Anak Yang Ku Bawa Dalam Rahimku

Anak Yang Ku Bawa Dalam Rahimku

Moh Bisriustofa

5.0
Komentar
507
Penayangan
30
Bab

Alesha Devandra baru satu minggu bekerja di rumah megah keluarga Arsanta. Gadis polos dengan kecantikan alami itu tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah selamanya dalam satu malam yang kelam. Malam itu, Reiner Arsanta, putra tunggal keluarga kaya raya tersebut, pulang dalam keadaan mabuk setelah dikhianati kekasihnya yang tiba-tiba menikah dengan sahabatnya sendiri. Dalam keadaan kacau, emosi, dan kehilangan kendali, Reiner melampiaskan rasa frustrasinya pada Alesha-gadis lugu yang kebetulan berada di tempat yang salah pada waktu yang salah. Trauma berat membuat Alesha memilih melarikan diri ke rumah kakek-neneknya di desa, berharap bisa melupakan tragedi itu. Namun, beberapa bulan kemudian, kenyataan yang lebih pahit menghantamnya-dia mengandung. Dihadapkan pada pilihan sulit, Alesha harus memutuskan: apakah dia akan menuntut pertanggungjawaban Reiner, pria yang bahkan mungkin tak mengingat kejadian malam itu, ataukah dia akan membesarkan anaknya sendirian dengan segala konsekuensi dan cibiran dari orang-orang di sekitarnya? Namun, apa yang terjadi saat Reiner akhirnya mengetahui kebenaran? Apakah dia akan menyangkal, atau justru berbalik menuntut hak atas anak yang tak pernah ia duga keberadaannya?

Bab 1 minggu pertama

Alesha Devandra menatap rumah megah itu dari luar pagar. Ini baru minggu pertama dia bekerja di rumah keluarga Arsanta, dan setiap hari rasanya masih seperti mimpi buruk yang tak ingin ia jalani. Namun, apa yang bisa ia lakukan? Kebutuhan hidup tak bisa dibantah. Meski hati kecilnya selalu merasa cemas, ia berusaha keras untuk menjalani hari-harinya dengan tenang.

Hari itu terasa sedikit lebih berat dari biasanya. Hujan turun deras, membuat jalanan di luar tampak kabur dan suram. Alesha memutuskan untuk membersihkan ruang tamu, berharap tugasnya malam ini akan cepat selesai agar ia bisa segera pulang. Namun, nasib berkata lain.

"Alesha!" suara keras dari dalam rumah membuatnya terkejut. Itu adalah suara Reiner Arsanta, putra tunggal keluarga kaya itu. Alesha menoleh dengan gugup, mencoba menenangkan diri. Reiner sering tampak begitu tenang dan berwibawa, tapi malam itu, dia datang dengan wajah yang jauh berbeda-rambut acak-acakan, mata yang merah, dan langkahnya goyah.

"Alesha," ucapnya lagi, kali ini suaranya serak, hampir seperti berbisik. "Aku butuh kamu."

Alesha merasa ada yang tidak beres. Reiner, yang selalu tampak penuh percaya diri, kini terlihat rapuh. Sebelum bisa berkata-kata, dia sudah berada di hadapannya, terlalu dekat. Alesha mundur sedikit, takut. "Tuan... ada apa? Anda tampak..."

"Aku... aku baru saja dikhianati," Reiner berkata, suaranya bergetar. "Kekasihku menikah dengan sahabatku. Semuanya hancur. Semua yang aku percayai..."

Alesha merasa cemas. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia mencoba berkata dengan lembut, "Tuan, Anda harus tenang. Mungkin Anda perlu beristirahat dulu..."

Namun, kata-kata Alesha tak bisa menghentikan amarah yang sudah lama terpendam dalam diri Reiner. Dalam keadaan mabuk, dia tampaknya tak bisa mengendalikan dirinya. Tanpa peringatan, dia mendekati Alesha dengan gerakan yang begitu cepat. Alesha tidak punya waktu untuk melangkah mundur. Segalanya terjadi begitu cepat. Dalam semalam, dunia Alesha berubah.

Beberapa bulan kemudian...

Alesha duduk di kursi tua di ruang tamu rumah kakek-neneknya, memegang perutnya yang mulai membesar. Air matanya menetes, dan dia merasakan kekosongan yang begitu dalam. Kehidupan yang ia bangun selama ini rasanya sudah hancur. Semua rasa takut, malu, dan bingung bercampur aduk.

"Alesha?" suara lembut dari Neneknya membuatnya terkejut. "Kau baik-baik saja?"

Alesha mengangguk pelan, meski hatinya terasa berat. Neneknya duduk di sampingnya, menatapnya dengan penuh perhatian. "Alesha, apa yang sebenarnya terjadi? Kau terlihat begitu terpuruk belakangan ini."

Alesha menghela napas panjang. "Nenek, aku... hamil. Dan aku tidak tahu harus bagaimana. Aku tidak ingin membawa ini ke dalam hidup keluarga kita. Tapi aku juga tidak bisa mengubah kenyataan."

Nenek Alesha meraih tangannya dengan lembut. "Kau tidak perlu menanggung ini sendirian. Kakek dan nenek akan selalu ada untukmu. Tapi... apakah kamu tahu siapa yang bertanggung jawab?"

Alesha menunduk, suaranya serak. "Reiner... Dia, dia yang melakukannya. Tapi aku tidak tahu apakah dia ingat atau tidak. Dia dalam keadaan mabuk waktu itu. Aku tidak tahu harus menghadapinya bagaimana."

Nenek Alesha menghela napas panjang. "Kamu harus memutuskan, Alesha. Apakah kamu ingin menuntut pertanggungjawaban darinya? Atau apakah kamu akan menjalani hidup ini sendiri? Jangan biarkan orang lain menentukan jalan hidupmu."

Alesha terdiam. Hatinya berat. Di satu sisi, dia ingin mendapatkan keadilan. Di sisi lain, dia tidak tahu apakah Reiner akan peduli, apalagi setelah semua yang telah terjadi.

Sementara itu, di sisi lain kota, Reiner Arsanta duduk termenung di ruang kerjanya yang mewah, menatap foto kekasihnya yang sekarang menjadi istri sahabatnya. Rasa sakit itu masih menggerogoti hatinya. Namun, tak lama kemudian, pikirannya terganggu oleh sebuah pesan yang muncul di layar ponselnya-sebuah foto yang membuat jantungnya berhenti sejenak.

"Alesha..." bisiknya pelan.

Apakah ini mungkin? Apakah anak itu benar-benar miliknya?

Alesha, satu-satunya pilihan yang ada padanya, kini tak hanya berkutat dengan rasa sakit dari masa lalu, tapi juga dengan keputusan besar yang harus diambil.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Moh Bisriustofa

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku