Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Seorang laki-laki dengan badan idealnya, tengah duduk sendiri dirumah sederhana yang jauh dari kata mewah. Matanya fokus menatap halaman depan yang hanya berisi bunga-bunga
“Kamu mau pergi kemana Catlyn?” Tanya nya pada seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah itu
Wanita cantik berpakaian cukup glamour, “pertanyaan sampah, mau apalagi kalau bukan jalan-jalan dan belanja di mall. Aku butuhkan refreshing, aku muak di rumah lusuh seperti ini”
“Kamu baru saja belanja kemarin dan hari ini mau belanja lagi? Tolong berhemat Catlyn, lihat kondisi ekonomi kita”
“Kamu seorang istri seharusnya melayani saya sebagai suami kamu. Tadi saya meminta padamu untuk membuatkan saya kopi, lalu mana?”
“Buat sendiri, aku bukan pembantu kamu. Aku sudah muak hidup seperti ini, tidak ada kemajuan dasar bodoh!!”
“Aku akan pergi, aku muak melihat wajah miskin kamu itu, Liam”
“Catlyn!” Pekiknya mencegah sang istri yang melangkah meninggalkan rumah. Pekikan nya hanya sia-sia karena istrinya benar-benar pergi
Liam Shankara, seorang laki-laki tampan dengan tubuh jangkung dan ideal di mata semua perempuan
Sayangnya laki-laki itu tak menjadi incaran perempuan-perempuan di luar sana karena kondisinya. Wajahnya memang tampan tapi ia tidak ada apa-apa nya karena kehidupannya yang jauh dari kata mewah dan serba pas-pasan
Jangankan perempuan lain, istrinya sendiri dan mertuanya pun mencaci dan menghina nya setiap hari..
. . . .
Siang harinya..
Jam yang menempel di dinding menunjukkan pukul satu siang. Liam baru saja berehat setelah sedari tadi pagi ia berkutat di kebun kecil miliknya
Kebun kecil berisi beberapa sayuran dan buah-buahan yang terletak tepat di belakang rumah kecilnya. Ya seperti itulah kegiatannya setiap hari, berkebun jika ada hasil maka ia akan menjualnya jika tidak ada atau hanya sedikit ia konsumsi untuk dirinya sendiri..
Laki-laki itu tengah duduk wajahnya tak menampakkan lelah walaupun keringat membasahi nya. Ia menggunakan topi untuk mengipasi bagian lehernya yang berkeringat itu
“Catlyn.. Saya tidak menyesal menikahi kamu walaupun kamu terlalu buta akan harta..”
“Saya harap setelah semua ini terjadi di kedepannya kamu tidak akan menyesal” Gumamnya dengan tersenyum tipis dan geleng-geleng kepala
Ia memilih untuk masuk kedalam rumah hendak bersih-bersih. Tapi belum sempat masuk ke dalam kamar mandi terdengar suara ketukan pintu dari depan, membuatnya memutuskan untuk melangkah menuju pintu depan
Ia membuka pintu, dan menampakkan sosok wanita paruh baya berdiri tepat di depan pintu. “Oh? Silahkan masuk Ma” Ucapnya mempersilahkan sang Mama mertua
“Tidak tidak.. Saya kesini hanya ingin menjemput Catlyn, dimana anak saya?” Tanya wanita paruh baya, orang tua Catlyn yang bernama Risa
“Catlyn tidak dirumah” Kata Liam
“Tidak dirumah bagaimana? Kamu kan suaminya” Tanya Risa, sang mertua
“Apa hubungannya dengan saya sebagai suaminya? Catlyn pergi sendiri, dia keukeuh pergi keluar padahal saya sudah melarangnya untuk keluar. Ya sudah terserah dia, saya sudah menahannya tapi sia-sia karena Catlyn keukeuh pergi. Catlyn tidak ada apakah anda ingin masuk?” Sahut Liam baik-baik
“Makanya jadi laki-laki itu yang kaya! Jaman sekarang laki-laki hidup serba pas-pasan seperti ini. Bagaimana perempuan mau betah! Sejujurnya saya menyesal menyetujui kamu menikah dengan Catlyn tapi ah sudahlah” Ujar Risa
“Mau masuk atau tidak?” Tanya Liam
“Tidak, saya sudah rapi. Rencana saya kesini adalah untuk mengajak Catlyn pergi arisan. Tapi dia tidak ada ya sudah lah, saya juga tidak minat sama sekali masuk ke dalam”
Liam hanya mengedikkan bahunya acuh, menatap punggung wanita paruh baya itu yang berjalan menjauh dari rumahnya
Kemudian ia memilih untuk kembali masuk ke dalam rumah..
. . . .
Malam harinya..
“Catlyn”
“Catlyn!”
“Apasih!?” Sahut Catlyn dengan nada membentak