/0/21612/coverorgin.jpg?v=e60d6bd2c0a776a47dc1740ac270ceed&imageMogr2/format/webp)
-St. Dome Notre, Capital City – Paris | 08.45 am-
Pernikahan. Yah, hari ini adalah hari yang tidak diinginkan olehnya. Ia terpaksa menerima tawaran menikah karena ia juga membutuhkan uang. Ia sangat membutuhkan tersebut untuk biaya sekolah dan kehidupannya. Kehidupannya? Jelas - jelas ia sudah menikah mengapa harus repot - repot memikirkan kehidupannya nanti.
Tapi, dimasa depan nanti tidak ada yang tahu bagaimana akhir dari kehidupannya. Ia hanya berjaga - jaga untuk kedepannya. Walaupun ia sudah menikah dan dibiayai oleh suaminya, namun ia tidak mau bergantung sepenuhnya.
Ia harus berusaha mandiri dan sebisa mungkin membagi waktunya untuk dirinya dan suaminya.
"Kamu terlihat cantik sekali. Memang tidak salah jika Tuan memilih Anda sebagai istrinya." Ucap seorang penata rias. Penata rias tersebut merupakan orang terkenal di dunia. Sudah banyak artis - artis dunia yang ia dandani. Tak terkecuali jika itu permintaan dari seorang pengusaha terkenal atau Trillionaire tersebut. Siapa lagi kalo bukan calon suaminya.
Mendengar penuturan sang penata rias, ia hanya tersenyum kecil tanpa mau membalas. Pikirannya kini terasa kosong. Tidak tau harus berbuat apa.
Yang bisa ia lakukan hanya berdoa, semoga saja ada keajaiban yang bisa membatalkan pernikahannya ini. memikirkannya membuat ia menghela nafas. Itu terasa tidak mungkin. Semua sudah terjadi. Tidak bisa lagi dihindari.
"Nah, sudah selesai. Sekarang pakai sepatumu. Aku sudah menyiapkannya di dekat ranjang tidur." Tunjuk penata rias.
Alina Sallyandra berjalan menuju samping ranjang untuk memakai high heel yang sudah disiapkan oleh penata rias. High heel tersebut berwarna senada dengan gaun pernikahan yang dikenakannya.
Ia berdecak kagum melihat keahlian si penata rias. Sudah pasti, bayarannya sangat mahal. Pikirnya.
"Bravo! Sudah kuduga jika high heel itu cocok kamu pakai. Sekarang, kamu duduk disini dan tunggu orang untuk menjemputmu ke altar." Perintah penata rias berlalu keluar - yang Alina sendiri tidak tahu namanya.
Pernikahannya akan diadakan pukul 09.00, dan sekarang jarum jam menunjukkan pukul 08.45. itu artinya 15 menit lagi ia akan berstatus sebagai istri orang.
Berkali - kali ia menghembus nafas tanda ia gugup setengah mati. Ia meraih ponsel genggamnya dan ia dapat melihat banyak notifikasi, yang kebanyakan notif dari mantan kekasihnya. Isinya tentang bujukan sang mantan untuk kembali padanya.
Alina hanya membaca pesan tersebut tanpa mau membalas.
Ingin rasanya ia kabur dari pernikahan ini dan kembali pada kekasih hatinya. Tapi itu tidak mungkin, ia tidak ingin jika suatu hal buruk menimpa mantan kekasihnya. Tidak ada waktu baginya untuk membalas semua pesan itu. “It’s over.” Gumamnya.
Diletakkannya kembali ponsel genggamnya. Ia melirik jam dinding dan ternyata sudah menunjukkan pukul 09.00 tepat. Dan bersamaan itu, seseorang mengtuk pintu dan masuk. Inilah saatnya!
"Permisi nona, saya adalah tangan kanan Tuan Antonio. Saya diperintahkan untuk mendampingi Anda menuju altar." Pria itu membungkukkan badannya serasa berbicara bersama Alina.
Alina memperhatikan cara pria itu menyampaikan pesan. Dan, satu terlintas dari pikirannya, bahwa pria yang mengaku sebagai tangan kanan calon suaminya ini seperti butler dalam kerajaan. Terlalu sempurna jika hanya dikatakan sebagai seorang tangan kanan. Malah, lebih cocok dengan seorang pengusaha.
"Baiklah. Bisakah kamu membantuku berdiri? Gaun ini mempersempit gerakanku." Pinta Alina yang disanggupi oleh pria itu. "Tentu Nona. Mari."
Mereka mulai berjalan menuju altar. Pernikahan ini dilaksanakan di dalam gereja yang paing terkenal di Perancis dan bahkan di dunia. Semua segala urusan tentang pernikahan mereka, calon suaminyalah yang mengurusnya. Ia hanya cukup mengikuti segala sesuatu. Bahkan rupa calon suaminya pun ia tidak tahu. Ia hanya tahu suaranya ketika pria tersebut menelpon dirinya pertama kali. Untuk nama, ia lupa – lupa ingat.
Flashback
Alina berjalan menuju kontrakannya. Ia sesekali bersenandung kecil dan melihat - lihat aktivitas orang - orang disekitarnya.
Ia melihat jam kecil ditangannya untuk memastikan waktu yang harus ia tempuh untuk menuju kontrakannya.
