Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Beloved Bastard

My Beloved Bastard

Natalie Ernison

4.4
Komentar
39.1K
Penayangan
62
Bab

MATURE ROMANCE Adegan dewasa Adegan kekerasan (Gore) ”Jangan sampai kudapati pria lain bersamamu, atau kuhabisi mereka! tubuhmu sangat menggoda, bermainlah denganku my lady.” Ujar si pria sambil mendekap erat tubuh si wanita dan mengecup bahu polos si wanita dengan tangan terikat ke atas. Cullen Kyleer, seorang pria yang sangat arogan dan selalu bertindak sesuka hati. Dipertemukan dengan seorang wanita bernama Jasmeen yang berprofesi sebagai seorang penulis novel gore. Dari pertemuan itulah, membuat seorang Cullen mengalami berbagai hal baru. Namun Jasmeen justru kerap kali menerima pelecehan seksual dari Cullen. Ia selalu dipaksa untuk memenuhi keinginan mesum Cullen yang super jahil itu.

Bab 1 Prolog-Pengagum semu

Cinta adalah satu kata namun berjuta makna tersirat, dan tak ada yang tahu pada siapa ia berlabuh atau bahkan hanya sekedar sekedar persinggahan sesaat.

Genre: Gore - Fantasy - Mystery - Psychopath - Darkness - Romance

Novel ini tak jauh dari latar cerita tentang kehidupan para mahkluk gaib, bangsa kegelapan, kekuasaan, penyiksaan, keputus asaan dan CINTA.

Jasmeen Aimee, yang berarti melati tercinta, biasa dipanggil Jaes-Jasmin-Jeje. Berparas cantik - sopan - ramah - berkulit putih - hidung mancung - tinggi 160 cm - rambut panjang - suka bergaul - suka menulis novel gore ( cerita sadis, psychopath dkk), Fantasy romance.

***

"Di ruang pesta"

Seorang gadis sedang terlihat begitu geram saat menyaksikan seorang pria tampan bersama wanitanya sedang berdansa. Kedua pasangan itu terlihat begitu serasi, namun si gadis yang sedang berdiri di sisi kanan dari tempat dansa terlihat tidak senang.

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk kedua pasangan dansa terbaik kita malam ini..." ujar seorang pria yang merupakan pembawa acara.

Prok prok prok... riuh tepuk tangan orang-orang saat melihat kedua pasangan serasi tersebut.

Huhhh... "Sepertinya tempat ini tak cocok untukku.." batin sang gadis yang terlihat cemberut sedari tadi, selama acara pesta dansa berlangsung.

Ia berjalan menuju pintu utama, hendak keluar dari ruang pesta.

"Nona, mengapa begitu cepat meninggalkan cesat? tidakkah pestanya masih berlangsung?" tukas seorang pria dengan pakaian serba hitam dengan kacamata hitamnya pula.

"Maaf tuan, aku merasa hawa di dalam sana kurang pas untukku," jawab si gadis sambil berjalan melangkah menuju parkiran.

"Hei... jalan utamanya di sebelah sana nona.." ujar si pria sambil meraih lengan si wanita.

"Ohh maaf... terimakasih," ucap sang gadis sambil menepis tangan si pria yang tadi meraihnya sesaat.

>>

Gadis tersebut memanggil taksi lalu pulang menuju rumah susun kediamannya. Sebuah gedung yang cukup tua, dan dari tampilan gedung tersebut, terlihat bahwa biaya sewa tak terlalu mahal. Sangat terjangkau bagi mahasiswa magang seperti Jasmeen Aimee.

Yah, gadis yang baru pulang dari pesta dansa tadi ialah Jasmeen Aime, atau kita panggil saja Jaes.

***

"Rumah susun kediaman Jasmeen Aimee"

"Sepertinya hubungan kita hanyalah sebatas kakak beradik atau kah aku yang terlalu berharap lebih padamu kak.." lirih Jaes sambil mendekap sebuah boneka beruang mungil miliknya.

Hahh... menghela napas sejenak, lalu membuka layar laptop, membuka aplikasi Microsoft Word dan mulai mengetik.

"Ternyata sang pangeran telah memiliki seorang kekasih yang sangat sepadan dengannya, dan si gadis kampung hanya bisa menerima nasib malangnya sebagai pengagum sang bulan yang tidak mungkin dapat ia raih...--"

Ahkk...

"Aku tidak bisa fokus dengan naskah novelku!!" gumam Jaes sambil mengacak rambutnya sendiri dan mendengus kesal.

Drrttt... suara getar ponsel milik Jaes telah membuyarkan fokusnya.

"Editor Zeros memanggil...."

Jaes: "iya hallo bos...

Zeros: "besok bawa naskahmu tepat pukul 19:00 malam, tidak ada kata telat.."

Bipp... panggilan terputus..

Argh! "Padahal aku belum bicara apa pun.. ohh myy Lord... tugas akhirku pun belum selesai tapi naskah novelku harus segera aku berikan pada bos Zeros." Jaes benar-benar pusing dengan deadline yang diberikan sang editor.

Whusss.... hembusan angin membuat horden jendelanya menari-nari.

"Mengapa ada angin sedingin ini... ahh mungkin cuacara malam ini akan segera hujan," gumam Jaes, lalu segera menutup layar leptopnya dan menarik selimut untuk segera beristirahat.

Hahh... hahhh... Whuss...

"Hei siapa itu... Jaes terlihat mulai kesal dengan suara aneh yang mengganggu istirahatnya dan juga angin yang sedari tadi terasa dingin mencekam.

Hahhhh... Jaes terdiam membeku saat melihat sosok pria dengan wajah bersimbah darah, pria tersebut hanya mengenakan kolor saja. Bahkan tangannya penuh dengan darah segar. Lebih mengejutkan lagi, di tangan kanannya terlihat seorang gadis yang sudah tak bernyawa, bersimbah darah area leher si gadis.

Gadis tersebut telanj*ng tanpa sehelai kain pun menutupi tubuhnya.

Hahh hahhh... napas Jaes terasa sesak saat sorot mata yang tajam itu menatap dirinya dari balik kaca jendelanya.

****

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Natalie Ernison

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku