/0/28057/coverorgin.jpg?v=f3b4efcf5a91765b6e671e1a7eb8bdcb&imageMogr2/format/webp)
Cerita ini adalah fiktif belaka, hanya untuk menghibur pembaca sekalian. Harap bijak dalam mebacanya, terimakasih.
Anang adalah pemuda yang usianya menginjak tujuh belas tahun, ia sudah terbiasa dengan kehidupan malam, perpisahan kedua orang tuanyalah penyebab segalanya. Menghancurkan kebahagiaan dan mengubur semua cita-citanya.
Tante Lina adalah pelabuhan hidupnya sekarang yang mengembalikan keceriaan dan kebahagiaan Anang. Dari masuk smp sampai sma, dialah yang membiayai semua kebutuhan hidup Anang.
Tante Lina adalah tetangga Anang yang kebetulan sudah menikah selama lima belas tahun tapi belum di beri momongan, suaminya seorang nahkoda dan jarang pulang.
Kehidupan Tante Lina serba kecukupan, ia adalah seorang pengusaha butik di wilayah tersebut. Anang diangkat menjadi anaknya, semenjak itu kehidupannya terjamin dan kecukupan.
‘’Anang!, Anang!’’ suara Tante Lina yang berteriak di balik pintu kamar.
‘’Iya bentar’’ jawab Anang sambil bergegas bangun dan membuka pintu kamar.
‘’Arghh...Anang, kamu apa apaan sih..?’’ kata Tante Lina sambil berteriak dan menutup mata dengan tangannya.
‘’Ada apa Tante, kenapa berteriak seperti itu’’ sahut Anang yang masih belum sadar sepenuhnya.
‘’Itu lepas, cepat tutup dong..’’ kata Tante Lina sambil mengintip di balik jari tangan yang menutup matanya.
‘’Maksud Tante apa?’’ tanya Anang bingung karena ia baru saja bangun.
‘’Burung kamu lepas Nang..!!’’ ucap Tante Lina yang masih mengintip sambil tangan satunya menunjuk ke arah burung pemuda itu.
Anang seketika menundukkan kepala dan melihat..., ia lupa memakai celana karena sudah terbiasa setiap ia tidur tidak pernah berpakaian. Burung Anang sangat tegang di pagi ini dan bertengger menjulang dengan percaya diri di hadapan Tante Lina.
‘’Maaf Tante’’ ucap Anang dengan raut wajah memerah karena malu, ia berlari ke kamar mandi.
Anang merasa sangat malu sekali, ia takut kalau Tante Lina akan marah dan mengusirnya dari rumah itu. Anang pikir Tante Lina sudah pergi dari kamarnya ternyata wanita itu masih ada.
‘’Nang, mandinya jangan lama-lama, kita sudah kesiangan loh, hampir jam tujuh’’ kata Tante Lina setengah berteriak.
/0/18381/coverorgin.jpg?v=d9bc88ac68a7d05c397fcbb99a23090e&imageMogr2/format/webp)
/0/12072/coverorgin.jpg?v=4eab18104d90369d4fb0372bd91d7015&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/21474/coverorgin.jpg?v=20250114182853&imageMogr2/format/webp)
/0/7117/coverorgin.jpg?v=0488c2f07bd899e58e09bfd23532f27d&imageMogr2/format/webp)
/0/12689/coverorgin.jpg?v=5f18ad5d904360b470f1120a07894116&imageMogr2/format/webp)
/0/21036/coverorgin.jpg?v=59d063bb8c8dcdf0fd1287fee0456278&imageMogr2/format/webp)
/0/8546/coverorgin.jpg?v=fbf9b0193808dfbf370ab42642e71e9f&imageMogr2/format/webp)
/0/18381/coverorgin.jpg?v=d9bc88ac68a7d05c397fcbb99a23090e&imageMogr2/format/webp)
/0/21621/coverorgin.jpg?v=fea238469818ea92d629a4bbbdbf5f64&imageMogr2/format/webp)
/0/6686/coverorgin.jpg?v=20250122151454&imageMogr2/format/webp)
/0/8094/coverorgin.jpg?v=66e57ae9fa36a1754fd96f0abedfde6d&imageMogr2/format/webp)
/0/13634/coverorgin.jpg?v=0dc0548ead96d92736c8b70bde21c855&imageMogr2/format/webp)
/0/4771/coverorgin.jpg?v=8ec0d29754a1f5159cce6c56379d94fc&imageMogr2/format/webp)
/0/17646/coverorgin.jpg?v=4693eb1f308e7c9df243c456c2e24735&imageMogr2/format/webp)
/0/6794/coverorgin.jpg?v=fb3ce2b048de258e8219a58d91966140&imageMogr2/format/webp)
/0/10520/coverorgin.jpg?v=8362ba6365a8e12a64ad0ca121db53d4&imageMogr2/format/webp)
/0/15464/coverorgin.jpg?v=20250123120822&imageMogr2/format/webp)