"Masih lima belas menit lagi untuk pulang. Aku harus cepat. Aku sudah tidak tahan dengan udaranya yang dingin." Gumam Alina.
Perjalanan dari tempat kerja menuju kontrakannya menempu waktu empat puluh lima menit. Alina hanya cukup mengendarai kendaraan umum seperti taksi atau bus untuk transportasinya.
Tak berapa lama, sampailah ia di kontrakan kecilnya. Kontrakan sederhana yang jauh dari kota. Segeralah ia mencari kuncinya yang berada di tas kecilnya. Begitu terbuka ia langsung membersihkan diri dan menyipakan keperluan untuk sekolahnya.
Kring... kring...
Bunyi telpon genggamnya, menghentikan aktivitasnya untuk berbenah diri. Alina melihat layar pada ponselnya, dan tertera nomer pribadi atau nomer privasi. Ia mengernyitkan dahi tanda tidak tahu.
Ia mengedikkan bahu dan tak mengangkat panggilan tersebut. Ia langsung mematikan dan melemparnya ke atas kasur.
Tak berselang lama, bunyi telfon genggamnya terdengar. Lagi - lagi nomer itu yang tertera. Dengan terpaksa dan menghela nafas, ia mengangkatnya. Yang ia lakukan hanya diam menunggu suara diseberang sana untuk menyahut.
1 detik
2 detik
3 detik
"Lusa kau akan menikah denganku. Segala sesuatu sudah kuurus. Kau tak perlu pusing memikirkan segala keperluan. Kau hanya perlu datang lusa nanti." Tutur orang tersebut yang Alina yakini suara pria.
Menikah? Mimpi apa ia semalam? Tiba-tiba ada seseorang yang menelponnya dan mengatakan padanya untuk menikah. Mengenal orang tersebut saja tidak, lalu bagaimana ini bisa terjadi.
Belum sempat Alina menjawab, panggilan tersebut sudah dimatikan secara sepihak. Tentu saja dari pihak yang menelpon. ia mencoba menelponnya, namun nihil. Nomor tersebut dalam keadaan panggilan sibuk.
Alina menghembuskan nafas kasar, ia memikirkan perkataan pria asing itu. Pria itu menawarinya sebuah pernikahan. Tentu saja dirinya menginginkan pernikahan tersebut. Pernikahan yang mewah nan megah dengan taburan bunga - bunga yang cantik. Gaun pernikahan yang cantik nan anggun, serta dekorasi yang menakjubkan. Tak lupa mempelai pria yang tampan.
Pernikahan seperti itu memang impian Alina sedari dulu. Hanya saja, dirinya ini seorang gadis sederhana. Mana ada yang menginginkan dirinya gadis dari kalangan bawah.
Sepertinya ia harus segera melanjutkan acara bersih - bersih rumah yang tertunda akibat telepon orang asing, lebih tepatnya pria asing.
/0/5652/coverorgin.jpg?v=f823d8c9a81542fe037f73bd7f3318ad&imageMogr2/format/webp)
/0/3719/coverorgin.jpg?v=658e612e83569f1166a3808a0631c493&imageMogr2/format/webp)
/0/7113/coverorgin.jpg?v=c33b0f5fd43cfe98097da6b6cebf6198&imageMogr2/format/webp)
/0/6164/coverorgin.jpg?v=73df83b3a241049d1b60c26f81c53ecf&imageMogr2/format/webp)
/0/6933/coverorgin.jpg?v=9e70893bf00b07f6f78b4b4d5c682ba0&imageMogr2/format/webp)
/0/14363/coverorgin.jpg?v=0ac08e4c46add3a6dfe420367fe01840&imageMogr2/format/webp)
/0/17609/coverorgin.jpg?v=8e9b37f5629d25aef0ab25ed408274e2&imageMogr2/format/webp)
/0/2788/coverorgin.jpg?v=a321985b2eb12af9936fa31d72f8e053&imageMogr2/format/webp)
/0/18664/coverorgin.jpg?v=327f1070479f3e709a32c952a4cf3f13&imageMogr2/format/webp)
/0/10611/coverorgin.jpg?v=50c4b7d7a6c4766b47e9dcbfd7b97d14&imageMogr2/format/webp)
/0/29393/coverorgin.jpg?v=a38d767cb176bae84918e6f8c470ddee&imageMogr2/format/webp)
/0/2647/coverorgin.jpg?v=5ac96eafb64a5652c4a3110785d3957c&imageMogr2/format/webp)
/0/2296/coverorgin.jpg?v=2008866c80d36e4e1adae0ee504febcc&imageMogr2/format/webp)
/0/6186/coverorgin.jpg?v=43c6e2845862814c93f4ca33753112ac&imageMogr2/format/webp)
/0/11013/coverorgin.jpg?v=ade0957bd67f326e8b4485caf543d313&imageMogr2/format/webp)
/0/21995/coverorgin.jpg?v=a1cf998a1b689e6411fb8c81debcacc5&imageMogr2/format/webp)
/0/2489/coverorgin.jpg?v=6b31df2b22d4c53b3731b2584080db0b&imageMogr2/format/webp)
/0/16534/coverorgin.jpg?v=9783fb74ab4a42df0093da2e0e29ff1f&imageMogr2/format/webp)
/0/2786/coverorgin.jpg?v=0ec1b9d9d18675cb6d7b62d9b1de3611&imageMogr2/format/webp)