Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Mas, kuperhatikan perilaku Sekar akhir-akhir ini kok aneh ya," seru istriku saat kami tengah menyantap hidangan sarapan pagi.
"Aneh gimana maksud kamu?" tanyaku dengan jantung yang sedikit berdebar.
"Kamu merhatiin nggak, badannya agak gendutan sekarang," ucapnya dengan raut wajah heran.
"Wajar aja sih, berat badan yang bertambah itu bukan suatu keanehan. Yang aneh itu kamu, kayak gitu aja dipikirin," sahutku.
"Bukan hanya itu Mas, kemarin dia kepergok makan mangga muda di kamar!"
Sontak aku terkejut mendengarnya hingga air minum yang tengah kutenggak menyembur keluar dari dalam mulutku.
"Kamu kenapa, Mas? Kok kaget gitu?"
"M--anu, nggak ah. Kamu kenapa sih ngajak aku cerita di saat makan? Buat orang keselek aja!" gerutuku yang kehilangan selera makan seketika, lalu pergi meninggalkannya yang tengah duduk dengan ekspresi heran di kursi meja makan.
Aku langsung menuju toko yang berada di sebelah rumah. Untuk sejenak menenangkan pikiran.
Ketika aku sampai di sana, tampak Sekar, pembantu di rumahku sedang menyapu lantai toko. Ia merangkap bekerja di dua tempat, di rumah dan juga di sini tentunya.
Aku berjalan cepat dan menghampirinya. Namun sebelum itu, aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, guna memastikan tak ada orang yang melihat ataupun mendengarkan percakapan kami.
"Sekar, kamu kok ceroboh banget sih makan mangga muda di kamar!" desisku sambil mencengkram lengannya hingga terlihat dia menahan sakit.
"Maaf Mas, namanya orang lagi ngidam, nanti bayinya ngences kalau nggak dituruti," jawabnya dengan menundukkan kepala.
"Ah mana ada seperti itu, kamu nggak boleh percaya mitos. Istri saya sudah tau apa yang kamu lakukan dan sekarang dia keheranan atas tingkah kamu," keluhku pada wanita yang masih berusia 22 tahun itu.
"Maaf Mas, saya sudah berusaha menyembunyikannya di dalam kamar, tapi entah mengapa Mbak Mia bisa mengetahuinya," jawabnya sedih.
"Saya sudah peringatkan sama kamu, jangan pernah tunjukkan tanda-tanda kehamilan di rumah, dengar kamu!" bentakku, dan dia hanya mengangguk takut serta menitikkan butiran bening dari sudut matanya.
Aku menghela napas berat.
"Ya sudah, sekarang kamu pergi, sana!" usirku dengan mendorong tubuhnya agar menjauh dariku sebelum ada orang yang memergoki kami.