/0/26438/coverorgin.jpg?v=a62374ef56376f88395da900a2247285&imageMogr2/format/webp)
Cahaya Putri Aulia, gadis muda yang baru berusia 21 tahunan ini terbangun dari tidurnya. Karena merasa haus, ia ingin mengambil botol air minum yang ada di atas meja samping ranjang. Namun sayang, botol itu dalam keadaan kosong.
"Duh ... mana habis lagi. Terpaksa deh, aku harus ke dapur," gumamnya sembari mengamati botol yang ia pegang.
Sebelum beranjak dari tempat tidur, sekilas gadis itu menoleh ke arah samping. Di mana di atas tempat tidur itu terdapat seorang gadis yang usianya lebih muda satu tahun darinya, yang bernama Thalita Shakira Maharani, sedang tertidur pulas di sana.
Ya, Cahaya atau lebih akrab dengan panggilan Aya itu sekarang sedang menginap di kamar sang majikan untuk menemani Nona mudanya yang sedang sendirian karena kedua orang tuanya sedang berada di luar kota.
Lalu, gadis berambut ikal sebahu itu beranjak dari tempat tidur dan segera ingin menuju dapur.
Ceklikk!
Namun, ketika baru saja ia keluar dari kamar, dirinya langsung dikagetkan oleh kehadiran sesosok laki-laki tampan bertubuh tegap yang sedang berdiri tepat di hadapannya kini.
Dia adalah Langit Rakabumi Santosa kakak laki-laki dari gadis yang sedang tidur dengannya kini. Yang merupakan anak majikannya juga.
Penampilan pria itu tampak berantakan, dengan mata yang memerah. Rambutnya pun acak-acakan tak karuan. Kemeja yang ia kenakan juga tak kalah awut-awutan menjulur keluar dari pinggangnya. Bahkan beberapa kancing kemejanya ada yang terlepas, membuat dada bidangnya sedikit terbuka.
"Ka-kak Langit!" pekik Cahaya membulatkan mata. Ia tidak mengira kalau akan mendapati pria itu di sana.
Belum hilang rasa keterkejutan yang dirasakan olehnya, kini gadis itu semakin dibuat kebingungan. Karena dengan tiba-tiba, Langit malah meraih tangannya dan menariknya dengan sangat kasar.
"Sini kamu!" teriaknya. Dengan sangat garang lelaki berkemeja hitam itu menatapnya tajam. Seolah lelaki itu begitu marah terhadapnya.
Otomatis membuat Cahaya langsung terlihat sedikit ketakutan padanya.
"Aw ... sakit, Kak! Ka-kak Langit, kenapa?" pekiknya menahan kesakitan di pergelangan tangannya. Gadis itu menggerakkan tangannya berusaha untuk meronta, hingga botol air yang terbuat dari kaca itu terlepas, jatuh dan pecah di lantai depan kamar.
Prang!
"Diam kamu! Berani-beraninya kamu malah mencampakannku. Sekarang rasakan akibatnya!" bentak Langit garang.
"Hah, apa maksudnya? Siapa yang telah mencampakan siapa?" pikir Cahaya merasa linglung, karena tidak mengerti dengan ucapan pria itu.
Dengan sangat kasar, Langit terus menyeret paksa tangan Cahaya. Hingga akhirnya ia membawanya masuk ke dalam kamar, dan langsung mendorong tubuh ramping itu hingga menghimpitnya ke dinding kamar.
Brugh!
"Aww ...." Secara reflek, gadis cantik itu kembali terpekik karena kaget. Tiba-tiba saja lelaki itu mendorong tubuhnya ke dinding di sebelah pintu. Punggungnya terasa sakit karena membentur dinding itu.
Dug-dug!
Dug-dug!
Entah mengapa di saat genting seperti ini, Cahaya malah merasa sangat gugup dan dadanya berdebar-debar tak beraturan. Karena baru kali ini ia bisa berdekatan secara langsung dengan lelaki tampan itu.
Sebenarnya sedari dulu Cahaya sudah mempunyai rasa kagum terhadapnya. Namun ia sadar diri, kalau dirinya hanyalah seorang pelayan di rumah ini yang tidaklah pantas untuk sekedar memaguminya apa lagi mencintainya. Ia bagaikan 'pungguk merindukan bulan' saja apabila ia berani mencintai pria itu. Sehingga ia pun memendam perasaan itu dan hanya bisa mengaguminya diam-diam.
/0/23176/coverorgin.jpg?v=29df0eb71f180be0b26e24bee90a2844&imageMogr2/format/webp)
/0/18635/coverorgin.jpg?v=2a204666c0747c88c2ca61d06ceff386&imageMogr2/format/webp)
/0/18040/coverorgin.jpg?v=102fa469860503835501d205a0d6f199&imageMogr2/format/webp)
/0/19904/coverorgin.jpg?v=71b4823e6464f0a53b75e59966fb04bc&imageMogr2/format/webp)
/0/22413/coverorgin.jpg?v=00549ec948e0cfada35cc5e5a2f14436&imageMogr2/format/webp)
/0/15611/coverorgin.jpg?v=e07f203525618a6f8d7e40b58e3f2b5b&imageMogr2/format/webp)
/0/23710/coverorgin.jpg?v=20250526182735&imageMogr2/format/webp)
/0/27684/coverorgin.jpg?v=9407bbbeb2dd776ebabe50be116d8904&imageMogr2/format/webp)
/0/5735/coverorgin.jpg?v=9535d620398ccc76196740fdfc50f33a&imageMogr2/format/webp)
/0/22524/coverorgin.jpg?v=deaada040bc87a293fcec2b64ce52717&imageMogr2/format/webp)
/0/16285/coverorgin.jpg?v=46baa2a52a1b8d5faaa68a6d2f67951f&imageMogr2/format/webp)
/0/21120/coverorgin.jpg?v=fdd38c3480a108ed83ad83ab658c83c4&imageMogr2/format/webp)
/0/29864/coverorgin.jpg?v=bcfdeaad1f563330db6ea2a5726bc836&imageMogr2/format/webp)
/0/19449/coverorgin.jpg?v=4d31b0e31059b4191b700f800bf00d57&imageMogr2/format/webp)
/0/27566/coverorgin.jpg?v=019b554df9721f5834e9576d6f181d4a&imageMogr2/format/webp)
/0/21485/coverorgin.jpg?v=8b2e1c2f51c9cebc19a67da374f66b9d&imageMogr2/format/webp)
/0/17208/coverorgin.jpg?v=cb00cab493b840a194801d08d4971e3b&imageMogr2/format/webp)