"oh please faster!!! aarrrrghhhht....." Teriak seorang wanita yang tengah berjongkok diatas wajahku sambil terus menggeliatkan tubuhnya tak tahan menahan sensasi nikmat dari lidahku yang bermain lincah di area sensitiv nya. Full adegan dewasa, berisi sekumpulan cerita cerita dewasa. harap bijak dalam memilih bacaan.
"Intan kemana Veb." tanya seorang pemuda tampan yang baru saja datang pada Vebi yang tengah bersantai merebahkan diri di depan televisi kamar kosnya. "Intan kan ada jam kuliah, emang kamu gak tau?" jawab Vebi tanpa beranjak dan tetap dalam posisi telungkup menikmati tontonan di layar kaca. "gak, dia gak ngabarin gue." jawab pria tampan yang tak lain bernama Sandi. Sandi sendiri adalah pacar Intan, ia memiliki wajah yang tampan dan berperawakan tinggi serta berbadan tegap.
"Yaudah balik lagi aja nanti sore San." jawab Vebi seraya memiringkan posisi tubuhnya, membuat mata Sandi terbelalak melihat kemolekan tubuh Vebi yang hanya mengenakan leging mini ketat yang menampilkan bentuk bokongnya dan kaos stret yang menonjolkan bagian dadanya yang besar dan seksi itu. Tak dipungkiri Vebi sendiri memiliki bentuk tubuh yang menarik dan bahkan lebih menggoda dibanding Intan yang kurus dan tak berisi. "Gak ah, males bolak balik. Disini aja nunggu dia pulang lagian udah mendung banget." jawab Sandi. seraya merebahkan tubuhnya di dekat Vebi. "Kan masih lama San, ini baru jam satu. Pacar lo balik masih nanti jam empat." "gue capek kalau musti bolak balik Veb." "hmm, terserah lo deh." jawab Vebi acuh sembari fokus pada layar tv di depannya. Ia sudah begitu lama ingin menonton drama cina pilihannya. "gue boleh ikut nonton Veb." ucap Sandi kemudian sambil mendekatkan tubuhnya di dekat Vebi. "boleh, tapi jangan berisik." jawab Vebi tanpa menoleh. Sandi sendiri hanya tersenyum sambil fokus mengedarkan pandangannya ketubuh Vebi yang kini hanya berjarak 5cm darinya. Di saat bersamaan tiba tiba suara petir menggelegar di iringi suara hujan lebat diluar kamar kos. "Tuh kan gue bilang juga apa, hujan." ucap Sandi yang tak mendapat jawaban dari Vebi yang tengah menggigit bibirnya melihat adegan ciuman dilayar kaca. "enak tuh ciuman." lirih Sandi yang juga melihat adegan pada layar tv. Disaat bersamaan petir kembali menggelegar dan seketika mati lampu.
"shit!!!" umpat Vebi yang geram karena mati lampu. Ruangan pun seketika menjadi gelap gulita.
"Yah hp gue lowbet lagi." ucap Sandi yang menyadari ponsel nya akan segera mati. "Di cas." jawab Vebi sambil memainkan ponsel miliknya. "kan mati lampu Veb, lo maen apa sih." Sandi merapatkan tubuhnya dan melihat kearah ponsel Vebi. "main game, mau main apa lagi." "ya main main apa kek." jawab Sandi seraya menahan nafasnya yang mulai memburu karena dekat dengan Vebi, Vebi sendiri pura pura asik memainkan ponselnya, meski sebenarnya hembusan nafas Sandi di dekatnya membuat dadanya berdegup. Keduanya lantas saling diam memandangi layar ponsel sambil sesekali bergantian mengarahkan permainan, hingga lama kelamaan tangan Sandi dengan sengaja melingkar di perut Vebi, membuat suasana semakin mencekam. diluar hujan semakin deras dan angin begitu besar. Tangan Sandi yang awalnya melingkar di perut perlahan mulai bergeser naik, jemari Sandi perlahan lahan bergerak membelai payudara Vebi dari balik kaos ketatnya. membuat nafas Vebi mulai memburu. Vebi yang sadar jika pria disebelahnya itu adalah kekasih dari temannya mencoba untuk mengingatkan Sandi sambil menahan tangan Sandi dan meletakan ponselnya di lantai. "San, lo pacar Intan." Ucap Vebi seraya menahan tangan Sandi. "Intan gak akan tau selama kita gak cerita Veb." jawab Sandi dengan lembut seraya mendekatkan wajahnya dalam kegelapan. "tapi San." belum sempat Vebi melanjutkan ucapannya Sandi telah melumat bibirnya dengan lembut. Vebi mencoba menepis namun Sandi menahannya. keduanya pun lantas saling melumat. Tangan Sandi perlahan meremas dengan lembut dua bongkahan sekal milik Vebi, membuat nafas Vebi tak beraturan. jemarinya dengan nakal mencari bagian puting dan membelainya dari luar bh yang membuat Vebi begitu terangsang. Vebi merasa miliknya mulai basah, perlahan Sandi mengangkat kaos yang ia kenakan dan mengeluarkan payudara Vebi, bibirnya mulai mencecap secara bergantian puting Vebi yang berwarna coklat itu. Vebi semakin tak tahan, miliknya terasa semakin basah. Sandi yang merasakan setiap geliatan tubuh Vebi mengarahkan tangan nya kebagian Vag*na Vebi, perlahan namun pasti tangannya mulai membelai bagian vag*na Vebi dari luar. Vebi semakin menggeliat dan menggigit bibirnya, suara desahan mulai terdegar manakala jemari Sandi menekan bagian clit*rsnya. "ouh San....." lenguhnya panjang. "basah banget Veb." ucap Sandi sembari melepaskan mulutnya dari put*ng Vebi kemudian kembali mencecap benda favortnya itu. "ah san please....." teriak Vebi tak tahan, namun Sandi justru melepaskan tangan nya membuat Vebi frustasi. "ada yang lebih enak dari ini Veb." bisiknya kemudian sambil bangkit dan mengangkat kaki Vebi, Sandi lantas mengalungkan kedua kaki Sandi keatas bahunya dan mulai mengecupi vag*na Vebi dari luar. "akh San." pekik Vebi, Saat mulut Sandi dengan brutal mengecupi bagian V nya. Setelah itu menarik celana yang di kenakan Vebi hingga terlepas. dalam kegelapan ia dapat merasakan betapa rimbunnya lembah basah milik Vebi. "basah banget Veb." ucapnya seraya menjulurkan lidahnya menyapu cairan bening dan lengket itu.
"aaaaah....." lenguh Vebi panjang seraya menggeliat dan menahan kepala Sandi. Sandi terus memainkan lidahnya dan memasukan satu jarinya kedalam lubang milik Vebi yang sudah begitu basah. ia memompa jemarinya dengan lembut cepat disana. "ah ah ah San....arrrrrggghhhhtttt." Teriak Vebi kemudian dengan badan meliuk dan kaki yang menjepit kepala Sandi. "oh yes baby, lo klimaks." ucap Sandi kemudian bangkit membuka seluruh pakaian nya dan setelah itu mengecup bibir Vebi. "gantian giliran gue Veb." ucapnya kemudian seraya bangkit dan memasukan pen*snya kedalam mulut Vebi. Vebi pun mulai mengulum pen*s berukuran 17cm itu. Vebi mulai menjilati batang pen*s Sandi dengan lahap dan lidahnya terus menyapu batang, hingga memainkan satu persatu buah zakar sandi secara bergantian. "oh yes baby." lenguh Sandi merasakan nikmatnya sapuan lidah Vebi, Vebi bahkan lebih jago dibanding Intan. "ooouh, lo pinter banget nyepong Veb." racaunya sambil terus merintih nikmat. Vebi sendiri fokus menikmati pen*s Sandi yang lebih besar dari pen*s mantan pacarnya. ia kemudian duduk diatas Sandi sambil melepas kaosnya yang sudah berantakan dan memasukan pen*s Sandi kedalam Vag*nanya. "oh shit Veb, hangat Veb." ucap Sandi saat pen*snya tenggelam di dalam goa milik Vebi. "oooouh...San, ooouh." lenguh Vebi nikmat seraya menggoyangkan pinggulnya, ia begitu menikmati pen*s milik pacar teman nya yang terasa begitu penuh dan nikmat meyentuh dinding vag*nanya. "ouh yes, goyang baby." ucap Sandi seraya meremas payudara Vebi. Vebi terus menggoyangkan pinggulnya hingga sesuatu terasa akan segera meledak dan membuatnya mempercepat tempo permainan. Sandi yang paham lantas membantu memompa pen*snya dari bawah dan seketika tubuh Vebi pun bergetar hebat di iringi terikan. "aaaaaaa aaaa arrrrggght!!!!" teriaknya dengan keras sembari memeluk erat tubuh Sandi. "ouh yes, lo seksi banget Veb."ucap Sandi sambil membelai pipi Vebi. ia lantas merebahkan tubuh Vebi dan bergantian memandu permainan.
Sandy pun merubah posisi mereka, Sandy mencabut pen*s nya kemudian bangkit dan mengangkat kaki Vebi ke atas lengan nya kemudian menghujam kan pen*s nya kembali di vag*na Vebi.
"Ah ah ah...sayang ah.."
"Ah ah ..ah .San oooouh.." Vebi menurunkan sebelah kaki nya dan memiringkan tubuh nya, Sandy yang paham kemudian mengangkat sebelah kaki Vebi .
"Ah ah San ouhhh shit ...ah.."
Vebi merasakan pen*s kekasihnya itu terasa menghujam dalam dalam vag*na nya.
Setelah hampir lima menit Vebi kemudian menurunkan kaki nya dan Sandy membalik posisi Vebi menjadi menungging, kemudian memasukan kembali pen*s nya dan memompa dengan penuh tekanan, kegiatan panas mereka membuat keringat membasahi tubuh kedua nya.
Sandy menghujamkan pen*snya pelan pelan dan penuh perasaan sembari kedua tangan nya meremas payudara Vebi yang menggantung indah.
"Ooouh oh sayang." Racau Sandy sambil memejamkan matanya menikmati surga kenikmatan yang sulit untuk dijelaskan. Vebi sendiri terus mengerang di bawah tak perduli dengan siapa pria yang kini tengah menungganginya itu, yang ia rasakan saat ini hanya nikmatnya permainan liar Sandy.
Sandy meremas bongkahan indah dan sintal milik Vebi sambil mencekramnya kuat kuat saat menyadari pen*snya mulai berkedut dan siap menyemburkan bibit unggul kedalam rahim Vebi.
"Oh No!!!." Teriak Vebi yang sadar dan segera beringsut melepaskan diri dan berbalik badan mengulum pen*s Sandy membuat mata Sandy terbelalak dan menekan kepala Vebi yang berada tepat di pen*snya yang sudah di ujung kenikmatan.
"Oh shit sayang!!!." Teriaknya hampir gila dan memompa pen*snya dengan cepat di dalam mulut Vebi.
"A a a a a aaarrrghhht shit!!!." Umpat Sandy saat spermanya menyembur di rongga mulut Vebi. Vebi pun menelan habis sperma milik Sandy dan kemudian menjilati sisa sisa sperma yang ada di batang pen*s kekasih sahabatnya itu. Tubuh Sandy sendiri menggelinjang menahan geli akan sapuan lidah Vebi.
"Veb, aah." Erang nya seraya membanting tubuhnya di ranjang. Sedang Vebi kemudian mengecup bibir Sandy dan segera pergi ke kamar mandi untuk berkumur.
Tak lama setelah kegiatan panas mereka hujan pun reda dan Intan pun sampai kos kosan, dimana Vebi berada di dalam kamar dan Sandy tertidur di depan ruang tv.