Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Assalaamu'alaikum." Airin memasuki rumah pondok mertua indah.
Ibu mertua sedang asik mengunyah tipi eh kuaci, diem nggak jawab salam sambil anteng melotoin hp.
"Punya mertua asem banget, mantu cantik pulang ucap salam bukannya dijawab, malah anteng liatin hp," batin Airin.
"Mah..." Sambil menyodorkan tangan mau salim.
Ibu mertua indah tetep anteng tak bergeming. Cuek beybeh. Bibirnya manyun 7 senti kaya antene radio.
"Mamah kenapa? Apa Airin punya salah?"
"Mamah nggak suka ya sama kamu dasar menantu pelit, sok kecantikan, pemborosan, bisanya ngabisin uang suami, males, mandul lagi. Jam segini bukannya masak buat makan siang, eh malah asik-asikan belanja ke emol. Baru pulang jam segini? Liat liat itu jam berapa?"
Semua kata-kata curhatan emak-emak dari grup kbm meluncur dari bibir seksi indah mertua tanpa dikurangi dan dilebihkan sedikitpun.
Gegas Airin berinisiatif untuk memberikan gamis dan pashmina yang baru dia beli dari emol.
"Ini mah, tadi Airin beli gamis sama pashmina ini di emol. Airin sengaja nggak ngasih tau mamah, mau ngasih kejutan buat mamah -padahal boong-, dan ini uang segepok lembaran merah buat mamah kebetulan Mas Davin udah gajian mah. Mamah belanjain itu duit kalau masih kurang, aku tambahin lagi." Timpal Airin.
Seketika wajah ibu mertua indah langsung cerah merona gulawing seperti artis korea.
"Ah Airin emang mantu idaman udah cantik, baik, rajin, penyayang, nggak boros, biarin kalau masalah anak mah namanua juga baru nikah satu tahun emang belum dikasih aja sama Allah." Dengan jurus penjilatnya, sambil meluk dan cipika cipiki pipi mulus Airin.
"Yaudah giliran pergi ke emol sama temen-temen arisan mamah. Kamu baik-baik di rumah ya, nggak usah masak. Nanti order aja gupud. Bay bay Airin." Berlalu sambil menenteng tas centil khas emak-emak.
"Hmmmmm," gumam Airin.
Ada uang menantu disayang, nggak ada uang menantu ditendang dan dijulid-julidkan.
******
"Paketttttt."
Airin yang sedang asyik mengiris bawang untuk memasak nasi goreng kesukaannya, mendadak terdiam saat mendengar suara seorang kurir.
Gegas Airin membuka pintu.
"Ya, pak cari siapa?"
"Apa benar ini rumah ibu Tety jl. Mawar melati semuanya indah no.8?"
"Ya, benar pak."
"Ini ada paket dengan pembayaran cash on delivery."
"Harganya berapa, pak?" Sahut Airin.
"727 ribu, bu." Jawab kurir paket.
Mata Airin membulat sempurna, jantungnya seperti mau copot saja.
"T_Tapi ... ibu Tety sedang tidak ada di rumah, pak. Beliau sedang pergi keluar. Gimana kalau nanti sore bapak balik lagi, siapa tau ibu sudah pulang."
"Nggak bisa Bu, ini harus dibayar sekarang. Soalnya saya harus segera ganti shift."
"Kalau gitu cancel aja gimana, pak?"
"Nggak bisa juga Bu. Soalnya ini barang import nggak bisa cancel seenaknya kecuali kalau barang lokal pasti bisa. Tolong talangin dulu aja sama ibu."
"Punya mertua asemnya nggak ketulungan, mimpi apa dia semalam harus dirampok bertubi-tubi sama ibu mertuanya dengan cara seperti ini," ucap Airin dalam hatinya.
Baru saja tadi siang dia memberikan uang segepok uang berjumlah 2 juta lima ratus. Eh sekarang harus nalangin dulu pesanan belanja online ibu mertuanya. Asem banget! Bengek-bengek deh.
"Bentar pak, saya telpon ibu mertua saya dulu."
Pak kurirpun menggangguk tanda setuju.
Tuutttt tuuuutttt tuuut.
[Apa Airin Mamah lagi di emol. Kamu jangan ganggu ya, Mamah mau ngabisin duit dari kamu dulu, ini baru separo, jadi jangan telpon-telpon. Kan Mamah dah bilang kalau mau makan pesen gupud aja, duitnya dari kamu, jangan minta sama mamah.] Bu Tety bentak-bentak Airin di telpon.
Tut. Panggilanpun terputus.
Belum sempat Airin berbicara ibu mertua sudah nyerocos tanpa titik dan koma.
Karna kasian melihat bapak kurir sudah pegal juga membawa paket pesanan ibu mertua. Akhirnya Airin berinisiatif untuk membayarkan cash on delivery seharga 727 ribu dibayar 740 ribu sebagai tips buat bensin Bapak kurir.
"Nah gitu dong Bu dari tadi, Bapak kan jadi nggak pegel. Makasih ya, Bu."
"Sama-sama, Pak."
Kurirpun berlalu meninggalkan rumah ibu mertua Airin dengan melajukan kuda besinya.