/0/23058/coverorgin.jpg?v=4c0ec1f46fbfddc72bcf6894813f78e9&imageMogr2/format/webp)
Di kantor, aku dikenal sebagai "Ratu Es" yang sempurna dan tak tersentuh.
Namun di balik topeng itu, aku menyembunyikan neraka bernama PGAD-kelainan yang membuat tubuhku terus-menerus berada dalam gairah seksual yang menyiksa tanpa obat penekan hormon.
Bencana terjadi saat gathering kantor di Puncak: aku lupa membawa obat penyelamatku, dan parahnya, aku dipaksa berbagi kamar sempit dengan Dhimas Pakpahan, atasan kaku yang paling kutakuti.
Malam itu, pertahananku runtuh.
Dhimas tidak hanya menyaksikan tubuhku menggeliat liar di luar kendali, dia juga yang turun tangan "menjinakkan" gairahku dengan sentuhan intim yang menghancurkan batas profesionalisme kami.
Keesokan harinya, saat seorang rekan kerja mesum mencoba memperkosaku karena melihat kondisiku yang kacau, Dhimas mengamuk dan menghajarnya hingga babak belur.
Namun, ketakutan sejatiku justru muncul setelahnya.
Bukan karena darah yang tumpah, melainkan saat Dhimas mendekapku erat di depan semua orang, menatapku dengan obsesi gelap, dan menyatakan klaimnya:
"Mulai sekarang, kamu adalah tanggung jawabku. Hanya aku yang boleh menjadi 'obat' bagi tubuhmu."
Bab 1
Gisela Soegiharto POV:
Hidupku adalah kebohongan yang dingin, sebuah topeng sempurna yang setiap hari kubangun untuk menyembunyikan api neraka di dalam diriku. Malam ini, topeng itu akan meleleh, dan aku akan terbakar habis. Aku lupa obatku.
Jantungku berdebar tak karuan, bukan karena kegembiraan perjalanan ke Puncak, tapi karena ketakutan yang mencekik. Di dalam tas tangan Hermes-ku yang mahal, yang selalu rapi dan terorganisir, ada satu lubang besar: botol kecil pil penekan hormon itu tidak ada. Napasku tertahan di tenggorokan. Ini bukan sekadar lupa dompet atau ponsel. Ini adalah bencana.
Aku menderita PGAD, Persistent Genital Arousal Disorder. Atau, dalam bahasa yang lebih jujur, hiperseksualitas. Ini bukan fetish atau pilihan gaya hidup. Ini adalah kutukan genetik yang membuat setiap sentuhan, setiap getaran, setiap rangsangan sekecil apa pun, memicu gairah yang tak terkendali. Sensasi yang tak pernah berhenti, tak pernah puas. Aku hidup dalam neraka gairah yang konstan.
Obat-obatan adalah satu-satunya penolongku. Pil-pil itu menekan badai hormon di dalam diriku, memberiku kedamaian semu, memungkinkan aku berfungsi seperti manusia normal. Tanpa mereka, aku hanya akan menjadi budak dari tubuhku sendiri, sebuah wadah kosong yang dikendalikan oleh nafsu yang tak pernah terpuaskan. Aku gemetar memikirkan apa yang akan terjadi.
Kantor mengadakan gathering di Puncak. Sebuah acara rutin untuk mempererat kebersamaan tim. Bagiku, ini adalah arena perang. Setiap mata, setiap sentuhan tak disengaja, adalah ancaman. Aku harus menjaga jarak. Aku harus menjadi "Ratu Es".
"Gisela, kamu baik-baik saja?" Suara Rina, rekan kerjaku dari HRD, memecah lamunanku.
Aku mengangguk kaku, berusaha menutupi kepanikanku. "Ya, hanya sedikit pusing karena perjalanan."
Dia tersenyum pengertian. Aku tahu dia tidak curiga. Tidak ada yang pernah curiga. Bagaimana mungkin mereka membayangkan seorang wanita yang selalu rapi, dingin, dan profesional, menyembunyikan monster seperti itu di dalam dirinya? Aku adalah Gisela Soegiharto, Senior Administration Staff, 25 tahun, dan aku adalah penipu ulung.
Vila yang kami sewa berada di lereng bukit Puncak, terpencil dan damai. Udara dingin pegunungan menyelinap masuk melalui jendela mobil, menusuk kulitku. Dinginnya Puncak, itu yang berbahaya. Dingin membuat tubuhku bereaksi lebih tajam. Setiap serat sarafku terasa telanjang, terlalu peka.
/0/30791/coverorgin.jpg?v=c8c35de225b6f456fa91f7ae5b7721a2&imageMogr2/format/webp)
/0/2190/coverorgin.jpg?v=c73874efe87ee6fee2b2f6268684c65b&imageMogr2/format/webp)
/0/2398/coverorgin.jpg?v=0b2b1c54e4252520e4b43f1d7776df14&imageMogr2/format/webp)
/0/3456/coverorgin.jpg?v=de716839bd98a0fdefee9093bf308d00&imageMogr2/format/webp)
/0/2314/coverorgin.jpg?v=83d6a252aa475c96b561cd00597ad4c5&imageMogr2/format/webp)
/0/27823/coverorgin.jpg?v=55dd551d49f2a409c8728834bf119f0a&imageMogr2/format/webp)
/0/4027/coverorgin.jpg?v=54ca138eca4dd4c2dd32806ddd744bd8&imageMogr2/format/webp)
/0/5359/coverorgin.jpg?v=31dc0782c37317ab6efea0d844053c45&imageMogr2/format/webp)
/0/15445/coverorgin.jpg?v=9237c6edf1bfb2243d6db3d85f70d75f&imageMogr2/format/webp)
/0/22567/coverorgin.jpg?v=7c92bcb6385ea72a8db1d758256db4ae&imageMogr2/format/webp)
/0/16754/coverorgin.jpg?v=d4db72e404c10eee92f590cbd35a266b&imageMogr2/format/webp)
/0/16151/coverorgin.jpg?v=a220e864e5dbf64d96768e682ffbbf09&imageMogr2/format/webp)
/0/15682/coverorgin.jpg?v=309d2c68cdf00ae1a052e743831ec10a&imageMogr2/format/webp)
/0/23722/coverorgin.jpg?v=99d347a720b226ce13c8e6b617d987ca&imageMogr2/format/webp)
/0/12754/coverorgin.jpg?v=e6ce11975e25da3381ac05989a07a327&imageMogr2/format/webp)