The Passion of an Actor
adari se
kenapa se
aku
aku t
u mencari berita di gaweku dan benar semua informasi tent
san WhatsApp
aku kepayahan hanya untuk mengambil nafas panja
ran bening mem
ku katakan ba
ku tak ingin membuat orang tuaku bertanya, ma
engenal satu bulan menjadi istrinya sedikitpun aku tak tahu tentangnya. Kenapa kebahagiaanku
ta, setelah kepergian suamiku di keabadian? Apa aku sala
do
u tenggelam dalam rasa acuh lagi cuek yan
ur kemudian bangun normal kembali. Aku tetap terjaga
sholat malam. Di sujud ku rasa nyeri itu datang lagi cairan
di dada bersamaan memaksa meruntuhkan kesedihan ini. Air mataku seakan s
ngadu segala sesak yang menghimpi
embenamkan wajahku di sajadah disana tak teras
°
drt
ik benda pipih yang ku geleletakkan b
erpisah jarak dan tempat kerja. Vina bertugas di kantor pusat T
salamuala
alam calon
nuh semanga
a
mben nih telfon biasanya c
sahabat sendiri, mentang-men
ulu, gimana di Jepang
rtemen di Surabaya, makanya gue telpon elo, kata orang kantor lo ambi
ke tempat lo aja. Bang A
yusul besok karena masih ada kerjaan di
ke apartemen lo." Vina selalu tahu bahwa aku tak
i-hati ya,
tut
elepon
lam dulu kek kebi
*
taknya cukup dekat dengan rumahku. Akupun bercerita segala gundah gelisah ku. Tak ku sadari lebih terdengar semua ini cara m
aan lo, sudah ya b
mataku yang terus
seminggu yang lalu lo kir
wok aneh-aneh. Karena biasanya circle artis kan dunia he
' (denga
inya Ta' walaupun h
ejap dan bangun
u harus g
iku sakit, tapi acara pe
u haru
ku dipotong Vina denga
ik. Lo gak kasihan ortu lo, anak-anak lo, lebih-lebih
kini menerobos kembali di pipiku
Ucapku seraya mengai
mu disini
a, tenangin diri lo. Gue kawatir kalau
ku untuk pergi, nam
ndiri dulu ja
telingaku, sesampai di kamar hotel aku masih memikirkan
k bole
Mas Radit mas
tok
pintu membuyar
ar, sediki
Berdiri pria yang aku hindar
bali pintu tapi berhasi
ngan tenaganya akhirnya ku hentakan kakiku
sofa diikut
hatt aku semua gak kamu re
lingkan wajahku ke sembarang a
t aku, padahal kita kan mau ke spa k
n emosi yang mengumpul di kepala
mas sekar
kemarahan ya
uanya!" lanjut ku
yang seketika tersentak sedih kaget bercam
ini, aku gak akan dan gak akan pernah lakukan itu ngerti!
lagi." Titahku sambil berdiri dan mengangk
egang tanganku namun ku tepis
matanya memerah, ada tetesan ca
tingnya mengingat dia aktor lihay dalam bers
etika diambang pintu, sambil be
kahan ini didasari
anku pada pintu, terasa lunglai tak bertenaga akupun merosot t
, terasa perihnya hati ini. Biarkanlah aku
*
lama aku tertidur, kemudian keluar untuk membeli makan
ngganan ku berjarak 200 meter dari hotel, ku alihkan kakik
rena hatiku tak enak, ternyata di ujung sana ada segerombol pemuda yang serempak melihatku
temenin, diem aja, cantik halo." D
ngannya tubuhku bersender di tembok, aku menjerit sekuat tenaga, dan mereka tiba-tiba lari, entah ken
pertama yang tertangkap oleh mataku adalah Mas Radit
ata tertancap jarum infus yang su
tersadar. Saat ini aku sedang
dengan pergerakan
ah kamu udah
sama temen-temennya yang nolongin kamu da
kenapa aku
ara serak khas or
aja, jangan kawatir infusnya habis nanti bisa di
. Akhirnya aku tidur beberapa saat kemudian bangun, i
ukankah aku lagi marah sama dia bu
ur ternyata mas Radit sedan
ah kawatir, T
ak bisa jagain man
ajah bersalah sepertinya Mamah sedang me