semacam pertunjukan yang tak pernah di bayangkan sebelumnya.

"Bangsat!" Pekik Radit dengan melempar sepatu ke arah Bagas.

Sontak membuat Tata bersembunyi di belakang Radit.

Bagas pun segera keluar sambil cengengesan karena ulahnya sahabatnya menghentikan kegiatan bercintanya.

"Maaf Dit gua ganggu kegi-atann lo waaaa...."

Teriak Bagas sambil berhambur keluar.

Dengan nafas yang tak beraturan Radit juga Tata seakan terkena serangan rasa malu luar biasa. Bagaimana hubungan pribadi sampai bisa ada orang ketiga, bukan makhluk yang selama ini orang katakan namun benar-benar entitas sesamanya. Sialnya mereka bersahabat saling mengenal.

Tak mau merusak suasana Radit dengan cepat menggendong Tata ala bridal style sambil mendaratkan ciuman lembut pada bibir wanitanya, dibawanya masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.

Malam pertama mereka dihabiskan di apartemen Radit.

Sesaat Fajar datang Tata bergegas membersihkan diri dan menunggu Radit mengimami shalat subuhnya untuk pertama kali.

Setelahnya Tata berangkat ke kantor.

Yang sebelumnya ia mampir rumahnya guna mengambil beberapa berkas. Tak lupa membuat sarapan alakadarnya sesuai bahan yang berada dalam kulkas.

Radit duduk menikmati sarapan paginya yang dibuatkan Tata sebelum berangkat.

Bagas masuk dengan menyapukan matanya ke setiap sudut ruangan.

"Basah kuyup nih? Berapa ronde semalem," sambil meraih sandwich di depan radit namun radit sigap mengambil kembali sebelum makanan mendarat di mulut Bagas.

"Bikin sendiri sana ini khusus buat gue."

Sikap Radit tak mau berbagi sarapan membuat Bagas kesal.

"Pelit banget lo, ngomong-ngomong gua gak nyangka lo bisa buat Tata mau bercinta sama lo, setau gua dia cewek baik-baik anjir."

Tanya Bagas penuh heran jangan lupakan wajah mengejeknya sukses membuat siapapun di depannya merasa kesal.

"Ya maulah, dia mau dosa nolak suami."

Jawab Radit enteng

Uhukk .

Bagas tersedak ketika minum teh hangatnya.

"Suami pala lo, bukannya rencana bulan depan loe nikahin Tata?" Sambil Susah payah meminum air putih meredakan perih di tenggorokannya akibat tersedak Bagas bingung dengan ucapan Radit enteng.

"Wait! Ada yang aku lewatkan paduka Radit? Ada apa sebenarnya?" Tanya Bagas memberondong.

Hanya dibalas senyuman oleh Radit

"Anjir lo ditanya cengengesan lagi."

Umpat Bagas kesal.

"Kemarin gua nikahin Tata."

Sekali lagi Bagas tersentak kali ini tehnya tumpah. Tak ayal celananya sedikit basah.

"Lo yg bener napa Dit, jangan mentang-mentang gua gagalin kegiatan lo semalem, lo kerjain gua kayak gini." Keluh Bagas dengan penjelasan Radit yang seakan menggantungg terkesan bercanda.

"Gua beneran Gas, sapa yg kerjain lo."

Jelas Radit.

"Jadi gue kemarin diminta Bapak mertua gua nikah siri dulu karena beliau takut kita berdua yah lo pahamlah maksudnya." Akhirnya Radit menjelaskan secara menyeluruh.

"Dan berita besar kek gini lo gak ngabarin gua? Tega lo Dit!" Bagas dengan nada kecewa.

"Salah siapa handphone dari sore sampek malem gak aktif? Gua telpon loe berkali-kali Bangst!"

Dan Bagas baru ingat baterai ponselnya habis ketika dia di luar kemarin.

"Gua terusin malem pertama yg sempet lo rusak anjir." Dengan nada tinggi Radit memicingkan matanya.

"Maaf deh, Ck"

decak Bagas."Trus mamah lo uda tau?" Lanjut Bagas bertanya.

"Ya udahlah gas tanpa persetujuannya gua gak mungkin jalan, lo tau gua kalik."

Lanjut Radit.

"Oh jadi ini sandwich bikinan Tata?

Bagi dikit kalik dit pelit banget lo."

Segera dimasukkan ke mulutnya tanda Radit tak mau berbagi.

"Ambil roti sendiri sono! Masih ada kok di kulkas," titah Radit.

Setelah mengambil roti Bagas mengoleskan selai kacang di rotinya.

"Terus gua gak bisa tinggal disini lagi ya Dit?"

Tanya Bagas.

"Lo boleh tinggal sini tapi gua ada bini yang ada kek semalem lo gangguin gua lagi asyik-asyiknya."

Sambil mengangkat kedua alisnya.

"Kemarin gua udah beli apartemen di situ loh deket dari sini, yah emang gak segede gini tapi cukuplah buat lo sendiri."

"Gua juga ogah tinggal bareng lo. Yang ada tiap malem gua ngiler ada adegan porno live ." Bagas terkekeh.

"Besok penerbangan siang loh jangan lupa."

Kata Bagas mengingatkan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh queenmasita

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku