Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
After Of You
5.0
Komentar
6.4K
Penayangan
29
Bab

Menjalin hubungan hingga tiga tahun lamanya, nyatanya tidak menjamin keseriusan seseorang untuk bertahan hingga hubungan yang lebih serius. Laura gadis cantik yang dulunya setia menemani Alvin, laki-laki tampan yang sedang merintis karirnya hingga ia naik jabatan tinggi di perusahaan besar yang sedang naik daun,di tengah puncak karir suksesnya ia diam-diam menjalin hubungan dengan sekretarisnya sendiri. Laura yang mengetahui perselingkuhan kekasihnya itupun memilih untuk pergi. Hampir mengalami depresi setelah hubungannya kandas dengan Alvin, Laura nyaris mati bunuh diri jika bukan karena seseorang baik hati menyelamatkan nyawanya. Samar-samar ia melihat sosok laki-laki misterius yang masih menahan tubuhnya, sebelum ia memejamkan mata karena tak sadarkan diri. "Wanita bodoh."

Bab 1 Will You Merry Me

Kriiing…!!

Suara nyaring dari bunyi alarm, membangunkan tidur nyenyak nya. Laura terbangun dari dunia mimpinya. Ia duduk sejenak, merenggangkan ototnya kemudian berlalu ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke kantor.

Seperti biasa Laura menyempatkan waktu hanya untuk sekedar berpamitan kepada kekasihnya Alvin jika berangkat kerja. Alvin pun langsung membalas pesan singkat kekasihnya dan memberi semangat untuk Laura. Laura sendiri adalah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang media cetak. Hari-hari Laura selalu cerah dan penuh semangat saat dia bisa bertukar pesan dengan sang kekasih terlebih lagi kekasihnya selalu mensuport pekerjaannya, sesibuk apapun pekerjaanya, Laura selalu menyempatkan waktunya untuk menghubungi sang kekasih.

Alvin sendiri adalah sorang karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang furniture besar di ibu kota. alvin sekarang menjabat sebagai supervisor di bagian marketing, atasan Alvin sangat puas dengan kinerjanya, karena dengan kepemimpinannya produk yang di pasarkan banyak terjual bahkan banyak orderan masuk hingga bagian produksi kuwalahan. Alvin adalah sosok laki-laki yang penyabar, tidak pernah sekalipun ia membentak Laura kekasihnya meskipun sedang bertengkar hebat sekalipun, itulah yang membuat Laura begitu menyayangi sosok seperti Alvin. Mereka menjalin hubungan sudah hampir tiga tahun lamanya, sejak mereka duduk di bangku kuliah sampai saat ini mereka di sibukkan dengan aktivitas pekerjaan masing-masing.

Alvin❤ :

Sayang nanti pulang aku jemput kamu di kantor ya, semangat kerjanya, i love u…

Laura❤ :

Ok, Love u too…

Begitulah percakapan singkat kedua sejoli ini, yang selalu memberikan kabar di tengah kesibukan masing-masing.

***

Setelah jam pulang kerja, Alvin sudah menunggu Laura di depan kantornya. Laura tersenyum saat melihat kekasihnya sudah menunggu di depan kantor kerjanya. Dengan langkah ceria ia berjalan menuju mobil Alvin.

"Sudah lama menunggu?" tanya Laura saat sudah masuk ke mobil.

"Belum lama, kita makan dulu!?" Tawar Alvin yang di angguki Laura dengan menampilkan senyum manisnya. Lalu menjalankan mobilnya.

"Gimana kerjanya, Sayang?" Alvin membuka percakapan.

"Capek banget," Keluh Laura dengan nada merengek.

Alvin terkekeh mendengar nada Laura saat merengek seperti bayi, membuatnya gemas. "Sabar ya, Sayang! tidak ada pekerjaan yang tidak capek, jadi kamu harus tetap semangat di tengah gempuran berkas yang menumpuk!" ujar Alvin sembari mengusap kepala Laura lembut.

"Ya, ya, ya, oleh sebab itu aku ingin menjadi nyonya Alvin secepatnya," protes Laura.

"Doakan saja semoga karirku selalu baik ya, Sayang, karena tidak lama lagi aku akan naik jabatan," ucap Alvin dengan senyum bahagianya.

"Serius," ucap Laura tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya mendengar kabar baik dari sang kekasih, yang di balas Alvin dengan anggukan sambil terkekeh geli melihat ekspresi kekasihnya tersebut.

Laura pun memeluk lengan Alvin sambil mengucapkan selamat kepada kekasihnya. Tidak di pungkiri Alvin memang sosok pekerja keras, tidak jarang ia menghabiskan waktunya untuk lembur hanya ingin menyelesaikan pekerjaannya. Hal-hal seperti itulah terkadang yang membuat Laura merajuk dan menyebabkan pertengkaran dalam hubungan mereka. Namun dengan kesabaran Alvin yang selalu bisa membujuk dan memberi pengertian sang kekasih, sehingga hati Laura pun melunak.

***

Alvin dan Laura kini sudah berada di sebuah restauran, restauran yang menjadi langganan mereka karena rasanya sangat cocok di lidah mereka. Letaknya tidak begitu jauh dari kantor Laura, karena Alvin sering antar jemput kekasihnya, jadi tidak jarang mereka mampir di restauan tersebut. Bahkan pelayan restauran sampai hafal dengan pasangan yang selalu terlihat romantis tersebut.

Setelah selesai makan Alvin mengantarkan pulang Laura. Sama-sama menjadi perantau di ibu kota, Laura memutuskan tinggal dan membeli sebuah Apartemen yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Begitupun Alvin yang juga membeli Apartemen yang jaraknya tidak jauh dari tempat kerjanya. Hubungan mereka yang sudah terjalin cukup lama membuat mereka mengenal satu sama lain begitupun keluarga masing-masing. Namun begitu hanya beberapa kali saja keduanya saling berkunjung ke rumah orang tua masing-masing.

Setelah sampai di depan Apartemen Laura, Alvin pun berpamitan pulang. Sebelum pulang Alvin selalu mencium kening Laura dengan penuh kasih sayang, tidak jarang ia mencuri ciuman bibir mungil Laura singkat.

***

Keesokan harinya, seperti biasa waktu pagi merupakan waktu yang menunjukkan kepadatan lalu lintas dengan berbagai aktivitas manusia. Begitupun Laura yang sudah sangat terbiasa menghadapi kemacetan jalan saat berangkat bekerja. Ia yang memilih mengendarai mobilnya sendiri memilih berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan. Ia tidak mengijinkan Alvin menjemputnya karena ia sendiri merasa kasihan jika Alvin harus mondar-mandir mengantarkan dirinya di tengah kemacetan jalan yang tidak pernah ada habisnya.

Di tempat lain Alvin yang tengah merasakan kebahagiaan sekaligus kebanggaanya atas pengumuman kenaikan jabatan di perusahaannya, tidak lepas dari senyum tampannya. Aura yang semakin bersinar tidak luput dari pandangan kaum wanita yang terpesona dengan ketampanan dan wibawanya. Banyak karyawan yang memberi ucapan selamat kepadanya, juga atasannya yang memberinya hadiah sebuah jam tangan branded yang harganya sangat fantastis. Semua itu berkat kerja kerasnya yang sudah memberikan yang terbaik untuk perusahaan tersebut.

Alvin kini sudah menempati ruang kerja baru, ruang kerja yang lebih besar dari ruang kerja sebelumnya. Ruangan yang jauh lebih nyaman, di tambah dinding kaca yang langsung membentang pemandangan ibu kota yang memanjakan matanya. Sembari menikmati pemandangan, Alvin duduk di kursi kebesarannya dan langsung mengambil handphone untuk menghubungi kekasihnya.

"Apa aku mengganggu pekerjaan kamu, Sayang?" tanya Alvin kepada Laura di sebrang telepon.

"....."

"Ok, nanti malam aku jemput kamu, aku mau ajak kamu ke suatu tempat untuk merayakan kenaikan jabatanku,"

"....."

"Love you too, Sayang," Alvin menutup teleponnya dengan senyum mengembang di bibirnya.

***

Pada malam harinya sesuai janji Alvin, dia datang menjemput kekasihnya untuk mengajak ke suatu tempat. Sebenarnya ia mengajak Laura dinner dan juga ingin memberikan kejutan. Alvin yang mengenakan stelan kemeja dengan celana jeansnya terlihat berkali lipat lebih tampan.

Alvin❤ :

Sayang aku sudah di depan.

Selang beberapa saat setelah ia mengirimkan pesan, Laura datang menghampirinya. Alvin selalu di buat terpesona dengan kecantikan Laura yang mengenakan blouse yang selalu pas dan cantik di badannya, begitupun Alvin yang selalu membuat Laura semakin terpesona dengan ketampanannya terlebih saat mengenakan pakaian casual.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari Apartement Laura, keduanya kini sudah sampai di sebuah restauran mewah. Laura di buat bingung lantaran restauran tersebut terlihat sangat sepi bahkan tidak ada pengunjung yang datang. Sebelum turun dari mobil Alvin mengeluarkan sebuah kain hitam yang akan ia gunakan untuk menutup mata Laura, karena ia akan memberi kejutan kepada kekasihnya.

"Buat apa?" Laura mengerutkan keningnya bingung saat Alvin mengeluarkan sebuah kain hitam.

"Buat tutup mata kamu, karena aku mau kasih kamu suatu kejutan," jawan Alvin tersenyum. Ia lalu memasangkan penutup mata dengan melingkarkan kain hitam di matanya.

"Sakit gak?" tanya Alvin memastikan ikatannya tidak terlalu kencang, yang di balas gelengan kepala oleh Laura.

"Tunggu sebentar aku bukain pintunya, kita jalan bersama," Alvin keluar dan memutari mobilnya untuk membukakan pintu Laura.

Dengan sangat hati-hati Alvin menuntun tangan Laura, untuk menuju tempat yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Alvin memberhentikan langkahnya saat sudah sampai yang juga diikuti oleh Laura.

"Apa sudah sampai, Sayang?" tanya Laura saat Alvin sudah memberhentikan langkah kakinya.

"Hmm, sudah siap, Sayang!?" Alvin dengan perlahan membuka penutup mata Laura dari belakang.

"Sekarang buka mata kamu," bisik Alvin tepat di telinga Laura.

Perlahan Laura membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah tempat yang sangat indah. Ia begitu takjub dengan kejutan yang di berikan Alvin.

"Ini semua kamu yang siapin?" ucap Laura sembari memandang Alvin.

"Iya, ini bentuk rasa terimakasih ku karena kamu selalu setia menemaniku sampai detik ini, dan juga berkat dukungan kamu, Sayang," ungkap Alvin tulus.

Belum sampai di situ Alvin lagi-lagi memberikan kejutan untuk Laura, dengan mengeluarkan kotak kecil merah yang setelah di buka berisi sebuah cincin yang sangat cantik. Laura di buat menangis karena terharu atas perlakuan Alvin kepadanya, sungguh ia sangat-sangat bahagia.

Alvin mengambil cincin tersebut dan langsung menyematkan ke jari manis Laura yang sangat pas dan cantik bertengger di jari manisnya.

Sambil berjongkok dan masih memegang tangan Laura, Alvin berkata, "Will you merry me," ucapnya yang membuat Laura begitu syok mendengarnya.

Laura yang merasa canggung dan malu-malu menjawab pernyataan Alvin dengan anggukan kepala, dan seketika tangisnya pecah karena terharu. Sungguh Laura sangat-sangat bahagia, menjalin hubungan bertahun-tahun dengan suka duka yang mereka jalani, akhirnya penantian Laura membawanya ke dalam kebahagiaan dalam hidupnya.

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku